Mohon tunggu...
Ririn Oktivia
Ririn Oktivia Mohon Tunggu... karyawan swasta -

simple and cheerful..never ending for adventurer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ruang Pedestrian Kota Ini Semakin Sempit

17 Maret 2013   01:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiiiittttt...tiiiittttt...toooottttt....tottttt..itu bunyi klakson baik kendaraan roda empat ataupun roda dua yang membombardir suara klakson nya meriuhkan bisingan dan desingan suara mesin dan knalpot kendaraan yang berseliweran ketika saya melewati sisi salah satu jalan di kota Bandung ini.
Pengendara kendaraan bermotor itu tidak segan-segan membunyikan klakson nya untuk memberikan peringatan agar saya yang sedang berjalan kaki agar minggir, memberikan kesempatan untuk kendaraan bermotor tersebut lewat terlebih dahulu. Yang sering membahayakan dan sedikit membuat spot jantung adalah motor yang pastinya akan lebih sering lewat di sisi dekat bahu jalan.
Sebetulnya ini bukan pilihan saya turun menggunakan sisi jalan raya untuk berjalan kaki menuju tempat yang saya tuju. Pada awalnya saya berjalan di trotoar, namun ruang dan kenyamanan saya jalan di trotoar ini dalam jarak beberapa meter kedepan harus terganggu karena di atas trotoar tersebut berdiri kios rokok, gerobak yang menjual makanan misalkan gerobak bakso, batagor, dan lainnya. Bahkan terkadang kios rokok tersebut, juga menyediakan indomie rebus, nasi rames, dll. Yang otomatis ini akan disulap menjadi kafe minimalis yang memakan badan trotoar. Diatas badan trotoar tersebut berdiri meja dan kursi kayu, dan dipinggir kiosnya akan ada dapur terbuka, yang dimana tempat kompor untuk memasak hidangan para penjaja lidah yang mampir dan mencuci perabot yang sudah kotor.
Selain kios-kios tersebut, ada lagi yang tak kalah ingin meramaikan pemandangan di sisi jalan tersebut yaitu tukang tambal ban dan ada juga kios mini yang menyediakan pulsa.
Ketika semua ini hadir satu persatu, dan mungkin kedepannya akan semakin menjamur mewarnai sisi jalanan kota ini. Ini akan jadi pemandangan yang lumrah. Ada yang diuntungkan dan ada yang dirugikan/terganggu dengan adanya ini.
Diuntungkan yaitu dari sisi penjualnya, ini adalah lahan mereka mencari nafkah, dan ada juga pembeli yang memang lebih praktis untuk dekat dengan langsung apa yang diinginkan atau hanya untuk sekedar berisitirahat, merokok, melepas lelah sambil bercanda gurau dengan teman/kelompoknya.

Dirugikan dari sisi pengguna jalan yang akan merasakan kesulitan jika dihadapkan pada situasi ia harus rela turun ke sisi jalan raya karena lahan trotoarnya tidak menyisakan tempat untuknya. Dan ketika ia sedang berjalan, ia diklakson oleh pengemudi kendaraan roda dua yang ingin mendahului tidak sabar. Ini bisa sangat membahayakan karena bisa terserempet.
Kerugian lainnya yaitu gangguan pemandangan kota yang semakin semrawut. Ditambah bila sore hari tiba, jalanan sedang padat arus balik kerja. Biasanya ada beberapa orang yang mampir, atau memparkirkan kendaraan mereka begitu saja di jalan raya. Hal ini akan menambah kemacetan jalan.
Pemandangan dan problematika ini hanya sebagian kecil yang ada di kota ini, bahkan saya yakin di kota-kota besar lain pun ditemukan hal seperti ini. Ini tentunya menjadi kajian yang harus diselesaikan, ditata, dan seharusnya ada pihak yang bisa mengelola. Pihak pemilik jalan raya pun seharusnya tegas menindak, memberikan peringatan.
Nah, kita sebagai pengguna jalan juga seharusnya dituntut cerdas. Yaitu jika kita sedang berkendara motor memberikan kesempatan bagi pejalan kaki terlebih dahulu. Dan jika ingin membeli penganan atau keperluan lainnya. Usahakan mencari parkir di tempat yang telah disediakan agar tidak menganggu ruang kendaraan yang akan melintas.
Di lain itu kita juga harus menciptakan ruang yang nyaman bagi para pendatang yang berkunjung ke kota kita sendiri. Intinya kita harus ambil tanggung jawab pribadi, sebelum berharap pada pemerintah yang berwenang.
Enjoy week end..selamat menikmati Kota Bandung.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun