Kadang-kadang, kehidupan memberikan kejutan yang tak terduga ketika kita mungkin sudah berhenti berharap. Lima tahun yang lalu, aku mengucapkan salam perpisahan kepada seseorang yang diam-diam sangat berarti dalam hidupku -- seseorang yang selama ini hanya kupanggil "crush" karena perasaan ini tak pernah kusampaikan secara langsung.Â
Tak ada yang tahu, termasuk dia, betapa hangat dan damainya perasaan yang kurasakan saat berada di sisinya. Namun, hidup memisahkan kami; dia pergi meninggalkan kota untuk mengejar karier, dan aku pun melanjutkan hidupku.
 Selama lima tahun, tak ada komunikasi di antara kita. Tak ada kabar, tak ada pesan singkat, hanya kenangan manis yang selalu membayang dalam ingatan. Aku sering memikirkan, "Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah dia baik-baik saja?" Namun, seiring berjalannya waktu, akhirnya aku mulai melihat ini sebagai sebuah bagian dari hidup yang harus aku hadapi tanpanya.
Pertemuan Kembali di Suatu SenjaHingga pada suatu sore, saat aku pulang kerja, aku tak sengaja melihat seseorang yang tampak begitu familiar di seberang jalan. Awalnya aku ragu -- apakah benar ini dia? Tapi ketika mata kami bertemu, perasaan yang dulu pernah kurasakan itu kembali hadirBahkan lebih kuat dari sebelumnya.
Dia tersenyum padaku, senyum yang sudah lama tidak kulihat. Kita berdua mendekati satu sama lain dengan sedikit kekakuan namun penuh kebahagiaan. Di balik senyum itu, ada banyak kenangan yang tiba-tiba terasa hidup kembali.
Ada banyak kenangan yang tiba-tiba terasa hidup kembali di balik senyum itu. Rasanya seperti tak ada waktu yang berlalu;dia masih orang yang sama, hanya terlihat lebih dewasa dan penuh cerita yang belum kuketahui.Â
Menerima miliki waktu bersama dengan merenungi jejak masa laluSuatu pilihan yang tepat: menikmati duduk di kafe di sekitar sana. Saat menikmati secangkir kopi, kami saling bertukar pertanyaan tentang kehidupan kami masing-masing.Ternyata ada banyak perubahan yang telah terjadi, namun ada hal-hal yang tetap tak berubah. Aku mendengarkan ceritanya tentang tempat-tempat yang ia kunjungi, pengalaman kerja yang ia jalani, Â dan tawa serta harapannya dalam hidup. Obrolan mengalir tak terhenti, tanpa ada batasan.Â
Kami berbagi cerita tentang impian, kesibukan, bahkan masa-masa sulit yang harus dihadapi tanpa kehadiran satu sama lain.Satu hal yang tetap konsisten, adalah keberadaan perasaan nyaman. Waktu kami mengenang kenangan lama, kadang-kadang tawa kita meledak, yang membuat beberapa orang di kafe itu memandang dengan penasaran.Â
Tapi aku tak peduli -- aku bahagia berada di sini,bersamanya lagi. Keputusan untuk Bersama KembaliSaat malam mulai larut dan kota perlahan sunyi, aku memberanikan diri bertanya, "Apakah pernah terlintas di pikiranmu, tentang bagaimana jika kita dipertemukan kembali?" Dia tersenyum kecil, dan tanpa ragu menjawab, "Aku juga sering berpikir begitu.
 "Perasaan itu ternyata tak hanya ada di hatiku, tapi juga di hatinya. Kita memutuskan untuk mencoba melanjutkan cerita yang dulu sempat terhenti.
Kali ini, tiada sebarang keraguan, tiada sebarang perasaan terpendam.Kita sependapat untuk memulai lembaran baru bersama, dengan lebih kedewasaan dan kesiapan menghadapi perjalanan cinta yang mungkin penuh tantangan.Â