Mohon tunggu...
RD. KEDUM
RD. KEDUM Mohon Tunggu... profesional -

Lahir dengan nama RD.Kedum, aktif di bidang seni-Teater, menulis cerpen, puisi, artikel, naskah drama, dan bahan ajar. Mengasuh sanggar seni KOASIS, Pengurus sanggar Seni KISLIRA, Ketua Forum Guru Bahasa Kota Lubuklinggau,Penasehat di FLP Lubuklinggau, Bersma Benny Arnas (penulis Nasional, Ferry Irawan AM, menggagas Forum Apresiasi Karya sastra kota Lubuklinggau.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Catatan Kedum

31 Agustus 2012   05:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MENUNGGU

Di sini aku masih menunggu:

bergulirnya permata dari bibir tipismu

sebab hati tak pernah berdusta

pada setiap tingkap yang terlanjur kau buka

Di sini aku masih menunggu:

menikmati sesyair “sayang’ sendumu

berayun jauh dari ujung laut

beriak

meniti gelombang

lalu kuyup

bersama rinai yang terpaksa harus tercurah

demi menghapus sejuta resah

engkau paksa

meski berat membelenggu rasa

lalu menguap

Di sini aku masih menunggu:

menikmati sendu awan kelabumu

lalu menggugurkan dedaun

merapuhkan semua ranting

menjatuhkannya,

membiarkannya menelusup ke bumi

lalu mati

/Silampari, 3 juni 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun