Mohon tunggu...
riyanto adji
riyanto adji Mohon Tunggu... -

Name Riyanto Sex/Marital Status Male/ Married Place & Date of Birth Tegal, April 09th 1979 Religion Moslem

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemilihan Presiden Mendatang, Rakyat Butuh Komitmen Bukan Janji

28 April 2014   21:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak bergulirnya reformasi di tahun 1998, banyak permasalahan yang dialami bangsa Indonesia terutama permasalahan ekonomi rakyat, mulai dari krisis moneter, harga harga barang kebutuhan pokok yang tidak stabil, minimnya pendapatan masyarakat, susahnya lapangan pekerjaan dan masih banyak lagi permasalahan yang muncul pasca lengsernya presiden Soeharto.

Awalnya, reformasi diharapkan menjadi tonggak pertama menuju kearah yang lebih baik karena selama masa orde baru praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) juga kronisme dalam kehidupan pemerintahan sangat kental, dan adanya kekuasaan otoriter tertutup, sehingga rakyat menginginkan adanya demokratisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Setelah reformasi berjalan selama 16 tahun dan presiden-pun telah berganti empat kali namun bukan perubahan atau perbaikan kondisi yang dihasilkan, melainkan banyak terjadi praktek korupsi yang merugikan keuangan negara sehingga muncul berbagai opini dikalangan masyarakat bawah “masih mending jaman soeharto, rakyat kecil hidup tenang dan sejahtera, beras juga gampang”. Opini inilah yang ahirnya di manfaatkan oleh beberapa orang untuk menarik simpati masyarakat demi kepentingan pribadi dengan membuat jargon “…. masih enak jaman ku toh?”.

Apakah ini berarti tingkat kepercayaan dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kepemimpinan presiden pasca Soeharto semakin berkurang atau malah cenderung semakin hilang?. Jika benar demikian, maka tugas terberat bagi calon presiden periode 2014 – 2019 adalah meyakinkan masyarakat seluruh Indonesia bahwa dibawah kepemimpinannya Indonesia akan lebih baik, bukan janji tapi bukti.

Masyarakat kecil lapisan bawah hanya berprinsip asal dapur ngebul, semua kebutuhan tercukupi, tersedianya lapangan kerja dan sekolah bagi anak anaknya mudah dan murah, siapapun itu presidennya. Memang tugas berat bagi seorang presiden terpilih nanti karena harus mampu keluar dari berbagai masalah yang menghimpit bangsa Indonesia.

Elit politik sudah mulai mengatur dan menata langkah guna mencari dukungan dalam pemilihan presiden juli mendatang, PDI-P dan Partai GERINDRA yang santer diberitakan serta memiliki calon kuat yang siap di usung sudah mulai melakukan koalisi dan lobi lobi politik dengan partai lain. Beberapa hari yang lalu juga muncul wacana adanya koalisi partai islam yang diprakarsai oleh Amin Rais dengan nama Poros Indonesia Raya, bagaimana kelanjutan dari koalisi ini belum ada perkembangan yang signifikan karena saat ini belum ada figur tokoh Islam yang memiliki pengaruh besar di Indonesaia.

Siapapun boleh mencalonkan diri menjadi presiden atau di calonkan menjadi presiden tidak perduli apakah dia berasal dari seorang politisi, akademisi atau militer atau bahkan pengusaha namun yang terpenting adalah komitmen dia dalam memajukan negara dan mengemban amanat rakyat.

Bukan elektabilitas atau popularitas yang dijadikan patokan bahwa presiden mendatang mampu membawa Indonesia lebih baik. Presiden mendatang adalah presiden yang memiliki jiwa nasionalisme yang kuat sehingga lebih mementingkan rakyat dan negaranya. Saat ini, banyak calon pemimpin yang berjanji akan lebih mementingkan rakyat tapi apakah janji bisa ditepati atau janji hanya sekedar janji.

Rakyat Indonesia tidak butuh janji dari seorang calon presiden tapi rakyat butuh komitmen kuat dari seorang calon presiden, komitmen bahwa akan lebih mementingkan rakyat di atas kepentingan partai atau golongannya atau juga kepentingan pengusaha pengusaha besar yang memiliki modal atau juga kepentingan pihak asing.

Presiden mendatang adalah presiden yang memiliki komitmen berani dalam mengambil langkah dan tindakan tegas terutama kepada para koruptor meskipun berasal dari partai yang sama atau masih ada hubungan kerabat.

Presiden mendatang adalah presiden yang memiliki komitmen lebih memihak pada kondisi ekonomi mikro yaitu lebih mendukung revitalisasi pasar tradisional dengan langkah pasca revitalisasi tidak meningkatkan harga sewa kios sehingga pedagang semakin giat dan semangat melakukan aktivitasnya.

Presiden mendatang adalah adalah presiden yang memiliki komitmen mampu meningkatkan hasil produksi pertanian karena selama ini dalam pemenuhan kebutuhan hasil pertanian, Indonesia masih tergantung pada barang impor  seperti beras, bawang merah, bawang putih, daging sapi, daging ayam dan masih banyak lagi komoditas pemenuhan kebutuhan impor.

Presiden mendatang adalah adalah presiden yang memiliki komitmen mau belajar dari negara lain seperti Malaysia, Singapore, Thailand dan China kenapa hasil pertaniannya meningkat bahkan mampu meng-export dalam jumlah banyak, selain itu tidak hanya belajar namun mau menerapkan ilmu yang diperoleh dari negara lain baik strateginya, kebijakannya dan langkah real yang harus dicapai. Sangat ironis jika Indonesia adalah negara subur dan memiliki daerah pantai yang sangat luas namun semua kebutuhan yang berasal dari sektor pertanian masih impor.

Presiden mendatang adalah adalah presiden yang memiliki komitmen mampu melindungi kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dari investor investor asing yang hanya ingin mengeruk kekayaan alam Indonesia. Investasi boleh asal menguntungkan negara Indonesia.

Presiden mendatang adalah adalah presiden yang memiliki komitmen dan faham betul empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga dia mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari dan memiliki jiwa nasionalisme yang bersumber dari dalam tubuhnya karena Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah harga mati.

Pemilihan presiden sudah di depan mata, saatnya kita memilih pemimpin yang layak menggantikan SBY dan melanjutkan tongkat estafet kepemerintahan Republik Indonesia untuk 5 tahun kedepan. Siapa yang layak menjadi presiden, semuanya kita serahkan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Semoga pemilu presiden 2014 menghasilkan presiden yang mampu membawa Indonesia pada sebuah perubahan yang jelas dan terukur sehingga cita cita mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai amanat pancasila akan terwujud.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun