Mohon tunggu...
Mama Mia
Mama Mia Mohon Tunggu... -

simple and easy... terhitung sejak tanggal 1 April 2010... kami tidak lagi aktivis diblog ini... SELAMAT TINGGAL KOMPASIANA...! kunjungi kami di situs: visibaru.com salam

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana, Cerita atau Berita?

30 Januari 2010   04:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:11 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_64544" align="alignright" width="300" caption="google"][/caption]

Saya pendatang baru di rumah sehat kompasiana. Ya, “rumah sehat” yang menghubungkan sejumlah pasien dan dokter. Sinonim bahasa Melayu, rumah sehat dalam pengertian rumah sakit, kurang lebih demikian. Namun siapa yang sakit dan siapa yang menjadi dokter? Bisa dibolak-balik, pasien jadi dokter atau dokter berpura-pura bodoh, menyamar menjadi pasien. Ah, membingungkan!

Wow, saya menemukan lakon drama para penulis yang suka berganti peran, saling adu cerdas dan debat dengan latar pemikiran yang berbeda. Tegang, ambisius, tendensius dan rupa-rupa sius lainnya. Lebih menggelitiknya, ketika hawa panas menyerang dan nyaris membakar rumah sehat, dengan segera petugas pemadam kebakaran datang menyiram senyum. Gombal!

Di gubuk sehat ini juga saya terkadang tertawa geli, menyaksikan banyaknya puisi dan cerpen instan datang silih berganti. Isinya mempertontonkan akrobat jiwa yang lahir dari logika “akal pendek” yang sedang menari-nari mencari bentuk. Sambil dibumbui respon dari komentar-komentar puji-memuji, pengganti tepuk tangan yang tak mungkin terdengar diantara huruf-huruf yang indah itu.

Di pojok kanan bagian atas dari asrama sehat (template) blog ini, beberapa koleksi artikel milik penulis tamu dipajang bak iklan jamu sehat cap kaki lima. Konon katanya artikel-artikel itu milik dokter spesialis yang sekaligus bertindak sebagai pemain utama, wasit dan penjaga gawang. Dengan moto yang tersirat, “Mau Dibaca Silakan, Tidak Dilirik Juga Ngga Apa-apa”, yang pasti ngebul terus.

Pada bagian bawah, tampil beberapa judul artikel saling berebut rating; Populer, Tertinggi dan Terbanyak. Kompasioner harap-harap cemas menanti kebagian nongkrong di baris terdepan atau tidak muncul sama sekali.

Tak ketinggalan, kolom HL menjadi pusat kompetisi bagi kompasioner yang menanti jatah promosi dari belas kasihan sang admin. Temanya tergantung suhu dan cuaca yang berkembang di rumah sehat. Bahagia rasannya jika suatu saat artikel saya terpilih masuk HL. He he he, tapi saya tidak tertarik untuk dipromosi lho.

Tulisan-tulisan yang bermuculan, punya karakter, sifat dan makna yang khas serta bercorak warna-warni. Hitam putih, emas kemilau, pelangi dan juga abu-abu, menggambarkan isi kepala si penulis. Terkadang puisi menjadi politik, agama menjadi hiburan, cerpen menjadi penggoda, filsafat menjadi penyesatan, komentar protes menjadi koalisi anti rezim dan seterusnya.

Di ujung kebingungan itu, saya bertanya-tanya dalam hati: Kompasiana yang sedang saya singgahi ini adalah MEDIA BERITA atau PUSAT CERITA? Walaupun saya pahami bahwa berita kadang menjadi cerita dan sebaliknya cerita bisa menjadi berita.

Makasih ya, ini cuma cerita lho bukan berita!!!

salam cerita

Mama Mia SS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun