Mohon tunggu...
Dion Satria Edward
Dion Satria Edward Mohon Tunggu... PurnabhaktiASN -

Alumni FK UGM th 1987..lulus S 2 Konseling Genetika FK UNDIP th 2009. PNS (masih aktif) di Jawa Tengah..pernah WKS (4 th) sbg dokter PUSKESMAS di Kec Saparua Maluku Tengah,,pernah join dokter lepas pantai BPPKA Pertamina .prinsip : man for others.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stop Menggunakan Kata "Autis" Sebagai Ejekan

5 Agustus 2015   18:08 Diperbarui: 5 Agustus 2015   18:15 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kalimat judul di atas tsb saya baca di email saya sebagai bentuk petisi karena “salah ucap” juru dakwah terkenal dan saya setuju untuk menandatangani petisi tsb. Alasan saya setuju tanda tangan petisi tsb karena kata autis adealah diagnose penyakit tumbuh kembang anak yang saat ini penderitanya makin meningkat.

Autisme bukan sebuah bahan lelucon, autisme bukan sebuah ejekan. Ia adalah sebuah gangguan tumbuh kembang pada anak yang memerlukan penanganan khusus dan penerimaan dari masyarakat, bukan dijadikan cemoohan atau ejekan.

Autisme adalah gangguan otak yang sering membuat penderita sulit untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Pada autisme, beberapa wilayah otak gagal bekerja sama.Insidensi autism cukup besar, yakni 8-10 %.(Emery ,Element of Medical Genetics)

Autisme merupakan penyakit keturunan (genetic) walau sampai saat ini para ahli belum menemukan gen yang bertanggung jawab terhadap penyakit ini. Vaksin MMR yang sering dianggap sebagai penyebab autis pada anak , sampai saat ini belum menunjukkan bukti ilmiah. Jadi vaksin MMR ini aman untuk bayi anda.

Gejala autisme meliputi:keterlambatan dalam belajar bicara, atau tidak berbicara sama sekali. Seorang anak mungkin tampak tuli, meskipun tes pendengaran normal.,perilaku dan minat atas permainan yang berulang dan berlebihan. Contohnya termasuk: menggoyang tubuh berulang, keterikatan yang tidak biasa dengan obyek tertentu, dan dapat sangat marah ketika ada perubahan rutinitas dsb.IQ ada yang super pintar, mayoritas IQ rendah. Bahkan autisme tercakup dalam anak berkebutuhan khusus, terutama diet bebas gluten/tepung terigu dan segala makanan berasal dari terigu.

Jadi, mari saudara, jangan mudah mengejek dampak teknologi saat ini yakni sibuk dengan HP, Gadget atau android di keluarga kita dengan memakai istilah autis,sangat menyakitkan untuk penderita dan keluarganya. Salam

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun