Februari adalah bulan paling romantis di seluruh dunia, karena di bulan ini semua orang merayakan hari kasih sayang atau lebih dikenal dengan nama valentine day, berbagai cara orang mengungkapkan cintanya kepada orang yang di cintainya, tujuannya adalah menunjukan kepada dunia betapa besar cinta yang dimiliki dia untuk pasangannya. Apakah rasa sayang dan cinta ini hanya untuk pasangannya?
Sungguh pertanyaan yang simple tapi menggelitik, terkadang kita sering melihat seseorang dalam menyayangi sesuatu melebihi rasa sayangnya kepada pasangannya, bahkan tidak sedikit pasangannya selalu di nomor duakan, sebagai contoh adalah para pecinta mobl mewah, motor gede atau barang barang antik atau bahkan para pecinta burung kesukaannya yang selalu berkicau merdu setiap pagi. Orang orang yang menyukai hal hal diatas jarang bisa menjelaskan seberapa besar rasa sayangnya terhadap barang barang kesayangannya.
Begitu juga dengan Kota Bandung yang kini telah berusia lebih dari 402 tahun, banyak orang yang menyukai kota Bandung karena kota ini kota penuh sejarah dan perjuangan, selain itu kota ini selalu menyajikan sesuatu yang indah, sehingga ada orang yang menyebut Kota Bandung sebagi Paris Van Java. Namun, dengan usia yang cukup matang kini Kota Bandung telah menjelma menjadi Kota penuh dengan berbagai masalah, mulai dari macet, banjir, kepadatan penduduk dan pemukiman serta berbagai masalah perkotaan yang semakin kompleks.
Beruntung Kota Bandung memiliki Walikota yang berfikiran kreatif saat ini, sehingga hampir setiap hari sang Walikota selalu menawarkan tema yang menarik. Tema tema ini tidak lain adalah mengajak masyarakat Kota bandung untuk menjadi lebih baik dan tentunya menjadi Kota yang JUARA. Kompleks dan rumitnya permasalahan Kota Bandung membuat Walikota bekerja keras untuk memberikan pelayanan yang bagus demi kesejahteraan masyarakatnya. Namun, apakah tindakan Walikota Bandung mendapat dukungan warganya terutama bagi warga masyarakat dari lapis bawah?
Ahir ahir ini sering keluar suara sumbang dari beberapa warga yang merasa terusik di Kota Bandung, sebut saja pengamen jalanan dan pedagang kaki lima. Tindakan pengamanan pengamen dan pedagang kaki lima bukan tanpa alasan, namun hal ini dianggap kurang pro rakyat kecil karena usaha orang kecil sudah di usik. Sebenarnya, Walikota terpilih ini tidak membuat peraturan sendiri dalam pengamanan pengamen dan PKL, karena hanya mencoba melaksanakan peraturan peraturan yang telah di buat pada kepemimpinan Walikota sebelumnya, namun hal ini tidak disambut baik oleh pengamen dan PKL, bahkan dianggap Walikota terpilih mempersulit ekonomi rakyat kecil karena pada periode Walikota sebelumnya semua berjalan biasa dan tenang tenang saja.
Jika kita kaitkan antara tindakan Walikota Bandung dalam menertibakan pengamen dan PKL dengan valentine day, maka dapat kita lihat dengan jelas bahwa semua tindakan yang diambil ini karena rasa sayangnya sang Walikota terhadap Kota Bandung, sang Walikota begitu besar memiliki rasa sayang dan cintanya terhadap kota sejarah ini, sehingga beliau bertekad untuk mewujudkan sebagai kota juara, namun apakah rasa cinta dan sayang ini juga dirasakan sama oleh semua warganya?
Jika warga yang sayang dan cinta kepada Kota tempat dia tinggal, tentu mereka akan berbuat baik kepada kota tersebut, sebagai wujud nyata cinta dan sayangnya, tindakan riil yang dapat ditunjukan langsung oleh warga yang menyayangi dan mencintai kotanya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menambah beban polusi dengan berkendaraan pribadi baik mobil atau sepeda motor, selalu menjaga ketertiban umum dengan tidak melakukan usaha ditempat yang seharusnya bukan tempat berjualan.
Untuk membiasakan orang berbuat yang positif memang susah, terutama apabila kita menginginkan orang lain melakukan apa yang seperti kita inginkan, begitu juga ketika memberi masukan atau saran bagi warga Kota Bandung untuk melakukan hal positif yang dapat menguntungkan dirinya sendiri, namun hal ini sangatlah sulit terealisasi.
Cinta dan Sayang yang Merubahnya
Orang bisa itu karena sudah terbiasa, dan orang yang bisa mencintai serta menyayangi tentu akan terbiasa berbuat yang terbaik untuk yang disayanginya. Ketika cinta dan sayang itu tumbuh dalam hati, maka seseorang akan selalu memberikan curahan sepenuh hati kepada yang di cintainya. Awalnya memang sulit mencurahkan rasa sayangnya bahkan sulit untuk mengikuti apa kemauan dari yang dicintainya, namun karena setiap hari berusaha untuk memberikan yang terbaik agar tidak kehilangan yang dicintainya lama lama jadi terbiasa.
Hal serupapun dapat kita berikan kepada Kota Bandung, jika kita mencintai dan menyayangi Kota Bandung, kita harus mencoba mencurahkan rasa sayangnya sepenuh hati, apa yang menjadi keinginan kota Bandung coba kita ikuti, jika ada hal yang kurang berkenan ungkapkan dan coba cari jalan keluarnya. Awalnya memang sulit, namun jika hal ini dilakukan secara berlahan dan pasti, pasti kita akan terbiasa, sehingga mampu memberikan yang terbaik bagi Kota Bandung.
Jika rasa cinta dan sayang ini dimiliki oleh sebagian besar warga Kota Bandung, tentu tugas Walikota berserta jajarannya dalam mewujudkan Bandung Kota Juara akan mudah tercapai. Kemajuan suatu daerah tidak terletak pada pemimpinnya melainkan terletak pada warganya yang menginginkan sebuah perubahan yang lebih baik dengan tidak melahirkan permasalahan permasalahan baru.
Warga yang cinta dan sayang kotanya akan selalu menjaga kebersihan kotanya dengan tidak membuang sampah sembarangan, warga yang cinta dan sayang kotanya akan mentaati segala peraturan yang diberlakukan demi menjaga jati diri dan cirri khas dari kota itu, warga yang cinta dan sayang kotanya akan menjaga ketertiban serta keamanan kotanya dengan penuh tanggungjawab, sehingga akan selalu memberikan kenyamanan bagi orang yang ada dalam lingkungan kotanya. Warga yang cinta dan sayang kotanya akan selalu mencoba bersinergis dengan pemerintah kotanya dalam melaksanakan segala peraturan dan kebijakan yang telah ditetapkan, karena semua itu demi kesejahteraan bersama, yaitu kesejahteraan warganya.
Realita Yang Ada
Jika berbicara cinta, maka semua akan terasa indah karena selalu ingin memberikan yang terbaik untuk cinta itu sendiri. Namun, apa yang terjadi jika cinta dan sayang, kita dibenturkan dengan realita yang ada. Seperti warga Kota Bandung yang begitu cinta dan sayangnya sehingga semakin sulit untuk jauh dari Kota Bandung, ketika ketertiban dan keamanan mulai digalakan di Kota Bandung, ternyata banyak tindakan kontra yang dapat memicu emosi, dan banyak warga yang merasa dianiaya hatinya atas tindakan penertiban tersebut.
Tindakan Pemerintah Kota Bandung untuk membersihkan gepeng ternyata dianggap seperti tindakan yang tidak pro rakyat kecil, hingga saat inipun para pengamen masih senang berkeliaran di jalan jalan. Jika semua pengamen juga mengerti akan arti cinta dan keindahan Kota Bandung, maka semua akan sadar bahwa Bandung bukan butuh pengamen tapi ketenangan serta kenyamanan. Sepintas pernyataan ini seperti memangkas kreativitas pengamen, namun jika dicermati secara lebih jauh, hal ini justru seharusnya memicu para pelaku dan penggiat seni akan mencari jalan keluar untuk membuat sebuah komunitas seni sebagai ajang kreativitas yang provit. Jika konsep para pelaku dan penggiat seni (termasuk pengamen) bagus serta relevan kemudian ditawarkan kepada Pemerintah Kota untuk diakomodir dan direalisasikan konsepnya, sehingga komunitas seni ini bukan milik orang yang sudah terkenal atau yang punya modal tetapi milik semua, bahkan pengamen-pun memiliki kesempatan yang sama, maka kreativitas tanpa bataspun tidak akan terusik karena memiliki etika dan estetika dalam berkreasi.
Tindakan Pemerintah Kota Bandung dalam menertibkan PKL juga menyisakan suara sumbang yang sangat miris jika di dengar langsung. Suatu hari di jalan Juanda – Simpang Dago, satpol PP menertibkan semua perlengkapan dagang PKL dan para pedagang hanya pasrah ketika melihat barang yang menjadi asetnya dalam mengais rejeki harus diangkut oleh petugas, sebagian pedagang kebingungan karena persiapan untuk berjualan sudah sebagian siap, jika peralatan tenda dan kursi diangkut, maka pedagang tidak dapat berjualan, ahirnya bahan bahan yang telah disiapkan tidak terjual dan kerugianlah yang diterima para pedagang. Sepintas kejadian ini memilukan, namun tindakan Pemerintah Kota Bandung tidak bisa disalahkan karena jauh sebelumnya sudah mensosialisasikan terlebih dahulu mengenai larangan berjualan di bahu jalan terutama bagi para PKL.
Jika para PKL cinta dan sayang Kota Bandung, maka akan dengan tenang menghadapi permasalahan yang dihadapi dan mencoba untuk duduk bersama untuk mencari solusi bagi masalah PKL. Jika PKL perlu di relokasi apakah tindakan riil Pemerintah Kota Bandung yang akan dilakukan, apakah sudah menyiapkan tempat khusus bagi centra berjualan para PKL atau belum, atau hanya melakukan penertiban namun tidak memiliki solusi bagi permasalahan PKL. Semua ini bisa terjawab jika para PKL mau duduk bersama dengan Pemerintah Kota untuk mencari solusi yang tepat bagi masalah PKL di Kota Bandung. Jika perlu tempat khusus untuk berjualan bagi PKL berarti Pemerintah Kota Bandung harus mengusahakan lokasi khusus bagi PKL, namun yang menjadi pertanyaannya adalah apakah setelah ada tempat baru apakah dijamin bisa digunakan sesuai harapan.
Beberapa kejadian yang sering terjadi ketika tempat berjualan direlokasi, bukan keramaian yang diperoleh melainkan suasana semakin sepi baik dari penjual maupun pembeli, hal inilah yang menyebabkan para PKL kembali lagi tersebar di berbagai titik sehingga permasalahan PKL tidak kunjung selesai. Alasan para PKL enggan berjualan di tempat baru sangat bervariatif seperti harga sewa yang mahal, lokasi tidak strategis dan lain sebagainya.
Permasalahan inilah yang perlu diperhatikan secara cermat bagi Pemerintah Kota Bandung, karena jika siap merelokasi lokasi berjualan PKL, maka perlu berbagai hal yang disiapkan agar masalah yang muncul setelah relokasi, Pemerintah Kota Bandung sudah memiliki solusi cadangan bagi para PKL. Berbagai hal perlu di perhitungkan karena menyangkut hajat hidup orang banyak terlebih demi kelancaran roda ekonomi Kota Bandung. Semua elemen harus saling mengorbankan demi wujud cinta dan sayangnya ke Kota Bandung, Pemerintah Kota bandung tidak hanya menuntut agar warganya tertib dan taat peraturan, namun juga harus memberikan pelayanan serta solusi yang membikin nyaman serta aman warganya beraktivitas, terutama bagi PKL. Begitu juga dengan warganya, jika mencintai dan menyayangi Kota Bandung maka semua warga harus mengikuti apa yang menjadi peraturan dan keinginan Kota Bandung untuk menjadi lebih baik. Apabila ada hal yang kurang berkenan, maka gunakanlah musyawarah untuk mencari solusi terbaik bagi semua.
Jika rasa cinta dan sayang ini telah menjelma dalam diri semua warga Kota Bandung dan Pemerintah Kotanya, maka wujud sinergisitas untuk membangun Kota Bandung menjadi lebih baik serta menjadi juara akan sangat terwujud. Membangun kota harus saling berjabat tangan, saling melengkapi, dan saling rangkul, jika ada masalah selesaikan secara musyawarah dan cari solusi yang terbaik untuk sesama. Semua harus dilakukan demi wujud nyata cinta dan sayang kita kepada Kota Bandung. Semoga valentine day tahun ini menhadirkan kesejukan dan warna yang berbeda bagi Kota Bandung tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H