Marie Gequil (Isabelle Huppert) seorang guru kelas tekhnik di sebuah sekolah menengah, ia memiliki permasalahan pada metode pengajaran yang terkesan terlalu kaku serta terlalu berjarak dengan para murid. Alhasil di kelas ia tak mampu meredam tingkah laku murid-muridnya yang sering berlaku seenaknya, bahkan ia kehilangan respek dari para murid.
Keadaan ini membuat Marie kurang bersemangat saat mengajar, ia tak memiliki teman yang bisa menjadi tempatnya bertukar pikiran. Sang kepala sekolah (Romain Duris) terkesan sinis pada Marie serta tidak terlalu menanggapi serius permasalahan yang ada dikelas Marie, sementara Pierre (Jose Garcia) suami Marie tidak bisa menjadi teman bicara untuk Marie saat ia ingin mendapatkan solusi alternatif.
Meskipun kurang bersemangat namun Marie tetap mencari cara untuk membuat para murid lebih menghormatinya saat dikelas, ia juga mulai mendekatkan diri ke para muridnya termasuk ke salah satu muridnya yang penyandang disabilitas dan kerap menjadi korban bully yaitu Malik (Adda Senani). Sayangnya Marie masih mendapatkan penolakan termasuk dari Malik.
Suatu ketika saat berada di laboratorium secara tak sengaja Marie tersambar petir, sepintas tidak ada perubahan apa-apa pada tubuh Marie. Namun pada saat malam hari sekujur tubuh Marie dipenuhi bara hasil dari gelombang elektromagnetik yang membuatnya tidak bisa tidur, lalu saat di pagi hari Marie mendapatkan pasokan energi yang sangat besar sehingga ia begitu ceria dan bersemangat saat mengajar.
Keadaan tersebut terus berulang pada Marie yang membuat banyak perubahan sikap dalam diri Marie, hal yang mulai tidak dipahami oleh kepala sekolah dan suami Marie. Sedikit demi sedikit Marie mulai mendapatkan respek dari para muridnya termasuk Malik yang antusias saat diajak oleh Marie untuk membantunya di laboratorium. Kehebohan terjadi setelah salah satu murid sekolah tempat Marie mengajar ditemukan tewas terbakar, lalu diikuti serangkaian peristiwa aneh lainnya. Semua kecurigaan mengarah pada Mary dan Mary sudah tahu bagaimana bertindak untuk mengatasi semuanya.
Sayangnya Serge Bozon terkesan kehilangan arah saat mengarahkan genre film ini, di awal film terasa alur komedi gelap cukup kuat, namun dipertengahan menjadi genre science-fiction dan itupun tidak bertahan karena alurnya selepas itu mengarah ke genre drama. Imbasnya tidak ada esensi cerita yang betul-betul kuat merasuk setelah menonton karena hilang didalam ketidak jelasan genre.
Untungnya akting Isabelle Huppert cukup menawan di film ini, dengan kerapuhan dan sikap keras kepala yang ditampilkan melalui karakter Marie aktris asal Perancis ini mampu menghidupkan setiap adegan yang ia isi. Adda Senani dan Romain Duris juga cukup baik mengadaptasi karakter peranan mereka sehingga mampu memberikan warna lain dalam kisah film ini.
Memang film ini belum istimewa namun masih bisa menjadi pilihan bagi penggemar film buatan sineas Perancis karena adaptasi yang berbeda serta pendekatan unik terhadap sebuah novel klasik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H