Mohon tunggu...
Laila Nur Fitria
Laila Nur Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

"Hidup adalah suatu cara dimana kita akan terus mengalami proses yang mungkin rumit, namun percayalah akan ada jalan dari setiap kesulitan yang kita lalui"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Yuk Ketahui dan Tanamkan Pentingnya Pendidikan Seksualitas Pada Anak Sedari Usia Dini!

2 November 2022   19:30 Diperbarui: 2 November 2022   20:20 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi Kesetaraan Gender | Sumber :id.pngtree.com

 Sedangkan terdapat pula teori perkembangan menurut Kholberg ada 3 fase perkembangan yakni:

1.  Gender Labelling/ Gender Identity (2-3 Tahun), merupakan cara anak dalam memberikan label pada dirinya sendiri apakah ia akan menjadi perempuan atau laki-laki di masa depan. Pada tahapan ini pula anak juga akan mengamati keadaan sekitarnya dan dari hal tersebut seiring dengan waktu anak akan mengerti karakteristik sesuai dengan gendernya.

2. Gender Stability (3-7 Tahun), dalam hal ini pemikiran anak sudah lebih kompleks lagi dikarenakan anak sudah mampu memahami sifat serta perilaku dari suatu jenis kelamin atau keadaanya. Nah, dari tahapan ini anak sudah mampu memahami seperti misalnya tugas dan peran kedua orangtua.    

3. Gender Convestency (7-12), sesuai apa yang disampaikan diatas bahwa jenis kelamin anak sudah tidak diubah kembali. Begitupun mereka akan mengembangkan pemahaman ini, mereka mulai bertindak sebagai anggota dari jenis kelamin mereka. Menurut Kholberg ia menyatakan bahwa aspek yang sangat penting dari perkembangan gender, bukan berasal dari naluri biologis/ pun norma budaya. Melainkan pemahaman tersebut akan menjadi kognitif tentang dunia sosial yang ada pada lingkungan sekitarnya.


Perbedaan yang terlihat antara Laki-laki dengan Perempuan

Jika pada anak-anak perbedaan yang sangat terlihat dari cara/ gaya bermain. Nah, jika kita amati secara jelas anak laki-laki dan perempuan akan cenderung menyukai jenis permainan yang berbeda. Seperti halnya anak perempuan akan lebih sering bermain boneka, main orang-orangan, engklek dan lain sebagainya. Sedangkan anak laki-laki akan cenderung bermain dalam hal fisik seperti bermain sepakbola, basket, kelereng dna lain sebagainya. Dari sini kita juga dapat melihat bahwa anak laki-laki akan aktif secara fisik sedangkan anak perempuan akan lebih cenderung terhadap permainan yang pelan dalam artian lembut.

Kita juga dapat mengamati perbedaan yang sangat terlihat dalam hal gender pada orang dewasa, dalam hal ini perempuan akan lebih terlihat sangat ahli dalam hal kerumahtanggan seperti halnya memasak, mengurus rumah dan anak dan lain sebagainya. Sedangkan laki-laki akan lebih cenderung dalam hal pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Artinya laki-laki akan mendapat label 'dominan' yang tinggi sedangkan perempuan lebih ke arah 'empati'pula yang tinggi.

Pada bidang/ dalam hal kognitif  kemampuan spasial, logis-matematis serta komputasi akan sangat terlihat cenderung pada laki-laki dibandingkan perempuan. Karena hal tersebut dipengaruhi oleh struktur otak dari laki-laki. Sedangkan jika perempuan akan lebih dalam hal kemampuan linguitsik serta kecepatan persepsi dibandingkan dengan laki-laki.   

Seberapa Pentingkah Penanaman Pendidikan Seks Pada Anak serta mengapa?

Sesuai dengan judul diatas bahwa kita perlu menanamkan pendidikan seks sedari usia dini. Jika dikatakan seberapa penting, maka sangat penting sekali pendidikan seks pada anak. Mengapa demikian? karena dengan tujuan pendidikan seks ini akan dapat membekali serta memberikan pemahaman pada anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan, kesejahteraan serta martabat mereka dengan cara penanaman dan perlindungan diri dalam hubungan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun