Mohon tunggu...
Gheviranti Dewi Anggraini
Gheviranti Dewi Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga

INFJ

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Banyaknya Mall di Surabaya : Antara Potensi Ekonomi dan Mall yang Terbengkalai

31 Desember 2024   12:07 Diperbarui: 31 Desember 2024   12:05 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Website Pakuwon Jati

Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, telah menyaksikan perkembangan pesat dalam pembangunan pusat perbelanjaan atau mall. Mall-mall besar seperti Tunjungan Plaza, Pakuwon Mall, dan Galaxy Mall menjadi simbol kemajuan ekonomi kota, tidak hanya sebagai tempat belanja tetapi juga pusat hiburan dan gaya hidup modern. Namun, di tengah pesatnya pembangunan mall, muncul fenomena yang mengkhawatirkan: beberapa mall justru terbengkalai, sepi pengunjung, bahkan ada yang terpaksa ditutup. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah Surabaya terlalu banyak mengandalkan mall sebagai pusat ekonomi tanpa memperhitungkan keberlanjutannya?

Penyebab Mall Terbengkalai di Surabaya
Beberapa faktor utama menyebabkan fenomena mall yang terbengkalai di Surabaya. Pertama, persaingan yang ketat antar mall. Semakin banyaknya pusat perbelanjaan dengan konsep modern dan fasilitas lengkap membuat mall lama kesulitan bersaing. Mall baru yang menawarkan berbagai inovasi seperti konsep hiburan, fasilitas modern, atau restoran terkenal sering kali menggeser mall lama yang kurang terawat.  Kedua, perubahan perilaku konsumen. Saat ini, banyak orang yang lebih memilih berbelanja melalui platform e-commerce daripada datang langsung ke mall. Dengan kemudahan belanja online dan berbagai promo menarik, mall fisik pun semakin kehilangan daya tarik. Pandemi COVID-19 memperburuk tren ini, karena banyak orang beralih ke belanja daring dan mengurangi kegiatan di luar rumah. Ketiga, penurunan daya beli masyarakat yang terjadi setelah pandemi membuat banyak orang lebih selektif dalam pengeluaran mereka. Dengan kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, pengunjung pun lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang, yang berujung pada menurunnya jumlah pengunjung mall. Hal ini sangat memengaruhi mall yang sebelumnya bergantung pada keramaian untuk bertahan.

Dampak dari Mall yang Terbengkalai
Mall yang terbengkalai tidak hanya merugikan pengelola, tetapi juga memberikan dampak negatif bagi ekonomi lokal. Mall yang kosong atau tidak terawat menciptakan kesan buruk bagi kawasan sekitarnya. Nilai properti di sekitar mall yang terbengkalai bisa turun, dan ini memengaruhi perekonomian daerah tersebut. Selain itu, banyak tenant yang terpaksa menutup toko mereka, yang berujung pada pengurangan lapangan pekerjaan di sektor ritel. Ini tentunya menjadi masalah besar, terutama bagi masyarakat yang bergantung pada pekerjaan di pusat perbelanjaan. Selain itu, mall yang sepi pengunjung sering kali tidak mampu menjaga fasilitas dan kebersihan dengan baik. Hal ini membuat pengunjung enggan datang kembali, dan semakin memperburuk keadaan. Mall yang tidak dikelola dengan baik juga bisa menciptakan kawasan yang kumuh dan menurunkan citra kota secara keseluruhan.

Solusi untuk Mengatasi Fenomena Mall yang Terbengkalai
 Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi fenomena mall yang terbengkalai ini. Pertama, transformasi konsep mall agar lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Mall tidak hanya harus menjadi tempat belanja, tetapi juga pusat kegiatan sosial, budaya, atau hiburan. Misalnya, dengan menghadirkan coworking space, tempat acara komunitas, atau pusat seni dan budaya. Ini bisa menarik lebih banyak pengunjung dari berbagai kalangan, baik untuk berbelanja maupun untuk sekadar berkumpul. Kedua, kolaborasi dengan platform e-commerce bisa menjadi solusi efektif. Banyak mall yang mulai mengintegrasikan konsep belanja online dan offline, seperti menyediakan fasilitas pengambilan barang yang dibeli secara online di mall. Ini tidak hanya memudahkan konsumen, tetapi juga bisa menarik mereka untuk datang ke mall dan berbelanja langsung. Selain itu, promosi bersama antara mall dan platform e-commerce bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan pengunjung .Ketiga, pemeliharaan dan inovasi secara berkala sangat penting. Mall yang terawat dengan baik dan terus berinovasi akan lebih menarik bagi pengunjung. Pengelola mall harus rutin memperbarui fasilitas dan konsep mereka untuk mengikuti tren pasar dan kebutuhan konsumen. Dengan cara ini, mall tetap relevan dan tidak tertinggal zaman.

Walaupun banyaknya mall di Surabaya mencerminkan kemajuan kota dan meningkatkan perekonomian, terlalu banyak mall yang tidak dikelola dengan baik dapat berdampak negatif. Untuk itu, pengelolaan mall yang bijaksana sangat diperlukan agar pusat perbelanjaan tetap relevan dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian kota. Dengan inovasi, perawatan yang baik, dan adaptasi terhadap kebutuhan masyarakat, mall-mall di Surabaya dapat terus menjadi bagian penting dari kehidupan kota tanpa berisiko menjadi terbengkalai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun