Kemiskinan di Banten Mengalami Penurunan apakah benar?
Banten adalah salah satu provinsi di selatan Pulau Jawa yang di pimpin oleh PJ Gubernur yaitu Al Muktabar. Di suatu daerah tidak lepas dari persoalan-persoalan yang ada. Banten adalah provinsi yang belum lama berdiri pasti ada saja persoalan yang belum tertuntaskan seperti masalah pendidikan, pengangguran, dan kemiskinan. Tapi angka kemiskinan berdasarkan laporan terakhir BPS semakin membuka harapan terhadap prospek pemulihan ekonomi. Setelah melonjak naik akibat pandemi Covid 19 hingga angka 867,23 ribu orang pada 2021 dan sedikit demi sedikit mengalami penurunan hingga 202,93 ribu orang pada Maret 22023.
Namun tidak selesai hanya disitu
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode September 2021–Maret 2022 antara lain : pertama, pandemi Covid-19 yang berkelanjutan berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk sehingga mempengaruhi angka kemiskinan. Kedua, laju pertumbuhan ekonomi Triwulan I 2022 sebesar 4,97 persen (y-on-y), lebih baik dibanding laju pertumbuhan ekonomi Triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 4,51 persen. Ketiga, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 2,92 persen (y-on-y), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 yang tumbuh sebesar 2,62 persen.
Keempat, Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2022 sebesar 99,03 meningkat dibanding September 2021 sebesar 97,71. Kelima, pada Februari 2022, persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 8,53 persen. Terjadi penurunan sebesar 0,48 persen poin dibandingkan Agustus 2021 yang sebesar 8,98 persen, dan angka ini juga menurun jika dibandingkan Februari 2021 yang sebesar 9,01 persen.
Subsidi Administered Prices
Mengurangi beban pengeluaran masyarakat khususnya masyarakat miskin dan hampir miskin, terutama dengan menurunkan biaya-biaya yang dikontrol pemerintah (administered prices). Di antaranya: a. Menurunkan harga BBM yang menjadi salah satu komponen terbesar pengeluaran penduduk miskin (5 persen untuk penduduk miskin di kota dan 4 persen untuk penduduk miskin di desa). Meskipun penurunan mobilitas orang saat ini berdampak pada berkurangnya penggunaan BBM, BBM tetap berperan besar dalam mobilitas barang (logistik) yang tetap sangat krusial perannya selama masa wabah. Apalagi, harga minyak mentah terus mengalami penurunan hingga di bawah 25 dollar per barel. Semestinya harga dasar BBM di bawah RON 95 dapat turun setidaknya pada kisaran Rp 4.500 sampai Rp Rp5.000 per liter.
Permasalahan Pada kegiatan konferensi ini pembahasan yang diulas mengenai dampak covid-19 dalam persoalan isu kemanusiaan dan bagaimana menyikapi ketika memasuki era post-pandemi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Prof. Dr. Alberto Gomes, DEEP Network & Emeritus Professor of La Troube University Australia. ”Naomi Klein, seorang aktivis sosial dari Kanada menyebutkan bahwa bencana Covid-19 ini menjadi keuntungan bagi kapitalisme. Adanya Covid-19 menyebabkan komersialisasi perawatan kesehatan dan obat-obatan serta memprioritaskan kepentingan pribadi di atas kepentingan publik,” jelasnya.
Prof. Alberto juga menambahkan persoalan kemanusiaan bagi dunia kesehatan yaitu sistem kesehatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19. ”Hal yang menjadi permasalahan akibat pandemi Covid-19 adalah polemik tidak adanya sistem kesehatan masyarakat, dan hanya memiliki sistem untuk mendapatkan keuntungan. Beberapa masyarakat belum tentu memiliki jaminan kesehatan, dan belum memiliki pengujian yang sistematis dan berujung virus yang terus menyebar. Hal ini membuktikan bahwa pandemi menyebabkan ketidaksetaraan bagi kemanusiaan,” tambahnya.
Selanjutnya Prof. Alberto menjelaskan untuk menanggapi dampak kemanusiaan akibat pandemi, maka beberapa hal yang perlu dilakukan pda post pandemi diantaranya adalah solidaritas sosial. ”Menjawab persoalan tersebut hal yang perlu dilakukan pada kehidupan post pandemi diantaranya bagaimana melakukan solidaritas sosial seperti kerjasama, gotong royong dan saling menderma. Fokus pada kesejahteraan manusia, mempromosikan keadilan sosial, kesetaraan, inklusi sosial, dan keragaman serta menumbuhkan empati, kasih sayang, dan kepedulian,” tutupnya. (Sofia)
Kesimpulan