Malas, malas, dan malas sebuah kata sederhana namun sangat terasa dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir disetiap waktu. Apa arti sebenarnya dari kata malas?, mengapa saat ini banyak orang malas bahkan tanpa alasan?, kapan kita bisa berhenti dari perilaku malas? Apa alasan kita untuk tidak mala?, siapa yang akan membantu kita untuk tidak malas?, Dan mengapa harus ada kata malas, apakah ada kata yang lebih menggambarkan kemalasan dari kata malas?.Â
Banyak sekali jika pertanyaan diatas diteruskan. Bahkan saya sendiri sulit melawan malas bahkan setiap waktu saya hanya ingin tidur, bersenang-senang, dan hal-hal yang hanya saya sukai meskipun hal-hal yang tidak saya sukai adalah sebuah hal yang sangat penting untuk kehidupan saya sekarang ataupun masa depan, entah di dunia ataupun di akhirat.
Untuk merubah semua hal yang berkaitan tentang malas seseorang tidak bisa melakukannya sendiri tetapi harus ada objek dan subjek serta hal-hal pendukung lainnya, tetapi seseorang tersebut harus benar-benar paham dan mengerti bagaimana dan seberapa batasan yang diperlukan dari objek, subjek, maupun hal pendukung tersebut. Karena faktor yang sangat menentukan adalah diri sendiri mengapa demikian? Â Karena memang semua hal kembali kepada diri sendiri seberapapun orang lain, lingkungan, ataupun hal lain yang memengaruhi tetap saja keputusan dan tindakan akan dilakukan berdasarkan jasmani dan rohani diri sendiri, entah itu secara sadar ataupun tidak sadar.Â
Dalam hal ini beberapa orang, kelompok, ataupun organisasi juga diperlukan untuk dapat memotivasi seorang pemalas mau secara perlahan menghilangkan kebiasaan malasnya tersebut. Seperti beberapa contoh berikut
       1.  Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME
       2.konsultasi pada konselor atau ahli psikologi
       3. mengikuti banyak kegiatan yang disukai
       4. mengikuti organisasi pada bidang yang disukai
        5. Dan masih banyak hal lain yang bisa dilakukanÂ
Tetapi dari beberapa cara bahkan banyak cara untuk menghilangkan kemalasan semua kembali pada individu masing-masing jika tidak ada tekat dan kemauan semua hal dirasa sangat sia-sia dan tidak akan ada kemajuan.Â
Untuk menjawab beberapa pertanyaan diatas lebih baik ditanyakan kepada yang benar-benar mengerti dan sudah pasti ahlinya karena saya bukan ahlinya dan juga belum mengerti benar mengenai hal tersebut, saya hanya mengetik hal yang ada dipikiran saya untuk menulis artikel tentang malas meskipun hanya dalam arti luas bukan terkhususkan.
Sekian dan terimakasih, Â banyak kurangnya saya mohon maaf. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H