Mohon tunggu...
riyanto adji
riyanto adji Mohon Tunggu... -

Name Riyanto Sex/Marital Status Male/ Married Place & Date of Birth Tegal, April 09th 1979 Religion Moslem

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghargai Waktu

10 Juni 2014   01:18 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:28 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Gunakana masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu

Gunakana masa kayamu sebelum datang masa fakirmu

Gunakana masa senggangmu sebelum datang sempitmu

Gunakana masa mudamu sebelum datang masa tuamu

Gunakana masa hidupmu sebelum datang matimu

Kalimat ini sering diucapkan orang tua namun dalam realisasinya kata kata ini jarang di perhatikan, kita sering lupa memanfaatkan masa sehat sebaik mungkin sehingga ketika jatuh sakit kita hanya mengeluh. Apalagi jika sakit yang kita alami adalah sakit keras yang perlu penanganan secara serius seperti operasi yang biayanya sangat mahal, kemana kita akan mencari uang ketika dalam kondisi sakit, kepada siapa kita akan meminta tolong mencari pinjaman atau mengajukan keringanan biaya pengobatan. Realita yang terjadi di negara kita adalah ketika ada seseorang sakit keras dan perlu penanganan secepatnya, namun tidak mendapat pertolongan dan meninggal dengan alasan tidak ada biaya.

Ketika masa muda orang bilang masa yang berapi api segala galanya serba penuh emosional bahkan cenderung temperamen, tidak mau kalah bahkan suka menunjukan kelebihan bahwa dirinya lebih kuat dan hebat dari yang lain, berfoya foya dan selalu mencoba hal hal baru yang identik merugikan dirinya sendiri dengan alasan agar disebut gaul, tidak sedikit anak muda yang tergelincir dalam pergaulan bebas seperti narkoba dan sex bebas tetapi ketika masa tua datang hanya penyesalan yang ada hidup jauh dari rasa nyaman dalam menikmati masa tuanya bahkan tidak sedikit orang yang di masa tuanya masih harus bertarung dengan hidup agar tetap bertahan hidup.

Di negara China, permasalahan yang disebutkan diatas bukan sebuah hal yang menakutkan melainkan hal yang sudah biasa dan lumrah terjadi karena hampir seluruh warga negaranya ketika mengalami sakit parah dan harus operasi misalnya mereka tidak akan panik karena pelayanan rumah sakitnya gratis, mulai dari biaya operasi hingga biaya pengobatannya.

Ketika masa tua datang mereka bisa menikmati masa masa pensiun seperti main bersama cucu tercinta, reuni dan kumpul bersama teman seusia, bercanda, tertawa bersama dan berdansa.

Semua yang dinikmati seperti pengobatan gratis dan uang pensiun ini bukan tanpa perjuangan keras melainkan hasil jerih payahnya ketika pada usia produktif (17 s/d 60 tahun) yaitu menggunakan waktunya secara baik dan maksimal.

Bekerja dengan penuh dedikasi dan pengabdian, jika dia seorang petani maka dia akan bekerja sebagai petani yang disiplin dan bekerja keras, begitu juga seorang buruh pabrik, karyawan, guru atau pengusaha mereka menerapkan pada diri pribadi disiplin dan bekerja keras.

Apakah mungkin seorang petani, seorang karyawan, seorang buruh pabrik, seorang pelaku bisnis bisa memperoleh fasilitas gratis dari rumah sakit dan uang pensiun? dan dari mana uang itu? apakah negara yang memberinya atau siapa donatur yang begitu berbaik hati memberikan uang pensiun kepada orang orang yang notabene bukan seorang pegawai negeri.

Ternyata jawabannya adalah uang pensiun semua berasal dari dirinya sendiri, pertanyaannya bagaimana bisa?

Pemerintah China menerapakan prinsip bahwa kita adalah individu yang harus mampu mengurus diri sendiri, prinsip inilah yang kemudian melahirkan ide agar semua warga negara berhak memperoleh pelayanan kesehatan gratis dan uang pension. Caranya yaitu ketika seseorang pada usia produktif dan bekerja, maka dia wajib menyisihkan uangnya untuk tabungan kesehatan dan pensiun, besar kecilnya nominal ditentukan oleh masing masing orang. Jika nominal yang disisihkan berjumlah besar maka uang jaminan kesehatan dan pensiun yang akan diterima kelak juga besar.

Uang pensiun dan uang kesehatan ini setiap bulan di setorkan ke salah satu bank yang sudah ditunjuk oleh negara untuk mengelola keuangannya dengan jangka waktu menabung minimal selama 15 tahun.

Satu hal yang perlu di acungkan jempol adalah ketaatan dalam menyetorkan uang setiap bulan, mereka tidak harus ditagih atau merasa terbebani tetapi dengan inisiatif pribadi, mereka membayar setoran tabungan kesehatan dan tabungan pensiun, mereka sadar bahwa ini semua demi kepentingan dan kebahagiaan mereka.

Masyarakat China sadar betul bahwa semua fasilitas yang dapat dinikmati tidaklah gratis melainkan perlu biaya dan yang bertanggung jawab dalam pembiayaan itu adalah dirinya sendiri.

Langkah ini sangat jitu dan terbukti, contohnya ketika seseorang sakit dan harus menjalani operasi di sebuah rumah sakit maka dia tidak akan bingung dan pusing karena dirinya telah siap siaga jauh sebelum hal buruk terjadi sehingga ketika di rumah sakit dia memperoleh fasilitas gratis dari jerih payahnya sendiri.

Ketika masa senja datang, rakyat China tidak akan panik karena masa tua yang telah disiapkan sedini mungkin oleh dirinya sendiri. Masa tua adalah masa dimana orang menikmati segala kebahagiaan.

Hampir di setiap taman yang tersebar di berbagai tempat di China, sering kita menyaksikan orang tua bersama pasangannya berdansa bersama menikmati iringan lagu, mereka bercnada dan tertawa bersama teman seusianya. Terlihat dari raut muka mereka tidak ada beban dan keluh kesah, jerih payah yang dirasakan di usia produktif kini menjelma menjadi belaian indah dimasa senja.

Pelajaran yang dapat dipetik dari masyarakat China adalah menghargai waktu, dimana pada usia produktif gigih bekerja keras dan disiplin kemudian menyisihkan sedikit hasil keringatnya untuk kesehatan dan masa pensiunnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun