Mohon tunggu...
Puspita Wasita
Puspita Wasita Mohon Tunggu... pensiunan pln -

Alumni psy UI, organisasi : GLG,alumni pln Jateng,alumni smam Crb,Mina Pertiwi. Hobby: :menyanyi,jalan2,poco2,nulis2,nyawang org2 cakep.Motto : Dont ever given up

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kami Kehilangan Sahabat Lagi

5 Agustus 2015   16:13 Diperbarui: 5 Agustus 2015   16:23 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sampai dirumah aku masih menikmati masakan lebaran. Malam hari ketika kami selesai sholat isya, tiba2 istri sabahat pertama kami, telepon sambil menangis, menyatakan bahwa suaminya sahabatku, sedang dirawat di RS dengan kondisi koma. Astagfirulah waladziim.....kok bisa begitu, padahal tadi pagi kami berciuman, padahal tadi pagi sehat sekali,berpisah dengan penuh kegembiraan, ada apa gerangan, begitu mengagetkan rahasia Tuhan ini.

Kami bergegas ke rumah sakit, langsung menengok ke ruang ICU terlihat sahabatku tergeletak tidak sadar dengan mesin ventilator membantu nafasnya. Aku dan suamiku terpekur, tidak mengerti, pedih terlalu dalam sehingga kami tidak bisa menangis meraung raung....

Ternyata sahabatku mendadak tensinya naik, menjadi 180/90...dan langsung pembuluh darah otaknya pecah, malah ke batang otaknya, MBO alias mati batang otak. Suatu keadaan yang tanpa ampun dan tidak bisa ditolong kecuali ada mujizat dari Allah swt.

Ya Allah begitu kecil artinya kami tanpa diriMU, hamba tidak berdaya..ampuni kami ya Allah.betapa cobaan ini begitu berat bagi kami.

Tiga hari kemudian sahabatku menghembuskan nafasnya, dia tidak akan menimang cucu pertamanya, padahal cuma tinggal 5 bulan lagi,kini semua meratap, tapi itu sudah keputusan Tuhan, apa yang bisa kami perbuat kecuali tawakal dan iklas adanya ?

Sekarang kami tinggal berdua, suamiku dan satu lagi sahabatku. Mata kami saling menatap nanar, entah apa yang akan terjadi, siapa dulu yang akan dijemput, bagai menunggu bom waktu.

Tapi kami harus tetap semangat karena kami yaqin dengan semangat yang besar kami akan tetap bertahan.

Kita juga harus berjuang karena tanpa perjuangan tidak akan mencapai cita cita kita.

Juga kita harus berkorban karena kami yaqin tidak ada pengorbana yang akan sia sia.

Dan terahir jangan putus asa, karena dengan keputus asaan hanya akan membuat kita lemah.

Dengan sisa2 tenagaku aku tetap menjadi menyemangat suamiku, apapun yang terjadi ,seburuk apapun kita harus siap, tawakal dan iklas, termasuk siapa tau aku dulu pedamping yang akan dipanggil. Who konw kan ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun