Mohon tunggu...
Muh. Luthfi Zarkasi
Muh. Luthfi Zarkasi Mohon Tunggu... -

Saya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan yang Masih Berbanding Lurus dengan Kemiskinan di Indonesia

7 Oktober 2013   21:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:51 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia memang pendidikan telah demikian gencar diselenggarakan, namun, beriringan dengannya ternyata ilmu yang diperoleh darinya belum dapat mengatasi kemiskinan, terutama di daerah-daerah pedesaan yang tergolong pinggiran atau pelosok. Hal demikian, sayang, banyak terjadi kepada kalangan pelajar yang telah mengenyam dunia pendidikan lama. Meski tidak sedikit juga dari mereka yang sudah berhasil.

Dan dikhawatirkan, keadaan tersebut masih akan terus berlanjut entah sampai kapan, seandainya tidak ada langkah pencegahan supaya menghindarkan generasi dari keterpurukan.

Hal ini tentu saja menjadi salah satu perhatian serius yang harus segera terjawab, penting, karena Indonesia masuk pada negara sedang berkembang di saat teknologi semakin canggih, sehingga harus mampu menyejajarkan bangsanya agar tidak tertinggal dengan negara lainnya. Masalah yang begitu vital sehingga membutuhkan penanganan lebih dari semua lapisan, utamanya dari pemerintah selaku pemegang dan pengendali kekuasaan.

Oleh karena dengan adanya penjabaran di atas maka perlu sekiranya kita menanyakan, bagaimana pendidikan di Indonesia ini bisa mengubah keadaan yang terpuruk menjadi sejahtera? Mengapa pendidikan berbanding lurus dengan angka kemiskinan di negara ini?

Diperlukan penyelidikan (penelitian) suatu masalah secara bersistem, kritis, dan ilmiah, untuk meningkatkan pengetahuan dan pengertian, dengannya diharapkan mendapat fakta baru, atau mampu melakukan penafsiran yang lebih baik terhadap permasalahan yang sedang terjadi, dalam hal ini yang sesuai dengan tema pendidikan dan kemiskinan.

Pendidikan dan kemiskinan memang dua hal saling terkait, akar dari permasalahan sosial. Dari dua tema penting tersebut lahir banyak pembahasan mengenai kasus-kasus sosial yang ada, seperti degradasi moral penyebab tindak kriminal. Berbagai bentuk kejahatan bermunculan, mulai dari anak-anak hingga dewasa bahkan orang tua. Semakin waktu seolah semakin nyata. Dalam banyak pembahasan, sikap kriminalitas bisa atau malah terjadi dikarenakan kemiskinan. Tentu tidak dapat disalahkan adanya pernyataan di atas, kebenarannya pasti. Dari bukti-bukti, faktor ekonomi berpengaruh besar pada tingkat tindakan seseorang untuk berbuat adil atau tidak. Terjepitnya ekonomi seseorang lebih banyak mendorong dirinya berlaku memaksa dan terpaksa, menyebabkan dirinya terperosok jatuh.

Pencurian, perampokan, dan kejahatan-kejahatan lainnya merebak begitu cepat dan liar. Kenapa justru di Indonesia, yang berbudaya, semua itu tumbuh subur? Mengapa tidak sejalan? Pendidikan belum benar-benar mampu mengatasinya. Adakah yang salah dengannya?

Banyak orang mencari jawaban dan berusaha mengungkapkan permasalahan yang ada, meski itu belum cukup membuat perubahan yang besar dalam dunia ajar-belajar. Rata-rata, mereka memberikan jawaban yang jelas namun masih sulit diterangkan terperinci. Pendidikan, bagi masyarakat pada umumnya masih jauh dari standar kualitas yang seharusnya dikelolakan. Ditambah antusiasme warga untuk mendapatkan pembelajaran masih kurang, kalah jauh, dibandingkan dengan negara-negara sedang berkembang yang mulai menunjukkan kebangkitan. Bisa kita lihat dan teliti, bahwa sebagian besar remaja di Indonesia belum benar-benar peduli, kepada betapa pendidikan sangat penting.

Juga, metode-metode belajar yang terkesan monoton bisa membuat area jenuh dan pasif, sistem pendidikan yang kacau disebabkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab, pemimpin-pemimpin yang berbuat seenak dirinya sendiri demi kepentingan pribadi.

Sekiranya diperlukan bagi kita suatu koreksi yang baik, tidak hanya pada pemerintah, tetapi juga semua kalangan. Tua muda, atas maupun bawah. Kita telah mengetahui keyakinan, seandainya bersama kita padu, sama-sama bekerja keras, saling memberi dorongan dan arahan, niscaya kesejahteraan dapat kita bangun khususnya melalui pendidikan. Dengan demikian, kebodohan akan sirna, pun kemiskinan akan berkurang bahkan tidak ada. Kita berharap besar, semoga upaya kita berbuah manis dan terwujud sesuai dengan cita-cita bersama. Mencerdaskan, kehidupan bangsa dan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun