Mohon tunggu...
VRISCA OKTA VIANDITA
VRISCA OKTA VIANDITA Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Pribadi Singkat

13 November 2021   13:00 Diperbarui: 13 November 2021   13:01 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Detik demi detik pasti dilalui semua makhluk hidup dan tidak akan pernah ada kesempatan untuk kembali lagi ke masa lalu. Beda orang tentunya pasti beda cerita, beda waktu dan beda moment. Itulah hidup yang terus mengejar detiknya.. Waktu adalah anugrah pemberian yang sangat luar biasa dari Tuhan Yang Maha Esa.

Banyak moment kehidupan pengalaman pribadi seseorang yang telah dikerjakan. Mulai dari masa kecil, dewasa, hingga masa tuanya. Sudah banyak moment yang telah saya lalui hingga usia yang beranjak 20 an di tahun ini.

Dalam artikel ini saya akan menceritakan sedikit cerita singkat, sejenis cerpen pengalaman pribadi dari kehidupan saya.

Sebelumnya saya disini mau menjelaskan tentang siapa identitas saya. Nama saya adalah Vrisca Okta Viandita, Yang lahir di Kota Pahlawan yakni Kota Surabaya pada tanggal 22 Oktober 2002. Saya dilahirkan dari pernikahan ibu dan ayah saya yang bernama Ibu Riana dan Ayah Fahri. Ibu saya yang berasal dari kota Nganjuk, Jawa Timur. Dan ayah saya yang berasal dari kota Malang, Jawa Timur. Saya memiliki 2 bersaudara. Saya mempunyai kakak laki-laki yang sedang duduk di bangku perkuliahan sama seperti saya. Namanya adalah algi, Yang berusia kurang lebih 23 tahun. Saya kira sudah cukup untuk menjelaskan tentang Silsilah singkat dari keluarga saya, dan kembali pada topik awal yang akan saya ceritakan.

    Pengalaman Pribadi Masa Kecil Yang Lucu.
Terlahir di era 2000-an membuat generasi kecilku dahulu tanpa sentuhan elektronik di genggaman hari-hariku. Pengalaman hidup masa kecil bisa dibilang sangat mengesankan dan lucu menggemaskan. Serasa ingin balik ke dunia tersebut lagi. 

Ketika bangun tidur yang ada di pikiranku hanya tentang pertemanan dan permainan di dunia luar rumah bersama sanak teman. Sementara saat ini, anak-anak telah terkena virus gadget yang membuat mereka terlena dengan digital yang merajai tubuhnya. Hidup anak zaman sekarang sangat jauh berbeda dengan kehidupan pada zaman dahulu. Asupan instan selalu menjadi rujukan pertama mereka. Terpental masalah selalu keluh kesah yang terucap dari benaknya. Padahal susah payah adalah kunci generasi kita dalam mengarungi kerasnya hidup di masa depan kelak.

Eits mengenai cerita pengalaman pribadi masa kecil yang lucu dan penuh drama natural seorang bocah kecil. Mari kita lanjutkan caritanya. Dahulu ketika bangun tidur anak selalu disuruh dan dianjurkan membantu orang tua mereka dalam menyiapkan segala rupa untuk hari itu sebelum berangkat sekolah. Setelah sekolah pun kita sebagai generasi non-gadget juga selalu mencari cara agar bisa bermain bersama, meski bukan melalui gadget online seperti yang sekarang ini. Namun kita justru terlihat bahagia secara utuh. Dalam canda tawa dan bentuk raut muka sudah terlihat dari mata orang tua kita. Seolah tidak ada kata bentakan yang membuat sakit hati kita maupun hati orang tua kita. Luapan emosi pun dapat diredam karena seringnya bertemu dengan banyak orang.

Dalam permainan bersama teman selalu saja ada ide baru yang bisa kita ciptakan. Seperti main masak-masakan , main petak umpet , dan peemainan lainnya. Nah dari situlah awal mula terbentuknya karakter produktif dan selektifnya masa kita. Ya, semoga anak sekarang bisa benar-benar memanfaatkan momen mereka agar tidak terjebak dengan gurih dan manisnya di depan benda berkaca.

Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Mempunyai tempat tinggal yang sederhana sudah cukup bagiku untuk bertahan hidup dan berkembang. Di usiaku yang saat itu masih sangat anak-anak yakni berusia 6 tahun , aku masih belum mempunyai wawasan yang luas. Aku yang saat itu duduk di bangku SD kelas 1 , yang kemana-mana terkadang masih suka diantetin orang tua ku. Manja sih, tapi mau gimana lagi namanya juga masih anak SD

Saat SD aku masih sangat polos, dan memiliki banyak teman. Seiring berjalannya waktu, 6 tahun sudah aku lulus SD.
Dan pada akhirnya aku masuk di salah satu SMP Islam yang ada di surabaya. Disinilah tempatku menimba ilmu, dan menadapatkan banyak teman serta mempelajari hal-hal baru yang unik. Waktu itu masih sekitar tahun 2016-2017, saat itu penggunaan gadget masih belum seperti sekarang. Pengalamanku saat duduk di bangku SMP sangat banyak dan tentunya berkesan. Masuk sekolah yang masih offline dan belum ada pandemi tentunya hal-hal seperti itu yang saya kangeni sampai detik ini. 

Walaupun dulu sekolahnya fulldayy , tetapi tidak pernah bosaj untuk berangkat sekolah. Mulai dari jam 7 pagi sudah ada apel atau upacara pagi, setelah itu dilanjutkan dengan mengaji bersama sesuai dengan julid masing-masing. Ohya, sebelumnya ini sekolahku islam , jadi ada semacam ngaji pagi wajib, dan itu wajib diikuti oleh seluruh siswa yang ada di sekolah tersebut. Setelah mengaji dilanjutkan dengan masuk di dalam kelas masing-masing dan memulai pelajaran dengan baik. Sesampainya pada pukul 11.00 Istirahat pertama pun tiba, saatnya semua siswa beristirahat. Seperti biasa aku yang setiap hari selalu dibawakan bekal dari orang tuaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun