Mohon tunggu...
laela rosa
laela rosa Mohon Tunggu... -

perempuan berbasis pendidikan farmasi (Apoteker) yang sementara berprofesi sebagai pendidik anaknya sendiri yang masih berusia 8 bulan ingin belajar menulis dan berbagi ilmu serta pengalaman dengan sobat kompasiana semua

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Si Kecil Terjatuh

25 April 2010   15:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:35 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anak saya Aida, berumur 8 bulan baru mulai belajar merambat. Suatu ketika, dia terjatuh dan dagunya terantuk ubin, kontan saja tangisnya pecah tapi segera tenang setelah saya gendong dan dipeluk sayang. Tetanggaku yang kebetulan sedang ada di rumahku, sebut saja namanya Bu Hasan melihat kejadian itu langsung menghampiri Aida dan berkata " cup cup jangan nangis anak cantik.. ubin nya nakal yah? nih nih Ibu pukul ubinnya, Aida diem ya....."

Perkataan Bu Hasan tadi sangat umum dan wajar di telinga kita para orang tua di Indonesia. bahkan mungkin salah satu dari kita sering mengatakan hal serupa ketika anak jatuh atau terantuk sesuatu untuk menenangkan tangisannya, padahal tangisan anak akan reda dengan pelukan kasih sayang dan kata kata menenangkan dari orang terdekatnya jika dilatih dari kecil. Perkataan tersebut sepertinya hal yang sepele dan tidak masalah, tetapi tahukah anda bahwa perkataan tersebut akan membawa efek yang besar bagi kehidupannya mendatang. Perkataan sepele tadi jika sering diucapkan ketika anak terjatuh akan membuat anak menyalahkan orang lain di sekitarnya ketika dia terkena musibah. Dia akan selalu merasa kesialannya akibat perbuatan orang lain, bukan intropeksi diri. Selain itu, anak juga akan mudah menyalahkan dengan cara main pukul, karena dia pikir pukulan bisa mengatasi masalah dan menenangkannya.

Libi cucu laki laki Bu Hasan, berumur 3 tahun, dia gemar sekali memukul teman bermainnya, bahkan Aida pun pernah kena pukulannya (untung di pantat tidak di daerah rawan seperti kepala dan lainnya). Setiap kali dia terjatuh entah tersandung atau terpeleset sendiri pasti dia akan menangis keras sambil memukul siapapun yang ada di dekatnya, dia merasa orang itulah penyebabnya. Dari kasus tersebut saya berfikir, apakah efek dari perkataan sepele tadi sebesar itu dan sangat cepat, bayangkan usianya baru 3 tahun , tapi dia sudah merasakan efek dari perkataan sepele yang kita anggap wajar tadi. Poor Libi, dengan sikapnya yang seperti itu para orang tua jadi khawatir ketika anak mereka bermain dengannya, dia juga jadi kehilangan beberapa teman sebayanya yang takut dipukul Libi.

Ilmu ini saya dapatkan ketika saya msih belum menikah dulu diberi hadiah seorang teman buku berjudul "Mengapa Anak Saya Suka Melawan dan Susah Diatur" yang ditulis oleh Ayah Edi seorang Parenting Consultant ternama di Indonesia. Waktu itu saya bingung apa maksud dia memberikan hadiah itu, tapi saat ini saya baru sadar betapa besar manfaat buku tersebut dan semoga tulisan saya ini juga bisa bermanfaat bagi pembaca semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun