Mohon tunggu...
099_Alfaina Dica Putri Kumala
099_Alfaina Dica Putri Kumala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kesempatan tidak datang dua kali. maka manfaatkan kesempatan itu dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Al Quran dan Keutamaannya

2 Juni 2022   05:37 Diperbarui: 2 Juni 2022   05:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenalkan anak dengan Al-Qur'an sejak dini menjadi sangat penting. Melihat kondisi zaman semakin tidak menentu, seperti maraknya pergaulan bebas dikalangan anak muda saat ini. Salah satu faktor nya adalah nilai-nilai Al-Qur'an yang tidak ditanamkan oleh orang tua sejak dini. Bagaimanakan pentingnya dan juga caranya mengenalkan Al-Qur'an kepada anak sejak dini? Sebagai seseorang yang dilahirkan di keluarga yang memeluk agama Islam, sudah pasti saya diajarkan agama Islam sejak lahir bahkan ketika berada dalam kandungan. Ketika sudah mulai bisa merangkak, berbicara, sampai bisa berjalan saya sudah menyaksikan bagaimana orang tua saya beribadah baik itu sholat, puasa, dan mengaji. Pentingnya mengajarkan Al-Qur'an sejak dini kepada anak sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Perlu diketahui bahwa anak kecil itu diberikan anugerah oleh Allah berupa otak, jiwa dan jasmani. Otak manusia itu lebih besar dari otak gajah. Dan otak manusia itu sepanjang ia hidup tidak akan penuh oleh informasi. Maka dari itu otak mausia harus diisi dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Al-Qur'an merupakan kalamullah yang mempunyai tingkat spiritual yang tinggi. Kita tahu bahwa otak manusia itu sepanjang hidupnya ketika ia masih kanak-kanak, otak mempunyai sel-sel yang bisa menampung informasi sebanyak-banyaknya akan tetapi belum bisa menganalisanya. Kemudian, seiring berjalannya waktu sel-sel yang ada di dalam otak manusia akan tergantikan dengan sel-sel yang bisa menganalisa. Maka dari itu, bisa kita pahami bahwa anak ketika masih kecil ia akan rakus dengan informasi. Manakala anak itu sudah tumbuh besar, tingkat untuk penyerapan informasi menghapalkannya itu semakin tua dan semakin bertambah umur maka akan susah. Seorang ibu, ketika ia membaca Al-Qur'an di dekatnya maka ia akan merekam, akan mendengarkan walaupun ia tetap fokus dengan bermain. Itu juga salah satu metode orang tua untuk mengajarkan anak untuk mengenal Al-Qur'an. Ketika saya sudah bisa membaca, saya diajarkan untuk membaca huruf hijaiyyah mulai dari iqra' sampai bisa lancar Al-Qur'an. Seberapa pentingnya Al-Qur'an? Kita sebagai musllim rugi jika kita tidak membaca Al-Qur'an, banyak keutamaannya. Bahkan orang yang hanya membaca satu huruf saja dari  kitabullah, maka ia langsung dapat sepuluh kebaikan. Itu hanya satu huruf saja. Tapi, jika kita mengamalkannya dengan hitungan Allah juga akan memberikan pahala sesuai hitungan. Sebaliknya, jika kita tidak pernah menghitung segala suatu amalan Allah berikan tanpa batasan. Siapa yang membaca masih terbata-bata tapi ia mau belajar maka pahalanya minimal dua kali lipat dari yang sudah lancar membaca Al-Qur'an. Pahalanya ada dua karena yang pertama dia membaca dan yang kedua karena ia mau belajar. Sahabat saja hanya membaca lima ayat dalam sehari akan tetapi ia akan memahami arti dan mengamalkan isi ayat tersebut. Saat kita elajar mengenai Al-Qur'an, maka rahmat Allah akan diliputkan. Bukan hanya diturunkan melainkan diliputkan. Apa bedanya? Kalau turun, bisa saja hanya turun di satu titik dan tidak menyeluruh. Akan tetapi, jika diliputkan dimanapun kita berada kita rahmat Allah akan selalu menaungi. Rahmat Allah itu ada tiga kemuliaannya yaitu, ampunan dari dosa, solusi dari setiap dari masalah yang dihadapi dan yang terakhir kebutuhan dunia dan akhirat Allah akan memberikan kemudahan dalam hidupnya. Orang yang tilawah Qur'an hanya baca saja tapi tidak paham maknanya, itu akan mendapatkan ketenangan yang luar biasa. Lebih tenang daripada yang hanya baca saja. Saat dia belajar tilawah memahami maknanya, maka malaikat akan kumpul bersama ikut belajar memahaminya. Barang siapa yang mau bertilawah Qur'an walaupun hanya satu ayat atau dua ayat, kata Nabi ketika ia sedang belajar ia sedang disanjung-sanjung oleh Allah. Siapa yang mengamalkan Al-Qur'an walaupun hanya satu ayat saja dibandingkan dengan orang yang hanya beribadah saja tanpa mengamalkannya keutamaannya sebanding dengan seribu bulan. Apa keutamaan membaca Al-Qur'an? Al-Qur'an akan menjadi penolong di hari kiamat. Di hari kiamat tidak akan ada yang bisa membeikan pertolongan kepada kita kecuali amalan-amalan yang sudah disebutkan oleh Allah SWT diantaranya adalah bacaan Al-Qur'an kita. Ia akan membantu kita untuk mempercepat jalan kita di padang mahsyar berkurangnya panas bahkan hilangnya panas. Menjadikan beratnya timbangan amal kita dan bisa menghantarkan kita sampai ke telaga khusus baginda Nabi adalah bacaan Al-Qur'an. Maka jangan lewatkan hari tanpa Al-Qur'an yang sudah kita baca. Berapa pun ayat yang kita baca, mau satu ayat dua ayat apalagi bisa satu lembar sampai satu juz. Al-Qur'an jika dibaca walaupun tidak paham artinya tetap akan dapat pahala. Tidak seperti membaca apapun. Harus punya waktu khusus untuk membaca Al-Qur'an. Ketika dalam hisab nanti bacaan-bacaan Al-Qur'an yang sudah kita baca akan membela kita. Al-Qur'an akan datang sebagai pembela ketika yaumul hisab. Sama seperti di dunia ketika dipersidangan pasti ada seorang pembela di akhirat demikian juga ketika yaumul hisab Qur'an juga akan menjadi pembela kita. Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya. Bagaimana tidak baik? Karena sebaik-baiknya ilmu adalah Al-Qur'an. Maka mengajarkan Al-Qur'an adalah keutamaan. Belajar Al-Qur'an itu ada dua yaitu belajar lafadznya dan yang kedua adaah memahami isinya makna tadabbur. Ada orang yang hanya belajar lafadznya saja belum sampai belajar memahami maknanya saja itu sudah mendapatkan keutamaan. Selagi mau belajar, pasti akan mendapatkan pahala. Yang tidak benar atau salah yaitu orang yang memang tidak mau belajar.    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun