Nama saya Riyanto, sekarang sedang menempuh S2 Ekonomi Pertanian di Jiangxi Agricultural University, tidak terasa sudah dua setengah tahun waktu berjalan di arungi di negeri panda dan dua setengah tahun juga usaha mengenalkan kebudayaan Indonesia telah di usahakan, dengan berbekal tekad dan kondisi seadanya ahirnya usaha memperkenalkan budaya lewat tarian tradisional Indonesia tercapai dan mendapat respon yang positif dari mahasiswa China dan mahasiswa asing lainnya yang menyaksikan tarian tradisional Indonesia.
Awal ketertarikan mengenalkan tari tradisional Indonesia yaitu pada acara budaya “Indonesian festival” yang diselenggarakan oleh mahasiswa asal Indonesia di Nanchang University, kami memcoba memperkenalkan tarian tradisional Indonesia.
Keinginan kuat untuk mengenalkan budaya terutama tari tradisional Indonesia meskipun dalam keadaan yang sangat terbatas, salah satunya adalah minimnya property seperti pakaian adat untuk menunjukan kemajemukan Indonesia namun ada banyak cara yang bisa ditempuh untuk bisa mengenalkan budaya dan tari tradisional Indonesia di luar negerikhususnya di China.
Pengalaman pertama ketika di acara Indonesian Festival bulan Juni 2012, yaitu menari jaipong dan tari khatulistiwa. Ketika menari jaipong, property yang digunakan seadanya yaitu hanya dengan kain samping, tali untuk latihan wushu, kaos rompi kusam dan slayer milik teman, saya beranikan diri untuk memperkenalkan tarian yang terkenal dari tatar sunda.
Begitu juga ketika menari khatulitiwa, bermodalkan keberanian dan property seadanya kita mencoba menampilkan kesenian tari tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Tari khatulistiwa adalah tari tarian dari bebagai daerah di Indonesia dan di racik dalam satu medley, yaitu berisi tari dari daerah Padang, tari dari daerah Batak, tari dari daerah Jawa, tari dari daerah Dayak, tari dari daerah Bali dan terahir tari dari Nusa tenggara Timur.
Sejak saat itu keinginan untuk mengenalkan budaya Indonesia melalui tari tradisional semakin kuat, beruntung di bulan Agustus 2013 saya dan teman teman mendapat kepercayaan dari Atase pendidikan KBRI Beijing untuk mewakili Indonesia dalam sebuah acara di Beijing yaitu Cultural and Art Exchange Week of International Youth, ada beberapa Negara yang andil dalam cara tersebut seperti India, Israel, Korean, China, Indonesia.
Kesempatan ini saya manfaatkan dengan sebaik mungkin, dengan tekad yang bulat ahirnya kita ikut serta mengenalkan budaya Indonesia melalui tari pendet dikolaborasikan dengan kecak. Berbagai cara ditempuh untuk menyukseskan agenda memperkenalkan budaya dan tari tradisional Indonesia. Kendala utama yang dihadapi adalah masalah kostum mengingat jumlah personil yang ikut menari adalah sebanyak 20 orang maka berbagai carapun di lakukan agar bisa muncul khas Bali, usaha kamipun berhasil dan siap untuk memperkenalkan budaya Indonesia lewat tari Pendet dan Kecak.
Hal tidak terduga muncul ketika masing masing negara diminta memberikan perform di waktu senggang sebelum pementasan dan tim sangat kerepotan karena hanya satu tarian yang telah di siapkan. Ahirnya tim berembug untuk menentukan pilihan ikut serta dalam perform atau tidak, hasil ahirnya adalah tim menunjuk saya untuk mewakili Indonesia.
Masalah kembali terjadi pada kostum karena semuanya tidak ada pemberitahuan dan persiapan, ahirnya dengan segala keterbatasan maka saya beranikan untuk mengenalkan budaya Indonesia berupa tari Topeng dari Jawa Barat.
Keinginan untuk mengenalkan budaya dan tari Indonesia semakin kuat ketika di ahir tahun 2013 saya dinyatakan lolos menerima Beasiswa Unggulan BPKLN (Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri)yang diberikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, walau hanya mendapat beasiswa selama 6 bulan namun beasiswa ini menjadikan semangat saya untuk menempuh ilmu dan memperkenalkan budaya di China khususnya di kota Nanchang semakin kuat hingga study saya selesai 2015 nanti.
Tanggal 6 Juni 2014 ada sebuah acara perpisahan kelulusan S2 di fakultas saya dan panitia menghubungi saya agar bersedia mengenalkan budaya Indonesia dalam acara tersebut mengingat saya adalah mahsiswa satu satunya dari Indonesia yang sekolah di sana. Dalam acara perpisahan ini, saya mencoba menampilkan tari dari daerah Bali yaitu Panji Semirang.
Ada kepuasan tersendiri ketika secara pribadi dengan segala keterbatasan mampu mengenalkan budaya dan tari tradisional Indonesia, selama saya masih menempuh study di China saya berjanji akan berusaha tetap memperkenalkan budaya Indonesia karena saya bangga sebagai anak Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
