Desa Sukorejo Kec. Sumberwringin Kab. Bondowoso telah lama dikenal sebagai salah satu penghasil kopi unggul dan berkualitas tinggi. Desa ini memiliki iklim dan cuaca yang ideal untuk budidaya kopi, khususnya kopi Arabika dan kopi Robusta. Desa ini juga memproduksi kopi Luwak sebagai salah satu produk unggulannya. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa Sukorejo adalah petani kopi. Salah satu tahapan pengolahan biji kopi adalah Roasting.
Proses Roasting merupakan tahapan yang penting dalam pengolahan biji kopi. Menurut penuturan salah satu narasumber yang bernama Nurul Fadli selaku ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di desa Sukorejo sekaligus pelaku Industri Kecil Menengah (IKM), “Roasting adalah tahap memanggang biji kopi yang masi berwarna hijau yang memiliki kadar air 11% sampai berubah menjadi kecoklatan dengan suhu-suhu tertentu”.
Setelah menyiapkan biji kopi, suhu Roasting pada mesin mencapai 150 kemudian baru biji kopi dimasukkan ke dalam mesin roasting sampai matang dan berwarna kecoklatan. Tahap selanjutnya mas Fadli melakukan Resting, yaitu tahap penyesuaian atau penetralan suhu biji kopi yang sudah matang. Alasan dilakukannya Resting adalah untuk menurunkan kadar karbon lalu didiamkan minimal 12 jam supaya biji kopi stabil dan tidak mudah apek.
Tahap selanjutnya adalah Penggilingan. Penggilingan dengan skala kecil menggunakan mesin Grinder, dan jika skala besar menggunakan mesin penggiling. Berbeda dengan tahapan Roasting pada umumnya, Mas Fadli melakukan tahap Resting sebanyak dua kali dengan tujuan meminimalisir turunnya kualitas biji kopi hasil Roasting. Selain itu, dilakukan tahap Resting kedua untuk memperpanjang jangka waktu penyimpanan produk, menstabilkan cita rasa serta memunculkan aroma yang khas yang dimiliki oleh biji kopi.
Ada perbedaan tahap Resting kedua pada kopi Arabika dan Robusta. Kopi Robusta lebih lama sekitar 2-3 jam karena mengandung lebih banyak karbon. Banyak Industri Kecil Menengah (IKM) yang tidak sadar akan pentingnya tahap Resting kedua untuk meningkatkan kualitas kopi dan itu yang membedakan kualitas kopi Mas Fadli dengan IKM lain.
Setelah melewati tahap roasting dan penggilingan, selanjutnya masuk tahap pengemasan yang mana pengemasan yang baik dengan menggunakan bahan alumunium foil karena dapat bertahan hingga 12 bulan tanpa pengawet. Untuk pemasaran dari Mas Fadli lebih tinggi di Reseller dan kopi yang paling diminati sekarang adalah kopi Arabika dengan perbandingan harga per 200gr , kopi Robusta , dan kopi Luwak baik Luwak Arabika dan Luwak Robusta.
Mas Fadli mengatakan bahwa prospek kopi kedepannya sangat cerah karena sebelum tahun 2010 perekonomian di desa Sukorejo rata-rata menengah ke bawah. Sedangkan, saat ini sebagian besar masyarakat desa Sukorejo yang bekerja sebagai petani kopi mengalami peningkatan perekonomian karena harga kopi semakin mengalami kenaikan harga secara konsisten beberapa tahun terakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H