Zaman dulu mencari figur seorang pemimpin sangatlah susah, tapi sekalinya dapat, mereka bisa menyenangkan hati rakyat, karena mereka dipilih oleh rakyat dan rela mengabdikan diri serta bertanggung jawab pada yang memilihnya. Sulitnya mendapatkan sang pemimpin dikarenakan adanya filosofi yang menyatakan bahwa menjadi seorang pemimpin itu seolah mempertaruhkan sebelah kakinya kedalam neraka. Karena itu seorang calon pemimpin sangatlah berhati hati untuk menerima tawaran menjadi pemimpin. Jadi pemimpin tidak hanya bertanggung jawab secara materil dan moril terhadap yang dipimpin saja namun lebih mengutamakan tanggung jawab ukhrawi. Disinilah sulitnya mempunyai keinginan menjadi seorang pemimpin bila berpegang pada filosofi diatas. Lain halnya dengan saat ini, orang berlomba lomba ingin menjadi pemimpin. Berbagai cara dilakukan agar mereka terpilih, bahkan dengan kata lain menghalalkan segala cara. Money politic, serangan fajar dan banyak lagi cara agar mereka terpilih menjadi seorang pemimpin. Jelas sangat bertolak belakang dengan filosofi diatas, mereka jelas jelas sudah telah mengingkari agama. Memang sungguh sulit untuk mendapatkan pemimpin yang ideal, yang berpegang teguh pada ajaran agama, menjalankan amanat undang undang, menjalankan amanat rakyat yang memilihnya. Akankah kita temui dan memilki figur pemimpin yang ideal????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H