Mohon tunggu...
Ram Tadangjapi
Ram Tadangjapi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cuma senang menulis

Kutu Buku, Penggila Film, Penikmat Musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenang Edward Pesta Sirait, Sutradara Gadis Penakluk

13 Januari 2019   15:28 Diperbarui: 13 Januari 2019   16:06 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Edward Pesta Sirait adalah salah satu sutradara film/sinetron Indonesia yang cukup diakui reputasinya, ia telah menghasilkan sejumlah film bermutu yang telah mewarnai perjalanan sejarah perfilman negeri ini.

Edward Pesta Sirait lahir di Porsea, Toba Samosir pada 7 Agustus 1942 dari pasangan suami istri Hendrik Raja Sirait-Marta Br. Situmorang.

Bakatnya di bidang kesenian telah nampak sejak kecil dimana saat itu ia sering membuat semacam pertunjukan kartun sederhana dengan menggunakan bahan dari kartun bekas yang digerakkan dengan tali, saat remaja ia mulai menyukai film saat beberapa kali mencuri-curi kesempatan untuk menonton film di bioskop.

Edward Pesta Sirait kemudian mengikuti keluarganya ke Jakarta di tahun 1960-an awal dan selepas menamatkan sekolah SMA-nya di Jakarta ia kemudian mendaftarkan diri ke Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) setelah sebelumnya ia dua kali masuk ke 2 kampus berbeda dan lalu keluar karena bosan dengan pelajarannya.

Di ATNI bakat keseniannya ditempa sekaligus membuatnya semakin memahami bagaimana berkesenian dengan baik. Ia memulai karirnya di dunia perfilman ketika ia menjadi asisten sutradara Wahyu Sihombing saat mengerjakan sebuah film dokumenter di tahun 1966, di situ ia kemudian mulai belajar tentang produksi sebuah film. 

Setelah cukup lama menjadi kru di beberapa film dengan tugas yang berbeda-beda, Edo (begitu biasa beliau dipanggil) menerima tawaran untuk menjadi sutradara disebuah film anak-anak berjudul Chica ditahun 1977.

Tak disangka film yang dibintangi oleh Chicha Koeswoyo (artis anak-anak terkenal di era 70-an) ini mendapatkan respon positif dan tak ayal membuat nama Edward Pesta Sirait langsung banyak dilirik produser film, maka kemudian lahirlah banyak karya hasil besutannya yang berkualitas seperti Ira Maya Si Anak Tiri (1979), Gadis Penakluk (1980), Bila Saatnya Tiba (1985), dan Tinggal Sesaat Lagi (1986).

Racikan Edo di setiap filmnya juga beberapa kali membuat aktor atau aktris yang berperan di filmnya mendapatkan nominasi bahkan memenangkan piala Citra, salah satunya adalah Ita Mustafa yang meraih piala Citra pada ajang FFI tahun 1981 lewat film Gadis Penakluk. Uniknya untuk Edward Pesta Sirait sendiri meskipun tiga kali masuk nominasi FFI namun tak pernah memenangkan piala Citra.

Film layar lebar terakhir yang ditangani oleh Edward Pesta Sirait adalah Anakluh (2011) yang dibintangi oleh Rizky Hanggono, ia juga sempat menyutradarai beberapa sinetron termasuk beberapa episode Keluarga Cemara yang merupakan salah satu sinetron legendaris negeri ini.

Sabtu tanggal 12 Januari 2019 Edward Pesta Sirait menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang melawan penyakit diabetes yang menggerogoti tubuhnya, beliau sempat menjalani cuci darah beberapa kali sebelum akhirnya ia harus kembali ke Sang Pencipta. 

Selamat jalan bang Edo, terima kasih atas semua karya-karya filmmu yang memberikan warna bagi perfilman Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun