Mohon tunggu...
112_Bagas Prasetyo
112_Bagas Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Permainan Sensorik terhadap Perkembangan Otak Anak Balita

23 Desember 2022   04:30 Diperbarui: 23 Desember 2022   04:35 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sensory play dapat menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan kreatif bagi anak. Anak-anak belajar keterampilan penting seperti pemecahan masalah dan berpikir kreatif. Anda dapat melakukan ini dengan menggunakan barang-barang di sekitar rumah. Manfaat yang didapatkan bagi kecerdasan otak ketika anak mulai dikenalkan sejak dini dengan mainan sensori seperti membantu perkembangan kognitif, stimulasi motorik halus dan motorik kasar, perkembangan bahasa, melatih kreativitas dan imajinasi, dan meningkatkan bonding orang tua dan anak. Serta untuk mainan edukasi berbasis matematika dapat membantu anak agar anak menjadi cerdas, kreatif dan inovatif, matematika menajamkan penalaran anak, serta matematika membantu memupuk keberanian dalam menyelesaikan masalah saat masa perkembangan anak balita.

Potensi dan kecerdasan anak berkembang dengan dorongan yang tepat sejak usia dini. Peran orang tua sangat penting karena mereka yang pertama kali mengajak anak berkomunikasi, agar anak paham bagaimana berinteraksi dengan orang lain melalui bahasa. Dunia anak adalah dunia bermain dalam kehidupan anak, dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain. Seorang filsuf Plato Yunani adalah orang pertama yang memperhatikan dan melihatnya pentingnya nilai bermain praktis. Lebih mudah untuk anak-anak belajar berhitung melalui situasi permainan. Permainan dapat digunakan meningkatkan keterampilan dan kemampuan tertentu pada anak-anak. Menurut Mulyadi , bermain biasanya dikaitkan dengan aktivitas yang dilakukan anak secara spontan. Permainan memiliki lima arti yang dinikmati anak-anak dan memiliki nilai intrinsik. memiliki tujuan eksternal, motivasinya lebih bersifat internal.

Anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun. Di situlah mereka berkembang paling cepat. Anak-anak dapat belajar banyak konsep dasar melalui bermain. Pada usia prasekolah, anak harus menguasai berbagai konsep dasar tentang warna, ukuran, bentuk, arah, besaran, dll. Konsep dasar ini lebih mudah dipelajari anak melalui bermain. Dilihat dari sumber kegembiraannya, permainan dibagi menjadi dua bagian, yaitu permainan aktif dan permainan pasif. Sedangkan jika dilihat dari aktivitasnya, permainan dapat dibedakan menjadi empat bidang, yaitu permainan fisik, permainan kreatif, permainan imajinatif dan permainan manipulative. Permainan   sensoris   pada   anak menjadi   hal   yang   sangat   penting   (krusial)   bagi perkembangan   otak   anak.   Lima   hal   yang   perlu   diperhatikan   ketika   akan   melakukan permainan  sensoris  adalah  look,  touch,  listen, feel dan taste.
Tahapan bermain menurut Piaget adalah sebagai berikut:
Permainan statis (± 3/4 bulan - ½ tahun)
Bermain terjadi selama perkembangan kognitif sensorik motor, 3-4 bulan lalu, yang belum terklasifikasi aktivitas bermain. Kegiatan ini hanyalah kelanjutan dari kesenangan yang diperoleh, misalnya dengan makan atau mengganti sesuatu. Jadi merupakan pengulangan dari yang sebelumnya dan disebut asimilasi reproduksi.
Permainan simbolik (± 2-6 tahun)
Ini adalah fitur periode praoperasional, ditemukan antara usia 2 dan 6 tahun, ditandai dengan permainan imajinatif dan kepura-puraan. Pada kali ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba banyak hal yang berkaitan dengan konsep ruang, kuantitas, kuantitas dll.

Variasi Permaninan Sensorik

Permainan Pencocokan Memori
Permainan pencocokan memori atau permainan kartu sederhana memungkinkan anak usia dini bekerja secara intelektual melalui masalah untuk menemukan jawaban atau solusi. Ada ratusan aktivitas pencocokan memori untuk dipilih, akan tetapi tidak peduli yang mana akan anda pilih, semuanya melibatkan pengembangan keterampilan yang sama: 1. Membedakan sebuah barang atau beberapa barang. 2. Mengingat barang. 3. Mencocokan baarang. 4. Megidentifikasi pencocokan barang. 5. Menemukan pasangan bisa sangat memuaskan dan membuat anak sangat bangga dengan penemuan mereka.

Teka-Teki
Teka-teki memberi anak-anak kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mereka memecahkan masalah dengan mencari tahu bagian mana yang mana cocok atau tidak cocok. Permainan  ini melatih anak usia dini memecahkan masalah dan berpikir lebih logis. Karena hanya ada satu cara untuk memecahkan teka-teki (bagian pantas atau tidak), permainan ini juga mengajarkan anak cara melakukannya menjadi orang yang lebih sabar.
Sebagai orang tua, perhatikan hal ini dan dorong anak-anak anda untuk melakukannya menemukan bagian yang tepat ketika mereka menjadi tidak sabar. karena orang tua harus bisa mengajarkan anak untuk lebih sabar dalam menyelesaikan masalah dan tidak menggunakan emosi.

Peran Orang Tua untuk Melatih Sensorik Otak Anak Balita

Potensi dan kecerdasan yang dimiliki oleh anak akan berkembang melalui pemberian stimulasi yang tepat pada rentan usia dini. Sehingga apa yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan anak pada tahap selanjutnya. Peran orang tua sangat penting karena orang pertama yang mengajak anak untuk berkomunikasi, sehingga anak mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain menggunakan bahasa. Lingkungan (keluarga) adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak (Hidayat dalam Werdiningsih& Astarani, 2012).
Peran aktif orang tua dalam perkembangan anaknya sangat diperlukan, apalagi dengan anak yang masih berusia di bawah lima tahun atau masih balita. Peran orang tua sangat penting dalam memberikan kesempatan anak untuk berlatih, memberikan asupan yang tepat dan memfasilitasi dengan media yang dapat mempengaruhi perkembangan sensorik anak balita. Pemberian rangsangan untuk perkembangan sensorik harus dilakukan secara terus menerus. artinya tidak berhenti pada satu rangsangan saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun