Assalamualaikum Wr.Wb
Salam Bapak/Ibu Guru Hebat dan Salam Guru Penggerak
Saya Rahmat Hidayat, S.Pd.,Gr, calon Guru penggerak Angkatan 10 Kabupaten Hulu Sungai Utara dari SMKN 3 Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
Pendidikan Guru Penggerak ini telah membawa perubahan besar bagi diri saya terutama dalam pelaksanaan pembelajaran/pemberian layanan BK di kelas. Diawali dari modul 1, 2, hingga 3. Kini sampailah saya pada Modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.
Selama menjalani Pendidikan Guru Penggerak ini saya dibimbing oleh fasilitator yaitu Ibu Amalia Jaina yang luar biasa hebat, selalu membimbing, mengarahkan, memotivasi tiada bosannya bahkan selalu mengingatkan kami dan Pengajar Praktik Ibu Emilia Rusda yang sama luar biasanya dalam memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan demi kelanjutan Pendidikan guru penggerak ini.
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi informasi tentang Pengambilan Keputusan berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Seorang Pemimpin. Namun sebelum menguraikan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran mari kita renungkan kalimat kutipan berikut ini:
“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Bob Talbert)
Berdasarkan kutipan tersebut, tersirat makna bahwa segala sesuatu harus dipelajari dari hal yang paling mendasar/utama. Dalam materi pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, hal yang paling mendasar yang harus dipelajari adalah terkait dengan etika. Etika akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan,karena nersumber dari nilai-nilai kebajikan universal. Selain nilai kebajikan, dasar dari pengambilan keputusan adalah berpihak pada murid dan harus bertanggung jawab. Sehingga saat dasar pengambilan keputusan sudah dikuasai maka permasalahan apapun akan lebih mudah dan lebih terarah dalam menemukan solusi permasalahan dan pengambilan keputusannya
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita apabila prinsip yang dianut dalam pengambilan keputusan diantaranya berpikir berbasis hasil akhir, peraturan dan rasa peduli. Ketiganya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Apapun prinsif yang dianut, tetap harus bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal, sesuai dengan dasar pengambilan keputusan. Dengan mengacu pada prinsif dan nilai yang sesuai, maka kita akan mengambil keputusan yang lebih adil, bijaksana dan berpihak pada murid sehingga akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan tempat kita berada.
Dalam proses pembelajaran, tak menutup kemungkinan akan ada saja masalah yang terjadi didalam kelas. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran kita harus senantiasa peka terhadap segala persoalan yang terjadi dan mampu mengatasinya dengan baik. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan diantaranya berpihak pada murid, bersumber pada nilai-nilai kebajikan dan harus bertanggung jawab , maka secara tidak langsung kita telah memberikan contoh teladan kepada murid tentang cara pengambilan keputusan yang tepat yang adil, arif dan tidak subjektif
“Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.”
(Georg Wilhelm Friedrich Hegel)
Dalam memahami kalimat bijak tersebut, kita perlu melihat bahwa Pendidikan merupakan suatu proses menuntun siswa dengan penguatan karakter, norma - norma sehingga akan menjadi generasi yang memiliki nilai moral, kebajikan dan kebenaran untuk menjalankan kehidupannya. Bagi saya pendidikan adalah kunci untuk membudayakan manusia menjadi lebih etis dan berkarakter positif. Saya percaya bahwa orang yang berpendidikan akan memiliki etika dibanding orang yang tidak berpendidikan. Dengan beretika maka segala perilaku akan sesuai dengan norma, nilai dan hukum yang berlaku. Sehingga dengan berperilaku etis sesuai denhan etika dalam pendidikan, maka akan mempermudah dalam proses pembelajaran maupun pengambilan keputusan.