Saat ini bisa kita lihat tingginya angka polusi udara atau emisi yang terjadi, dapat di temukan di sekitar kehidupan kita, seperti asap kendaraan bermotor yang mengandung CO2, pembakaran minyak atau gas untuk pemanas rumah, atau menggunakan listrik yang dihasilkan dari batu bara, gas alam, dan minyak bumi, dan lain sebagainya. Emisi tersebut dapat berdampak pada iklim yang sering berubah-ubah bahkan mengakibatkan cuaca ekstrem pada suatu wilayah juga dunia, selain berdampak pada perubahan cuaca emisi juga menyebabkan kehilangan atau kerugian perekonomian hingga milyaran sampai triliunan rupiah.
Maka dari itu dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, dibuatlah pernyataan bahwa Indonesia berkomitmen akan mencapai SDG's pada 2030, serta komitmen untuk mencapai penurunan emisi secara signifikan pada 2030 nanti melalui  Strategi Pembangunan Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045.Â
Strategi ini perlu kita angkat dan dahulukan, sebab melalui startegi ini diharapkan Indonesia bisa keluar dari zona negara-negara yang termasuk dalam pendapatan per kapitanya menengah sebelum tahun 2045. Ada berbagai kegiatan yang bisa kita lakukan di kehidupan sehari-hari untuk mendukung strategi Pembangunan Rendah Karbon melalui gerakan Net-Zero Emission ini.
Pertama melakukan efisiensi energi, maksudnya dengan menghemat penggunaan energi yang kita pakai sehari-hari. Seperti mengurangi penggunaan listrik, mematikan alat elektronik yang tidak terpakai, dan lain-lain. Dengan pengurangan pemakaian energi, maka mesin akan lebih sedikit bekerja, dan emisi dari mesin berkurang. Selain itu, kita perlu mencari energi baru terbarukan dan ramah lingkungan, guna mengganti sumber energi lama yang membawa emisi lebih besar.
Kedua mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, sebab asap dari kendaraan bermotor mengandung CO2 yang dapat memperburuk emisi udara. Banyak kita temukan di jalanan bahwa setiap orang mengendarai kendaraan pribadinya, seharusnya untuk mengurangi emisi yang terjadi, tiap orang dapat menaiki kendaraan umum seperti bus yang memuat banyak penumpang, sehingga emisi dapat berkurang. Baru-baru ini telah ramai di bicarakan kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dari kendaraan bermotor, ada baiknya kita berlalih pada kendaraan listrik demi mengurangi emisi yang berlebihan.
Terakhir kita bisa ikut serta dalam pelestarian lingkungan, contohnya merawat dan menjaga  tanaman di perkarangan kita, berkebun, bertani, dan sebagainya. kita juga bisa ikut serta dalam program penanaman kembali atau reboisasi suatu hutan yang di adakan pihak-pihak pecinta lingkungan ataupun pemerintah. Ataupun melaporkan jika ditemukan ada limbah usaha tanpa diolah terlebih dahulu, di lingkungan sekitar.
Pemerintah merencanakan kebijakan guna mendukung Net-Zero Emissions ini, seperti terdapat kebijakan fiskal untuk menghapus subsidi BBM dan mengalihkannya pada penerapan pajak karbon. Dengan adanya pajak karbon, pemerintah berharap bahwa masyarakat dapat mengurangi penggunaan mesin-mesin yang dapat menghasilkan karbon di udara, seperti mesin kendaraan bermotor.
Itulah bentuk kegiatan di kehidupan sehari-hari kita yang dapat mendukung program Net-Zero Emissions, mulailah sesuatu dari hal yang kecil, kemudian ajaklah teman atau saudara kita untuk ikut melakukannya, maka dari hal kecil terebut kelak akan menjadi sesuatu yang kita harapkan. Pemerintah berharap dari rencana ini dapat meningkatkan pendapatan perkapita lebih tinggi dan juga meningkatkan PDB per tahun. Namun dibalik skenario ini terdapat pula hambatan yang harus segera diatasi pemerintah, maka diperlukannya kolaborasi antar pemerintah dan rakyatnya agar dapat terwujudnya Net-Zero Emissions sebelum 2045,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H