Mohon tunggu...
Fikram Akbar
Fikram Akbar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa D4 Keuangan dan Perbankan Syariah PNJ

Seseorang yang senang melakukan kegiatan bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kapitalisme terhadap Korupsi di Indonesia

4 Maret 2023   04:30 Diperbarui: 4 Maret 2023   04:30 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Korupsi, sebuah kata yang mafhum dan seringkali terdengar. Di layar televisi, tak jarang banyak pejabat diberitakan ditangkap karena korupsi. Tak jarang pula banyak umpatan dan celaan yang dialamatkan kepada pejabat tersebut. Namun, tren korupsi seakan tak pernah hilang dan modusnya pun kian bervariatif. Terdapat sebuah pertanyaan radikal dari dalam diri penulis "mengapa bisa terjadi?" dan membawa penulis memahami berbagai literatur relevan yang bermuara pada kapitalisme.

Korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu coruptio yang bermakna kerusakan atau kebobrokan. Dalam KBBI V, korupsi diartikan sebagai penyalahgunaan uang negara untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Jenis dari korupsi pun beragam, dimulai dari suap-menyuap, jual-beli jabatan, kepentingan pribadi dalam pengadaan proyek strategis, dsbnya. Dengan demikian, korupsi memiliki dampak buruk yang dirasakan oleh kelompok lain sehingga tindakan ini sangatlah merugikan.

Penyebab korupsi dapat ditinjau menggunakan fraud triangle. Dalam konsep ini, korupsi dapat terjadi karena tiga faktor, yaitu tekanan, pembenaran diri, dan kesempatan. Tekanan dapat berupa tekanan internal dan eksternal. Tekanan internal terjadi karena adanya dorongan dari dalam yang memaksa individu/kelompok melakukan korupsi, misalnya tekanan untuk hidup mewah yang menyebabkan seseorang terpaksa melakukan korupsi. Tekanan eksternal merupakan pengaruh lingkungan atau luar individu yang menyebabkan tindakan korupsi harus dilakukan, misalnya budaya korupsi berjamaah dan jika ada orang yang menolak uang korupsi akan dimutasi ke luar daerah.

Selanjutnya adalah pembenaran diri. Pembenaran diri timbul akibat mewajarkan tindakan tersebut dan melihat orang lain pun melakuka hal yang sama. Pembenaran diri muncul akibat adanya pemahaman yang keliru mengenai korupsi dan minimnya etika moral yang dipegang. Terakhir, korupsi muncul akibat adanya kesempatan. Kesempatan dapat berupa memegang jabatan strategis untuk korupsi, lemahnya sistem pengawasan, dsbnya. Dengan sudut pandang fraud triangle, korupsi muncul akibat dua dimensi, yakni internal dan eksternal.

Kapitalisme merupakan sebuah paham ekonomi klasik-neoklasik yang didasarkan atas pasar bebas. Kapitalisme menjadi paham global yang diterapkan hampir diseluruh negara dunia saat ini. Dengan hegemoni kapitalisme, kapitalisme mampu mengatur kehidupan masyarakat. Celakanya, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka terkungkung dalam sistem kapitalisme. Dalam arti mudahnya, kapitalisme telah membius jutaan orang mengikuti sistem ini tanpa sadar.

Kapitalisme masa kini telah mengalami perkembangan dimensi. Awalnya kapitalisme memikirkan bagaimana mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan modal dan usaha minimum, tetapi kini mereka berkembang pada pengembangan keuntungan dengan menjadikan segalanya menjadi komoditas. Misalnya, komoditas kesehatan yang dijadikan lahan keuntungan dikala pandemi. Dengan perkembangan dimensi tsb, korupsi menjadi semakin menggiurkan untuk dilakukan.

Dengan menggunakan konsep fraud triangel dan definisi kapitalisme masa kini yang telah dijabarkan diatas, mudah untuk menemukan korelasi antara korupsi dan kapitalisme yang terjadi di Indonesia. Sebagai contoh, kasus jual-beli kuota siswa yang terjadi di dunia pendidikan. Banyak orang tua yang rela merogoh kocek belasan juta agar anaknya dapat bersekolah di impian tsb. dalam kacamata kapitalisme, keuntungan merupakan hal mutlak yang wajib dinomor satukan, sehingga dalam kasus ini, pihak oknum sekolah mendapat keuntungan berupa suap dan orang tua yang menyuap mendapatkan keuntungan berupa kuota kursi di sekolah tsb.

Perbaikan atas faktor yang ada dalam fraud triangle dan kapitalisme menjadi hal mutlak yang tak terelakan. Penguatan karakter anti korupsi melalui penanaman etika dan agama sedari dini, alur birokrasi yang rapi dan transparan, penguatan pengawasan dan penggantian sistem kapitalisme menjadi sistem kerakyatan merupakan solusi atas segala permasalahan diatas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun