Mohon tunggu...
IQBAL_ZF
IQBAL_ZF Mohon Tunggu... Mahasiswa - Stylish

Human with glasses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suhendra, Pejuang Nyata Saat Masih Pemuda

3 Juni 2022   01:45 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:46 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembahasan artikel kali ini akan saya bawakan tentang bagaimana keluh kesah kehidupan seorang yang membantu menghidupkan keluarganya juga membantu orang tuanya walaupun dia juga punya kehidupan layaknya remaja pada umumnya.

Banyak orang dari keluarga miskin hidup dengan pekerjaan yang gajinya sangat mencukupi untuk biaya hidup mereka. Bahkan penghasilan mereka juga tidak sebanding untuk pengeluaran dan biaya hidup keluarga,mereka pun akan bekerja dua kali.

Tapi itu tidak mematahkan semangat mereka untuk mencari penghasilan untuk keluarga mereka. Mereka punya tujuan untuk menghidupkan keluarga serta membantu sesama keluarga. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari apa yang kita lihat dari keluarga miskin ataupun keluarga yang berkecukupan kebawah.

Saya dan teman saya berinisiatif untuk mewawancara seorang penjual. Jadi saya bersama teman saya pergi mencari orang berjualan yang biasanya jualan di pinggir jalan. Kebetulan teman saya menemukan orang yang berjualan di luar tangga Malang Town Square. Teman saya melihat orang tersebut masih muda seumuran anak SMP dan dia bersama adiknya yang masih bocah. Mereka terlihat memakai baju ala kadarnya dengan membawa dagangan dan menawarkan dagangannya ke pelanggan yang melewati tangga tersebut. Akhirnya kami memutuskan untuk mewawancarai pemuda tersebut.

Kami memakirkan kendaraan kami parkiran Malang Town Square karena tidak boleh memakirkan depan Malang Town Square. Kami menghampiri pemuda tersebut untuk kami wawancara. Pemuda tersebut berjualan di tangga yang menghubungkan antara transmart dengan Malang town square. Kami bertanya apakah pemuda bolehkah kami wawancara, dan dia menjawab boleh saja. Kami membawa jualan pemuda tersebut bersama adiknya untuk duduk bersama kami di tempat duduk luar malang town square.

Pertama-tama kami memperkenalkan dulu sesama wawancara dan narasumber. Kami disini mengenalkan kepada pemuda tersebut sebagai orang yang ingin menulis artikel terkait pemuda tersebut juga sebagai mahasiswa. Kemudian pemuda tersebut mengenalkan dirinya. Pemuda itu bernama Suhendra.

Suhendra merupakan pemuda dari keluarga yang terbilang miskin. Dia berjualan itu juga merupakan usaha untuk membantu orang tua Suhendra dalam keuangan mereka. Dia berjualan di tangga malang town square sudah cukup lama, dari sebelum pandemic sampai sekarang. Tempatnya dia pilih di tangga tersebut karena disitu sering dilewati orang-orang pejalan kaki. Juga tempat tersebut dekat dengan rumah Suhendra, yaitu sampingnya transmart. Sehingga Suhendra tidak perlu jauh-jauh untuk pergi bekerja.

Dari penjualan Suhendra sendiri, dia menjual kue-kue ringan seperti kue pukis, roti boy mini, donat, dan lain-lain. Kue yang dijual Suhendra kadang berbeda-beda, itu tergantung dari sumber yang ia terima. Tapi paling sering dia berjualan kue pukis dan roti boy mini.

Suhendra menjual kue-kue tersebut seharga 2000 rupiah perbungkus. Dari penjualan Suhendra, dia biasanya pulang dengan pendapatan yang berbeda-beda. Dari pendapatan itu, dia bisa meringankan beban orang tuamya. Karena dalam penghasilan tersebut, Suhendra bisa membayar uang sekolahnya sendiri dan bisa menjadi uang untuk kesehariannya. Suhendra sendiri sekarang sekolah SMP kelas 1 dan adiknya yang biasanya ikut berjualan masih kelas 1 Sekolah Dasar.

Suhendra sendiri juga seperti murid SMP biasa. Dia bersekolah dengan seragam, dan belajar dengan serius. Yang membedakan dari teman-temannya yakni Suhendra setelah pulang sekolah dia langsung berjualan kue-kue yang akan di jual di tempat biasanya dia berjualan. Begitu pun juga adiknya yang masih kelas 1 SD, dia akan mengajak adiknya setelah pulang sekolah untuk ikut berjualan. Hal ini karena dirumah tidak ada orang, semua keluarganya pergi bekerja.

Orang tua Suhendra sendiri tentu bekerja untuk biaya hidup mereka. Bapaknya Suhendra sendiri bekerja sebagai pengumpul botol di pinggir jalan yang kemudian ditukarkan menjadi uang. Ibunya Suhendra bekerja sebagai tukang cuci, juga ibunya Suhendra dibantu oleh saudara perempuannya. Mereka semua bekerja untuk mencukupi keluarga mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun