Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji keanekaragaman Spesies Arthopoda dikawasan Setu Patok, Cirebon, yang merupakan habitat alami dengan potensi keanekaragaman hayati tinggi. Penelitian ini menggunakan metode observasi untuk mengidentifikasi spesies Arthopoda. Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing spesies memiliki karakteristik morfologi unik yang mendukung adaptasi mereka terhadap habitat lokal. Selain itu, spesies ini memainkan peran penting dalam  ekosistem, seperti penyerbukan, kontrolvegetasi, dan sebagai bagian dari rantai makanan. Adaptasi morfologis yang diamati mencakup mekanisme kamuflase, struktur tubuh untuk mobilitas, dan pola makan herbivora yang sesuai dengan ketersediaan sumber daya di lingkungan sekaligus mendukung keseimbangan ekosistem di Setu Patok.Â
Keywords:Arthropoda, Setu Patok, keanekaragaman hayati, adaptasi morfologi, ekosistem
PENDAHULUAN
Filum Arthropoda termasuk kelompok hewan invertebrata dengan tingkat keanekaragaman di dunia. Kelompok ini mencakup berbagai makhluk hidup seperti serangga, laba-laba, kupu-kupu, dan kelabang, yang memiliki ciri khas berupa tubuh bersegmen, eksokelekton keras, serta kaki yang bersendi. Arthopoda dapat ditemukan diberbagai jenis habitat mulai dari daratan, perairan tawar, hingga lautan. Keanekaragaman ini mencermjnkan kemampuan mereka untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekaligus menunjukkan peran penting mereka dalam ekosistem,misalnya sebagai penyerbuk, pengurai, pemangsa, maupun sumber makanan bagi makhluk lain. Beberapa spesies Arthropoda juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan seperti sebagai bahan pangan atau bahan industri, meskipun ada juga yang menjadi hama atau penyebar penyakit(Azhima.R, 2023).
Setu Patok, sebuah kawasan perairan alami di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memiliki fungsi ganda sebagai destinasi wisata sekaligus habitat yang kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Lingkungan di Setu Patok mencakup perairan, tumbuhan rawa, dan daratan, sehingga menjaditempat tinggal berbagai spesies Arthropoda. Kehadiran mereka di ekosistem ini sering kali dijadikan indikator kualitas lingkungan, mengingat beberapa spesies sangat peka terhadap perubahan seperti pencemaran atau kerusakan habitat. Oleh karena itu, mempelajari spesies Arthropoda di kawasan ini menjadi penting untuk. mengetahui keanekaragaman hayati yang ada dan memahami keseimbangan ekologis yang mendukung keberlangsungan ekosistem di Setu Patok.(Qira'ati.M,2022).
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ilmiah kali ini, riset ini dilakukan pada tanggal 21 November 2024 di wilayahSetu Patok Cirebon, menggunakan metode penelitian kualitatif melalui eknik pengambilan data observasi (pengamatan). Adapun hewan yang dipilih sebagai bahan riset adalah kupu-kupu mimik(Hypolimnas misippus), belalang kukus hijau (Atractomopha crenulata), dan belalang kayu (Valanga nigricornis) sebagai spesimen yang dapat dijumpai di wilayah Setu Patok. Hewan-hewan ini dipilih karena mudah ditemukan di lingkungan Setu Patok serta memiliki keunikan morfologi yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui spesies morfologi Arthropoda yang terdapat pada wilayah Setu Patok, untuk mengetahui peranan spesies di wilayah Setu patok, dan untuk mengetahui adaptasi morfologi spesies arthropoda yang mendukung kelangsungan hidup diwilayah Setu Patok, untuk mengetahui peranan spesies di wilayah Setu patok, dan untuk mengetahui adaptasi morfologi spesies arthropoda yang mendukung kelangsungan hidup diwilayah Setu Patok. Selain itu, teknik pengambilan data dilakukan melalui observasi langsung pada lokasi penelitian.Â
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Jenis jenis dan morfologi spesies Arthophoda yang terdapat pada habitat Setu Patok.
Hewan yang dikategorikan sebagai arthropoda mempunyai kaki dan kuku yang tersegmentasi. Arthro yang artinya ruas dan podos yang artinya kaki adalah dua istilah Yunani yang membentuk istilah Arthropoda. Arthropoda adalah hewan tripoblastik dengan simetribilateral dan selomasi penutup kitin dan kerangka luar membentuk tubuh arthropoda, yang meliputi kepala, dada, dan perut. Untuk membuat segmen lebih mudah dipindahkan, biasanya terdapat area di antara segmen tersebut yang kekurangan kitin. Arthropoda mengalami ekdisis, atau pergantian kulit, pada waktu tertentu. Filum terbesar dalam kingdom hewan adalah Arthropoda dimana memiliki jumlah spesies yang lebih banyak dibandingkan gabungan semuafilum lainnya Hewan yang mendominasi di muka bumi ini adalah artropoda.  Karena merupakan filum terbesar, arthropoda dapat ditemukan di dataran rendah, dataran tinggi, dan hutan.  Serangga merupakan salah satu kelas antropoda yang sering terlihat. Arthropoda dapat bertahan hidup di udara, laut, air tawar, dan darat (Setiawan J 2019).