Mohon tunggu...
Ihsan Rijal Pratama
Ihsan Rijal Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional Bandung

Basket, Games, Scientific

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pengelasan Bawah Laut: Pengertian, Mitigasi Risiko, Prosedur K3 Elektro

5 Januari 2025   19:30 Diperbarui: 5 Januari 2025   18:35 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Underwater Welding (Sumber: https://pipelinengineering.wordpress.com/wp-content/uploads/2016/01/5c8dcab3fc5ae9aa84c43859d60e1bb1.jpg)

Latar Belakang

Pengelasan Bawah Laut adalah teknik vital dalam berbagai industri, terutama konstruksi dan reparasi struktur bawah laut seperti platform minyak lepas pantai,  pipa bawahlaut, dan lambung kapal. Meskipun krusial, pekerjaan ini memiliki risiko yang signifikan tinggi bagi para penyelam las. Kondisi lingkungan air laut yang ekstrim, dikombinasikan dengan bahaya inheren dari proses pengelasan, menuntut penerapan K3 yang ketat dan komprehensif. Dengan begitu pengelasan bawah laut harus dilakukan oleh penyelam yang memiliki sertifikasi khusus. Mereka menggunakan peralatan selam dan peralatan las yang dimodifikasi untuk dapat beroperasi di bawah air. Teknik ini memiliki aplikasi yang luas, namun juga menimbulkan tantangan unik dalam hal keselamatan kerja.

Pernyataan Masalah 

Berdasarkan latar belakang, tingkat kecelakaan kerja dalam pengelasan bawah laut masih relatif tinggi. Tentunya ada beberapa faktor yang menyebabkan hal terrsebut dapat terjadi. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan tingkat kecelakaan kerja dalam pengelasan bawah laut masihh relatif tinggi:

1. Kurangnya kesadaran dan pemahaman akan risiko yang terkait dengan pengelasan bawah laut.

2. Ketidakpatuhan terhadap prosedur K3 yang telah ditetapkan.

3. Kurangnya pelatihan dan supervisi yang memadai.

4. Penggunaan peralatan yang tidak sesuai atau tidak terawat dengan baik.

Mitigasi Risiko

Pengelasan bawah laut memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pengelasan di darat. Beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai antara lain: 

1. Sengatan Listrik: Air merupakan konduktor listrik yang baik, sehingga risiko sengatan listrik bagi penyelam las sangat tinggi.

2. Ledakan: Gas hidrogen yang dihasilkan selama proses pengelasan dapat terakumulasi dan memicu ledakan jika tidak ditangani dengan benar

3. Dekompresi: Penyelam las berisiko mengalami dekompresi jika naik ke permukaan terlalu cepat setelah berada di kedalaman tertentu

4. Tenggelam: Peralatan yang rusak, kehabisan udara, atau terjerat dapat menyebabkan penyelam tenggelam.

5. Cedera Akibat Tekanan: Bekerja di bawah tekanan tinggi dapat menyebabkan barotrauma, yaitu cedera pada telinga, sinus, atau paru-paru.

6. Hipotermia: Suhu air yang dingin banget dapat menyebabkan hipotermia jika penyelam tidak menggunakan pakaian pelindung yang memadai.

7. Visibilitas Terbatas: Kondisi air yang keruh dapat menyulitkan penyelam untuk melihat dengan jelas dan meningkatkan risiko kecelakaan.

8. Kondisi Lingkungan: Arus kuat, hewan laut, dan struktur bawah air dapat membahayakan penyelam las.

Prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada Pengelasan Bawah Laut

Untuk meminimalkan risiko dan memastikan keselamatan kerja, berikut adalah prosedur K3 yang wajib diterapkan dalam pengelasan bawah laut:

1. Pelatihan dan Sertifikasi: Penyelam las harus memiliki sertifikasi dan pelatihan  khusus untuk pengelasan bawah laut. Pelatihan ini mencakup teknik pengelasan bawah air, prosedur keselamatan, penanganan darurat, dan penggunaan peralatan khusus.

2. Perencanaan yang Matang: Sebelum memulai pekerjaan, lakukan perencanaan yang detail, termasuk penilaian risiko, pemilihan peralatan, dan prosediur darurat. Perencanaan yang matang akan membantu mengidentifikasi potensi bahaya dan menentukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

3. Pemeriksaan Peralatan: Pastikan semua peralatan, termasuk peralatan selam dan las dalam kondisi baik dan terawat dengan baik. Peralatan yang rusak dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan membahayakan keselamatan penyelam.

4. Penggunaan APD yang Tepat: gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang seusai, seperti pakaian selam kering, helm las bawah air, sarung tangan isolasi,dan sepatu safety. APD berfungsi untuk melindungi penelam dari bahaya sengatan listrik, cedera, dan hipotermia.    

5. Komunikasi yang Efektif: Pastikan komunikasi yang jelas dan efektif antara penyelam las, pengawas di permukaan, dan tim penyelamat. Komunikasi yang baik sangat penting untuk  koordinasi dan penanganan situasi darurat.

6. Pemantauan Kondisi Penyelam: Pantau kondisi penyelam las secara terus-menerus, termasuk kedalaman, waktu menyelam, dan pasokan udara. Pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi dini tanda-tanda kelelahan, dekompresi, atau masalah kesehatan lainnya.

7. Prosedur Darurat: Siapkan prosedur darurat yang jelas dan latih tim penyelamat untuk menangani situasi darurat seperti kecelakaan atau penyelam yang hilang. Prosedur darurat yang terencana degan baik dapat membantu menyelamatkan nyawa dalam situasi kritis.

8. Manajemen Kelelahan: Terapkan sistem kerja bergilir dan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan penyelam yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

9. Pengendalian Lingkungan: Sedapat mungkin, kendalikan faktor lingkungan seperti arus dan visabilitas untuk menciptakan kondisi kerja yang lebih aman.


Data atau Fakta Pendukung

 1. Menurut data dari Health and Safety Executive (HSE) Inggris, tingkat kematian dalam penyelam komersial, termasuk pengelasan bawah air, adalah sekitar 20 kematian dari 100.000 penyelam per -tahun. (Sumber HSE,"Diving statistic 2020")

2. Sebuah studi oleh National Institute for Occupational Safety and Healt (NIOSH) Amerika Serikat menemukan bahwa sebagian besar kecelakaan dalam pengelasan bawah air disebabkan oleh kegagalan peralatan, prosedur kerja yang tidak aman, dan kurangnya peltihan. (Sumber: NIOSH. "Preventing Occupational Fatalities in Underwater Welding and Cutting Operations")

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun