Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, mengatakan, bahwa pembangunan MEF (minimum essential force) TNI hingga Renstra Tahap I 2010-2014 telah mencapai sekitar 38 persen dari pembangunan kekuatan dan pengembangan kemampuan, meski belum menyangkut pembangunan kesejahteraan dan upaya menjaga masa pakai Alutsista.TNI kembali akan merumuskan pemikiran, yang menjadi modal dalam implementasi Renstra TNI 2015-2019 yang telah diformat, guna mencapai kemajuan TNI yang lebih baik, yang setidaknya untuk jangka pendek satu tahun ke depan di tahun 2015.
TNI telah menyiapkan tiga Rencana Strategis (Renstra), yaitu Renstra Pembangunan dan Pengembangan Kemampuan TNI 2015-2019, Renstra Pembangunan Kesejahteraan Prajurit 2015-2019, dan Renstra Pemeliharaan dan Perbaikan Alutsista TNI 2015-2019. Ketiga Renstra tersebut merupakan kosistensi kita terhadap komitmen menjadikan TNI yang profesional, militan, solid, sejahtera, dicintai dan dibanggakan rakyat.
Panglima TNI juga mengingatkan agar penguatan kultur dan karakter prajurit juga harus menjadi bahan diskusi peserta Rapim, agar dapat menemukan solusi, untuk mengeleminasi sikap dan tindakan primitif prajurit, yang sering terlibat perkelahian dengan Polri, kasus narkoba, dan tindakan yang menyakiti rakyat.
Panglima TNI menjelaskan, bahwa materi Rapim kali ini membahas tentang evaluasi, melakukan refleksi ulang atas pembinaan yang dilaksanakan pada 2014 dan juga atas penggunaan kekuatan TNI pada 2014. Juga dipikirkan tentang bagamana pembinaan dan pengunaan kekuatan TNI ke depan. Termasuk menyiapkan Resntra Tahun 2015-2019 dan Tahun 2019-2024.
Dalam Renstra tahun ini, kalau sebelumnya hanya ada satu renstra dalam kontek pembangunan kekuatan TNI, kini ada tiga Resntra. Tahun ini membangun ksejahteraan prajurit dan renstra pemeliharaan dan perbaikan alutsista. Tiga Renstra itu antara lain tentang kesejahteraan prajurit, sistem penggajian, kompensasi, housing dan pangkalan, serta kesehatan.
Dalam hal Renstra perbaikan dan pemeliharaan alutsista, kata Panglima TNI,
saat ini pemerintah telah membeli alutsista yang canggih dan mahal, tapi kita belum memiliki rencana pemeliharaan.
“Ini berbahaya, maka dalam kurun waktu tertentu harus diperbaiki. Kalau tak tersusun dalam Renstra ini berbahaya. Kalau tak menyiapkan dana bisa-bisa di kanibal kanan-kiri,” ungkap Panglima TNI.
Pada Rapim kali ini juga dibicarakan isu-isu strategis, seperti memajukan stabilitas keamanan dan ketertiban di kawasan, dengan cara memperkuat kerjasam TNI dengan tentara negara lain di kawasan, baik ASEAN maupun Asia Pasifik. Di Asean, Panglima TNI membawa misi kuat TNI menjadi Big Brothers.Di kawasan Asia Pasifik, ada forum pertemuan, dimana sekitar dua bulan lalu telah dilakukan pertemuan dengan para Panglima se- Asia Pasifik, untuk membicarakan isu strategis.
Dalam kaitan misi TNI tersebut, Panglima TNI sudah melakukan kunjungan ke Philipina, Vietnam, dan China. Maknanya adalah bahwa sesama negara Asean harus saling memperkuat satu sama lain, dan hal ini ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko kepada Panglima negara China.
Markas Besar TNI menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2015 di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin, 22 Desember. Rapim dibuka Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko. Rapim dihadiri Kasad Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kasal Laksamana TNI Marsetio, Kasau Marsekal TNI IB Putu Dunia, Para Panglima Komando Utama, Asisten Panglima TNI dan Kepala Badan Pelaksana Pusat TNI.
Rapim TNI yang di gelar selama dua hari sejak 22 Desember -23 Desember ini, menghadirkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Adrinof Chaniago, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menkopolhukam Tedjo Edi Pujrianto, dan Menko Kemaritiman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H