Mohon tunggu...
Achmad Kamaluddin Machrus
Achmad Kamaluddin Machrus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pemula

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Indonesia Terpengaruh oleh Bahasa Asing

28 Oktober 2021   12:00 Diperbarui: 28 Oktober 2021   12:05 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga berperan dalam kelangsungan kehidupan manusia. Sesederhana apapun bahasa tersebut pasti akan mempengaruhi peradaban manusia di kawasan tersebut. Bahasa merupakan alat penghubung logika antara manusia. Dengan bahasa manusia dapat menciptakan kesepakatan, menyampaikan aspirasi, berpolitik, dan juga menciptakan aturan-aturan yang dapat ditaati. Hal yang juga membedakan kita dengan makhluk hidup lainnya. Diluar sana tercatat lebih dari 7000 bahasa yang tersebar di seluruh dunia. Bahkan di Indonesia pada 2019 tercatat sebanyak 801 daerah yang tersebar di wilayah Indonesia. Bahasa Indonesia hanya satu dari banyak angka yang telah disebutkan. Sehingga Bahasa persatuan memiliki peluang untuk terus berkembang. Bertemunya dua bahasa dalam satu tempat dapat disebut dengan kontak bahasa. Hal tersebut dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu berkembangnya suatu bahasa dan kepunahan bahasa tersebut.

       Awal berkembangnya bahasa Indonesia diawali dengan peristiwa sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, teks tersebut mengatakan, "Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Pemuda pemudi yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara memutuskan untuk berkumpul dan merapatkan bahasa persatuan, agar perjuangan bangsa merebut kemerdekaan lebih mudah karena dapat memahami satu sama lain. Dan juga meninggalkan kisah lama dengan berjuang untuk daerahnya sendiri. Pentingnya bahasa bagi kehidupan sosial. Kemunculan Bahasa Indonesia tidak lepas dari peran Mohammad Tabrani Soerjowitjitro yang saat itu menentang keras pernyataan Muhammad Yamin tentang bahasa Melayu adalah bahasa persatuan. Sampai diresmikan sebagai bahasa nasional pada 18 Agustus dalam Undang Undang Dasar 1945, yaitu disebutkan bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).

              Bahasa Indonesia pada awalnya adalah bahasa Melayu yang tumbuh dan berkembang. Pada masa itu pengguna bahasa Melayu lebih dominan dibandingkan bahasa lain. Bahasa Melayu lebih mudah dimengerti dan dipelajari bagi penutur baru karena lebih sederhana dibandingkan bahasa lain. Selain itu, bahasa Melayu saat itu digunakan sebagai bahasa perhubungan, tidak hanya di wilayah Nusantara tetapi hingga kawasan Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683 M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M (Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).

Bahasa Indonesia juga dipengaruhi bahasa-bahasa dari bangsa Eropa dan Timur Tengah yang datang entah untuk berdagang, berdakwah ataupun menjajah. Bahasa-bahasa yang mereka bawa menimbulkan kontak bahasa yang pada akhirnya menjadikan gejala Interferensi bahasa dan integrasi bahasa. Bahasa yang juga mempengaruhi bahasa Indonesia adalah bahasa belanda. Bangsa belanda tercatat 350 tahun menjajah Indonesia pastinya akan meninggalkan bekas, peninggalannya antara lain politik, hukum dan bahasa. Banyak bahasa Belanda yang terintegrasi kedalam bahasa Indonesia. Fenomena integrasi bahasa menguntungkan bahasa penerimaan karena memperkaya kosakata bahasa penerima. Kosakata asing yang sering digunakan oleh seorang dwibahasa seiring waktu akan merasa nyaman menggunakan kosakata tersebut. Namun bisa dikatakan integrasi bahasa apabila masyarakat luas menggunakan kosakata tersebut bukan hanya sebagian orang saja. Kosakata belanda yang diwarisi Bahasa Indonesia antara lain, bengkel, kantor, knalpot. Ada pula kosakata hasil Interferensi.

       Interferensi bahasa terjadi karena bahasa pertama tidak memiliki istilah yang tepat untuk digunakan, sehingga menggunakan istilah dibahasa kedua. Tetapi seiring waktu kosakata atau istilah tersebut dimodifikasi dari beberapa aspek yaitu, aspek kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna (semantik). Oleh karena itu bahasa asing sangat mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Bukan hanya bahasa Belanda yang dibawa karena penjajahan, bahasa Portugis dan bahasa Bangladesh yang terbawa karena perdagangan, dan bahasa arab dan india terbawa karena dakwa atau penyebaran agama. Bahasa Indonesia dari masa ke masa semakin berkembang seiring bertambahnya kosakata baru dan padanan bahasa asing. Namun bahaya juga turut menghantui, karena masyarakat masih sangat jauh dari pemahaman bahasa Indonesia yang baku. Apalagi remaja yang saat ini lebih nyaman menggunakan bahasa asing ataupun bahasa gaul. Oleh karena itu, belajar bahasa Indonesia yang baik dan benar itu sangat penting bagi kelangsungan bahasa Indonesia bahkan bangsa Indonesia itu sendiri. Karena bahasa adalah bagian dari masyarakat, dan masyarakat adalah bagian dari negara itu sendiri.

       Sebagai bangsa Indonesia tidak perlu malu menggunakan bahasa Indonesia. Karena banyak sekali bangsa lain yang datang ke Indonesia semata-mata untuk belajar bahasa Indonesia. Yang saat ini lebih dikenal sebagai BIPA (Bahasa Indonesia Untuk Penutur Asing). Mereka datang bukan karena faktor ekonomi, atau ingin mempelajari lebih dalam bahasa Indonesia. Dan nantinya akan mengajarkan bahasa Indonesia ke negara asalnya. Kita bangsa Indonesia tidak boleh sampai kalah, apa jadinya bila bahasa Indonesia yang kita cintai kehilangan jati dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun