Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Film

Resensi Film Duck Butter (2018)

9 April 2019   23:24 Diperbarui: 10 April 2019   00:12 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lala Costa dan Alia Shawkat (sumber: Screenshot/Dok. Pribadi)

I didn't write this song... but neither did Elvis.

Naima (Alia Shawkat) mendatangi sebuah bar untuk melepaskan kepenatan setelah mengikuti proses syuting sebuah film indie, meskipun selama proses syuting ia merasa kemampuannya diremehkan oleh sutradara.

Di bar tersebut ia bertemu penyanyi bar wanita bernama Sergio (Lala Costa), penyanyi yang cuma bisa bernyanyi tapi tak memiliki kemampuan olah vokal yang baik. Dari perkenalan singkat mereka berdua sepakat untuk menghabiskan malam berdua.

Naima harus menerima kenyataan saat ia dipecat dari produksi film indie padahal ia baru satu hari mengikuti proses syuting. Hal yang membawanya kembali untuk menemui Sergio, meskipun awalnya Naima hanya butuh teman berbicara namun keintimannya dengan Sergio kemudian membawanya kedalam sebuah hubungan yang serba rumit.

Bersama Sergio ia bisa menemukan sebuah pengalaman baru tentang percintaan hingga kehidupan yang ia cari. Naima tahu hubungan ini takkan lama dan dia harus menentukan arah sendiri tanpa melibatkan Sergio.

Lala Costa dan Alia Shawkat (sumber: Screenshot/Dok. Pribadi)
Lala Costa dan Alia Shawkat (sumber: Screenshot/Dok. Pribadi)
Film arahan Miguel Arteta ini mengangkat cerita tentang hubungan singkat dua orang wanita yang sama-sama kesepian namun tak pernah menemukan apa yang mereka cari. Agak sulit untuk mengikuti alur ceritanya karena terasa terlalu dipaksakan dan seringkali kehilangan cara untuk menghadirkan visualisasi cerita.

Menurut beberapa sumber semua dialog di film ini hasil dari improvisasi para pemeran, skenario hanya memuat gambaran adegan tanpa dialog, karena dialognya improvisasi maka sangat terasa sekali kurangnya kekuatan kata yang diucapkan para pemeran dan tentu saja sangat berpengaruh pada ritme cerita. Yang cukup mengganggu ada beberapa adegan yang kurang penting dan terkesan dipaksakan masuk untuk menambah durasi film.

Untungnya Alia Shawkat dan Lala Costa berhasil membangun chemistry yang baik, keduanya tampak menyatu dalam beragam intensitas emosi karakter yang mereka perankan. Alia Shawkat membuat karakter Naima yang labil dan kurang percaya diri lebih hidup, begitu pula Lala Costa yang memerankan karakter Sergio yang lincah, humoris, namun punya trauma saat kecil mampu tampil baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun