Mohon tunggu...
Ferry Rpn
Ferry Rpn Mohon Tunggu... -

Hanya coretan penghias bibir yang bisa kuberi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu Bukan Babu

23 April 2016   21:58 Diperbarui: 23 April 2016   22:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sembilan bulan ia menanggun derita
Bertahun-tahun ia menahan dehaga
berkali-kali ia menangis mendoakanmu
setiap usahanya semata untuk melihatmu bahagia

Ia membesarkamu dengan penuh kasih sayang
namun balasanmu hanya membuatnya bersedih
kau maki, caci dan hina dirinya
kau anggap ia sampah hanya karena kemiskinannya

Ia belai dengan penuh cinta yang begitu ikhlas
namun kau balas dengan membuat hatinya menjerit
terlunta-lunta ia menghidupi sisa umurnya
ia tak pernah berharap kau membalas kasih dan sayangnya


ia begitu ikhlas membesarkanmu
kau suruh ini itu tetap ia turuti
ia berusaha agar engkau tak kecewa
hingga kau dewasa ia mengasuh tampa imbalan

setelah kau berjaya, ia bahagia dalam diam
ibumu bersykur dengan setiap sujud dan do'anya
linangan air mata menjadi penutup rindunya
adakah engkau sadari itu?

apa balasanmu yang begitu engkau banggakan?

Ingat wahai anak manusia
Hargai kasih sayang ibumu
sebab ia bukan Babumu

 

Tinggalkan komentar yang bersifat positif dan bersifat motivasi

Terima Kasih

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun