Mohon tunggu...
muhammad hamzah
muhammad hamzah Mohon Tunggu... -

salam. saya pemuda 20 tahun asal aceh. saya lagi mempelajari dan juga mendalami dunia jurnalistik. harap semua kawan sudi berbagi. salam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Buloh Seuma Menanti 'Merdeka'

3 Agustus 2011   07:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puluhan tahun sudah 765 penduduk mukim Buloh Seuma, Aceh Selatan hidup terasing. Tiga desa mereka terisolir, jauh dari kemerdekaan. Hal senada juga dirasakan kemukiman Kuala Baroe, Aceh singkil. Kedua kemukiman ini berbatasan, beda Kabupaten.

Penduduk dua kemukiman ini, berprofesi sebagai nelayan. Selain itu, juga ada yang menjadi peternak lebah madu. Sayang, tingkat pendidikan masyarakat sangat rendah. Rata-rata hanya tamat Sekolah Dasar, dan tidak sedikit yang buta huruf.

Apa mau dikata, untuk menempuh sekolah terdekat, mereka harus melewati 20 km dari bibir pantai. Tak ada jalan penghubung ke sana. Melewati laut, akan dibebani biaya sewa boat, 1-2 juta. Itupun, bila cuaca bagus. Sering, kala cauca ekstrim, nelayan tidak mau mengambil resiko untuk melaut. Melewati belantara, tentu dengan resiko harus bermalam ditengah hutan.

Hanya ada satu cara membebaskan dua kemukiman itu dari keterisoliran. Pembangunan sarana penghubung, di kawasan hutan lindung. Tapi, banyak pihak yang menghalangi pembebasan lahan sepanjang tiga kilometer ini.

“Mungkin mereka takut monyet-monyet di daerah tersebut punah. Tanpa memikirkan, ada penduduk disitu,” kata Delky Nofrizal, mahasiswa Asal Boluh Seuma geram.

Sebenarnya, penduduk setempat telah mendapatkan kabar segar. April lalu, Direktorat Jenderal (Dirjen) kehutanan telah menandatangani nota pembebasan lahan untuk membangun jalan darat kesana.

Namun, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, bersikeras tidak mau menandatangani nota kesepakatan itu. Sebagai penduduk setempat, Delky menilai BKSDA lebih mementingkan Binatang, daripada manusia. “Saya mengatakan demikian, karena klaim lingkungan harus dengan mengorbankan rakyat. Mereka telah begitu lama terisolir.”

Karena itu, Selasa (31/5) puluhan tokoh masyarakat, dan mahasiswa, yang mengatasnamakan diri Solidaritas Mahasiswa Peduli Buloh Seuma – Kuala Baroe (SEMBUR) mendatangi BKSDA. Mereka meminta kejelasan, kenapa BKSDA menolak menandatangani nota kesepakatan. Siang itu, mereka menduduki pagar BKSDA, dan melarang semua pegawai keluar sebelum nota tersebut ditandatangani.

Desky lega, usahanya dan kawan-kawan terbilang berhasil. Pihak BKSDA, akhirnya mau menandatangani surat nota, yang juga ditandatangani bersama oleh Pemkab dua kabupaten Aceh Selatan, dan Aceh Singkil.

“Alhamdulillah, semoga usaha kami tidak sia-sia, dan kami berharap penduduk Buloh Seuma dan Kuala Baro segera terlepas dari keterisoliran,” ujarnya lega.[]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun