Mohon tunggu...
Mirza Gemilang Gemilang
Mirza Gemilang Gemilang Mohon Tunggu... -

Berteman dengan pena dan kertas..

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Perang Dewasa Ini , Dimenangkan Negara yang Miliki Teknologi Tinggi

6 November 2014   12:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:30 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14152249161258804631

[caption id="attachment_351886" align="alignnone" width="640" caption="Wapres Jusuf Kalla di dampingi Menhan Ryamizard Ryacudu, buka Indodefence 2014"][/caption]

Rabu pagi, 5 Nopember, sekitar pukul 08.00 WIB pameran industri pertahanan bertaraf internasional Indodefence 2014 Expo & Forum yang dihadiri ratusan peserta dan insustri pertahanan dari mancanegara di buka Wakil Presiden Jusuf Kalla, di di Hall C, JiExpo Kemayoran, Jakarta-Pusat. Jusuf Kalla didampingi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, menekan tombol tanda secara resmi dibukanya pameran tersebut.

Wapres Jusuf Kalla dalam amanatnya mengatakan, kekuatan pertahanan yang dimiliki dalam suatu negara bukan berarti harus berperang, tapi untuk mencapai perdamaian. Suatu negara yang memiliki sistem pertahanan yang kuat, akan menang dalam peperangan, seperti pepatah yang mengatakan “the man behind the gun”.Perang yang dewasa berubah sesuai tuntutan jaman ini dimenangkan oleh negara yang mempunyai teknologi tinggi dan hal ini membutuhkan riset serta biaya yang besar.

PT Pindad, misalnya, dulu mengalami kejayaan karena berhasil membuat produk-produk pertahanan. Tapi, dalam perkembangannya perusahaan ini mengalami kemunduran,sampai-sampai dari memproduksi alat pertahanan berubah memproduksi panci. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, kini perusahaan tersebut bangkit kembali dan telah menjalin kerjasama dengan industri lain. Bahkan Panser Anoa buatan Pindad di beli negara-negara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam untuk misi perdamaian mereka.

Pada pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Indonesia berfokus pada peningkan fungsi kemaritiman. Kenapa? Karena kekayaan laut di Indonesia tidak akan dapat digali tanpa kekuatan maritim. Sebagaimana motto TNI AL “ Jalesveva Jayamahe” yang artinya dilaut kita jaya.

Pameran industri pertahanan yang berlangsung sekali dalam dua tahun ini menjadi ajang promosi industri pertahanan dunia, sekaligus media diplomasi untuk mencapai perdamaian dunia. Menurut Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, pameran ini merupakan bagian dari strategi diplomasi pertahanan dalam rangka mempromosikan perdamaian dan kemitraan.

Presiden Jokowi, ingin Indonesia hadir di antara bangsa-bangsa dengan kehormatan, dengan martabat, dengan harga diri. Indonesia ingin menjadi bangsa yang bisa menyusun peradabannya sendiri, menjadi bangsa besar yang kreatif yang bisa ikut menyumbangkan keluhuran bagi peradaban global. Semua pihak harus bekerja dengan sekeras-kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim.

Samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban Indonesia, kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra, memunggungi selat dan teluk. Pada pemerintahan Jokowi adalah saatnya untuk mengembalikan semuanya sehingga Jalesveva Jayamahe, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang kita di masa lalu, bisa kembali membahana.

Panser Cockerill, Produk Terbaru Pindad

Dalam ajang Indodefence kali ini, PT Pindad memperkenalkan produk terbarunya, panser 6x6. Panser ini dilengkapi sistem persenjataan (turret) dengan canon 90p. Produk terbaru ini diperkenalkan Pindad dengan nama”Pindad-Cockerill 90p”.

Pinda-Cockerill 90p lahir dari hasil studi dan kerjasama awak Pinda dengan tim dari Cockerill Maintentance & Ingenierie SA Defence (CMI). Kerjasama ini berangkat dari MoU yang telah disepakati dua bulan sebelumnya. Dalam MoU itu, Pindad bertugas mengembangkan kendaraan tempurnya, dengan basis rancang bangun anoa yang dimodifikasi dengan mesin diesel 6 silinder berkekuatan 340 tenaga kuda, monocoque body yang bisa menahan tembakan amunisi 12,7 mm, dan penggunaan teknologi double wishbone independent suspension untuk menjaga kestabilan kendaraan saat menembakkan kanon 90 mm-nya.

Sedangkan CMI yang dikenal dengan merek dagang Cockerill untuk kanonnya diberbagai belahan dunia, dalam skema ini sepakat melakukan proses alih teknologi dan rancang bangun bersama awak Pindad dalam memproduksi sistem persenjataan kanon 90 mm. Bila semua berjalan lancar, maka pada pertengahan tahun depan, Pindad dan Cockerill akan memulai fase joint production turret dengan kanon 90 mm. Proyek kerjasama ini melibatakan beberapa ahli dan staf kedua perusahaan tersebut yang akan berkantor pusat di PT Pindad di Bandung, Jawa-Barat.

Menurut James Caudie dari CMI yang bermarkas di Belgia ini, pihaknya akan mendukung upaya pengembangan kapasitas dan keahlian Pindad dan berjanji akan bersama-sama memasarkan produk baru ini dalam jaringan global CMI di berbagai belahan dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun