They can't close us down. We're pirates. That's why we're sitting out here in the middle of the freaking ocean.
Carl (Tom Sturridge) merapat ke sebuah kapal untuk bertemu dengan Quentin (Bill Nighy), ayah baptisnya. Ia dititipkan ke Quentin oleh ibunya sebagai hukuman karena kedapatan merokok ganja. Kapal tua bernama Radio Rock itu bukanlah kapal biasa melainkan sebuah stasiun radio yang bisa dikatakan ilegal karena tidak memakai frekwensi resmi pemerintah, stasiun radio tersebut melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah dalam penyiaran radio yang membatasi musik. Stasiun Radio Rock malah menyiarkan musik terus menerus sambil sesekali diselingi berita dan ramalan cuaca.
Carl mulai mengenal para penyiar dan kru di stasiun radio tersebut, mulai dari penyiar andalan asal Amerika bernama Count (Philip Seymour Hoffman), Dave (Nick Frost) penyiar bertubuh gemuk yang digandrungi banyak wanita, hingga Mark (Tom Wisdom) penyiar tampan yang jarang berbicara namun mudah menaklukkan wanita. Satu-satunya wanita di kru tersebut seorang koki bernama Felicity (Katherine Parkinson) si lesbi kocak. Belakangan Quentin merekrut kembali penyiar senior yang lama berhenti siaran namun kembali mengudara karena rindu dengan suasana dunia radio bernama Gavin (Rhys Ifans) yang kemudian memicu persaingan antara Gavin dan Count.
Sir Alistair Dormandy (Kenneth Branagh) seorang pejabat pemerintah Inggris sangat terobsesi untuk mematikan siaran Radio Rock, ia berusaha mencari cara untuk mewujudkan obsesinya hingga ia kemudian merumuskan sebuah rancangan undang-undang tentang kelautan yang membuat sebuah peraturan untuk menghentikan siaran Radio Rock.
Carl mendapatkan sejumlah pengalaman dan kejutan yang kemudian perlahan-lahan membentuk kepribadiannya, ia melihat bagaimana dunia Rock n Roll merasuki dunia radio beserta semua kegilaan yang melingkupinya. Ia juga menemukan fakta tentang ibunya serta siapa ayah kandungnya yang tak pernah ia ketahui sejak lahir.
Keputusan pemerintah yang mengesahkan undang-undang kelautan hasil rancangan Sir Alistair membuat posisi stasiun Radio Rock semakin tersudut. Namun Quentin dan para penyiar beserta kru menolak untuk berhenti, mereka tetap melakukan siaran meskipun resikonya mereka harus bertaruh nyawa demi mempertahankan cita-cita mereka untuk memberikan musik kepada para pendengar.
Sayangnya karena terlalu asyik berkomedi sehingga beberapa sub plot cerita hanya menjadi tempelan semata, salah satunya plot saat Carl mengetahui siapa ayah kandungnya tidak ada hal yang membuatnya greget sehingga seakan tidak ada pengaruhnya terhadap tema besar yang disuguhkan.
Dengan balutan track-track musik dari lagu-lagu terkenal tahun 1960-a mulai dari The Who, The Turtles hingga Rolling Stone film ini cukup membawa kita menikmati kembali lagu-lagu abadi tersebut. Richard Curtis yang dibantu Hans Zimmerman sebagai penata musik tahu dimana menempatkan track-track tersebut sehingga mampu mewakili suasana emosi setiap scene.
Meskipun mungkin ceritanya sedikit mengambang namun film ini cukup menghibur dengan balutan komedi serta musik yang mengisinya. Untuk para castnya semua pemain mampu tampil menghibur sesuai karakter peranannya, yang istimewa tentu saja performa akting mendiang Philip Seymour Hoffman sebagai penyiar yang begitu mencintai pekerjaannya plus kocak dan sedikit gila.