Sejak berpisah dengan kekasih rahim ku, aku masih aja tidak lupa, soal kisah cinta yang setia darinya.Â
Tetap dibawa remang lampu pelita milik nenek, sebelum jauh pergi meninggalkan kenang kenangan. Aku pernah membuta luka kekasih ku.Â
Aku masih saja jauh lebih merindukan kekasih rahim ku, ketimbang merindukan doa dari siapapun. Sekalipun itu adalah dari Dirimu.Â
Pada lampu jalan. Aku masih ingat, ketika kekasih ku, membangun paksa, lalu menyuruhku. Secepatnya aku membasuh muka, ketika masih laman depan kerang air, ia telah berdiri di belakang, sambil berbisik.Â
"Nak jangan lupakan do'akan, Nenek ya, biar nenek mendapatkan Hidayatullah atas do'a mu"
Ia masih saja minta untuk tidak didoakan, memilih untuk mendoakan ketimbang didoakan.
Lampu jalan masih tertutup awan pagi, kami bergegas melangkahkan kaki ke Musholla.Â
Kesepian dan rindu menyakiti patah hati yang bahagia, kami masih saja sejauh itu berbincang tentang cinta.Â
Setalah pulang, ibu mengajak untuk berdoa bersama-sama sebuah pulang.Â
Tepat depan Rumah tua, kami ibu sempat menunduk sambil air matanya meneteskan,Â
Seraya tersenyum seketika.Â