Mohon tunggu...
10_Kadek Anggun Damarani
10_Kadek Anggun Damarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengakhiri Hidup Tidak Mengakhiri "Masalah" Hidup

27 Maret 2024   07:22 Diperbarui: 27 Maret 2024   07:29 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa hari belakangan, semakin banyak kasus bunuh diri yang terjadi di lingkungan masyarakat. Mirisnya lagi, kasus bunuh diri yang terjadi banyak dilakukan oleh generasi muda. Biasanya yang melatarbelakangi hal itu terjadi adalah masalah percintaan, keluarga, perundungan, dan sebagainya. Dalam keyakinan Hindu, bunuh diri erat kaitannya dengan ajaran Panca Sradha. Itu membuktikan bahwa manusia sudah mulai goyah tentang lima keyakinan agama Hindu di dalam benaknya sendiri sehingga melakukan hal yang tidak dibenarkan dalam  ajaran agama manapun. Sejatinya, dengan mengambil jalan instan untuk mengakhiri hidup tidak semata-mata membuat masalah yang dimiliki akan hilang bahkan justru akan menimbulkan masalah baru yang harus ditanggung lebih berat dari masalah sebelumnya.

Bunuh diri adalah hal yang tidak dibenarkan dari segi manapun, tak terkecuali oleh agama Hindu. Tuhan memberikan kesempatan hidup bagi umatnya untuk menebus segala dosa dan melakukan perbaikan diri di kehidupan yang telah diberikan untuk mencapai kehidupan yang layak di masa mendatang. Namun, umat yang jiwa dan pikirannya sudah terpengaruh oleh awidya (kegelapan) tanpa berpikir panjang justru mengakhiri kesempatan untuk hidup yang telah diberikan oleh Tuhan. Bunuh diri bertolak belakang dengan ajaran utama agama Hindu yaitu Panca Sradha. Pikiran yang sudah terpengaruh oleh kegelapan akan sulit kembali ke pikiran yang jernih tergantung iman umatnya masing-masing. Umat yang sudah terselubungi kegelapan tidak akan mengingat Tuhan dan selalu merasa tidak ada orang yang mau mendengar keluh kesahnya hingga dipendam sendirian, padahal Tuhan ada dimana-mana dan selalu mendengar curahan hati umatnya yang berserah dihadapannya. Umat yang terselubungi kegelapan tidak akan yakin dengan adanya atman atau roh suci yang menghidupi manusia. Umat tidak akan yakin dengan adanya reinkarnasi, moksa, dan yang paling penting adalah umat tidak yakin dan lupa dengan adanya hukun karmaphala. Orang yang bunuh diri cenderung berpikiran dangkal, hal itu disebabkan tidak adanya ruang bercerita yang membuatnya nyaman untuk bertukar pendapat, dan menemukan Solusi yang tepat dari pandangan orang lain. Orang yang bunuh diri berpikiran bahwa sakit ataupun masalah yang ada semasa hidupnya akan hilang saat hidupnya telah berakhir sekalipun dengan cara yang tragis.

Ditegaskan Darmayasa, dalam Skanda Purana, Kashi (Pu.12.12-13) disebutkan :

Andhantamovisheyuste  Ye Caivatma-Hano Janah. 

Bhuktva  Nirayasahadram Te Ca Syur Grama-Sukarah. 

Artinya

Orang-orang yang bunuh diri (setelah meninggalkan badan wadagnya alias setelah mati) pergi ke neraka yang paling gelap. Setelah menikmati ribuan hukuman berat di neraka, ia akan terlahirkan menjadi babi.

Orang yang bunuh diri tidak langsung masuk ke dunia astral seperti orang mati lainnya. Karena mereka sebenarnya "hidup" dan bukan "mati" (yang tidak kita sadari), mereka tetap berada dalam keadaan mati suri di 'bidang kedelapan' seperti yang sering disebut. Ini adalah lokasi atau kondisi yang lebih buruk daripada sub-alam ketujuh dunia astral yang dikenal sebagai "neraka". Di alam ini orang tersebut memerankan keadaan yang menyebabkan dia bunuh diri, berkali-kali tak terhitung jumlahnya, seolah-olah itu adalah rekaman rusak. Maka dari itulah, ditegaskan bahwa bunuh diri tidak akan mengakhiri masalah hidup melainkan menambah masalah setelah hidup. Pada dasarnya kita terlahir ke dunia untuk menebus karma baik maupun buruk yang telah kita lakukan sebelumnya, namun dengan mengakhiri hidup maka akan bertambah masalah di kehidupan yang akan datang bahkan bisa lebih berat.

Dalam Manawadharmasastra dijelaskan bahwa dosa dari orang bunuh diri juga akan menular kepada mereka yang mengambil atau menolong jasadnya. Betapa beratnya hukuman orang yang bunuh diri sampai orang yang akan menolongpun ikut terkena imbas dari dosanya. Ajaran agama Hindu sebenarnya apabila dihayati dengan baik dan benar akan senantiasa menuntun umatnya ke jalan yang baik dan benar. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa manusia memiliki Sapta Timira danSsad Ripu yang merupakan bentuk godaan di setiap Langkahnya. Pikiran yang kosong akan sangat mudah dipengaruhi oleh godaan-godaan sesat. Sehingga, unruk menghindari perbuatan bunuh diri ini, terkadang tidak bisa diselesaikan oleh diri sendiri. Ketika kita memiliki masalah, sebaiknya jangan dipendam sendiri dan silahkan diceritakan kepada orang yang dipercayai untuk bercerita. Memendam masalah sendirian tidak akan memberikan Solusi malah hanya ilusi. Berbagi cerita dengan orang yang dipercayai akan memberikan perspektif berbeda mengenai alternatif penyelesaian masalah yang membukakan pikiran kita untuk berpikir lebih luas untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam hal ini, Kitab Sarasamuccaya 4 memberikan tuntunan kepada kita sebagai umat Hindu bahwa Reinkarnasi atau penjelmaan ini pada dasarnya merupakan jembatan emas untuk bisa lepas dan bebas dari lautan penderitaan melalui perbuatan baik; Untuk itu, manfaatkanlah menjelma menjadi manusia dengan baik sebab penjelmaan sebagai manusia sangat sulit didapat meskipun hina atau menderita, janganlah hal itu dijadikan alasan untuk mengambil jalan pintas untuk bunuh diri. Hidup ini masih sangat indah untuk dinikmati lebih lama, memperkuat iman dan keyakinan dengan Tuhan menjadi salah satu hal yang harus ditanamkan kepada seluruh umat.

Tuhan ada dimana-mana, dan senantiasa akan menjadi tempat pulang bagi seluruh umatnya. Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan yang dimiliki umatnya. Umat hanya sedang diuji untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Diharpak bagi siapapun itu, jangan pernah memiliki niat ataupun terbesit benak untuk melakukan perbuatan bunuh diri yang akan merugikan diri sendiri. Teruslah hidup menghabiskan karma yang dimiliki hingga waktu yang telah ditentukan. Lakukan hal-hal yang positif untuk menjalani kehidupan dan jangan lupa dengan keyakinan yang dianut. Apabila telah senantiasa melakukan kegiatan positif dan selalu menyertakan Tuhan dalam apapun keadaannya, niscaya apapun maslaah yang dihadapi pasti akan terlewati dengan baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun