Pasar Apung nampak megah
Tidak ada lagi kemacetan menuju TPI Demaan
Sebagai kota pesisir yang memiliki garis pantai terpanjang di jawa Tengah, Laut Jepara merupakan salah satu daerah penangkapan ikan yang sangat prospektif menjadi tujuan bagi nelayan. Tak heran jika kita berada di salah satu Tempat Pelelangan Ikan TPI di Pesisir Jepara kita akan menjumpai para nelayan dari berbagai suku yang ada di Indonesia, mulai dari Bugis, Mandar, Madura dan sebagainya.
Setelah selesai melaut biasanya nelayan menyandarkan kapalnya di pelabuhan untuk menyandarkan kapal sambil menjual hasil tangkapannya. Salah satu tempat untuk menyandarkan kapal adalah Tempat Pelelangan Ikan yang berada di Desa Demaan. Biasanya para nelayan mulai bersandar pada pukul 04.00 WIB dimana pada waktu tersebut kita bisa menyaksikan pemandangan di tepi laut menuju pelabuhan, yaitu satu persatu kapal-kapal nelayan mulai merapat untuk menjual hasil tangkapan sambil istirahat dan membeli bekal untuk melaut lagi.
Banyaknya nelayan yang bersandar di TPI Demaan membuat sebagian warga yang tinggal disekitar TPI menangkap peluang dengan menjual beberapa barang dagangan seperti peralatan melaut sampai kebutuhan hidup nelayan selama di laut. Sebelum ada Pasar Apung para pedagang biasa menjual barang dagangan di pinngir jalan menuju TPI sehingga pemandangan demikian sangat menggganggu para pemakai jalan lain karena sering menimbulkan kemacetan.
Apresiasi Pemerintah Daerah
Melihat ramainya kapal-kapal nelayan bersandar dan juga para pedagang ikan yang melakukan transaksi di TPI Demaan, membuat Pemerintah Daerah melakukan pembenahan salah satunya adalah dengan merealisasi terwujudnya Pasar Apung di sekitar TPI.
Pasar Apung yang dibangun dengan menggunakan anggaran dari Menkop UKM senilai 1 milyar ini tergolong megah karena arsitektur bangununan mirip restoran. Pasar Apung ini merupakan satu-satunya pusat perdagangan termegah di Desa Demangan. Karena sebelum Pasar Apung ini berdiri para pedagang biasa menjual dagangannya di Pinggir jalan menuju TPI. “Saya merasa nyaman mas berjualan di sini, tempatnya bagus kalau siang tidak kepanasan kalau hujan tidak kehujanan lagi” terang mbah nanun nenek 73 tahun yang sampai sekarang masih bertahan berjualan nasi pecel di pasar tersebut.
Menurut pengamatan Mbah Mintarno warga sekitar lokasi menyebutkan bahwa selama 24 Jam Pasar Apung ini selalu ramai di kunjungi pengunjung kalau Pagi hari digunakan pedagang untuk menjual kebutuhan nelayan yang bersandar, siang untuk tempat istirahat, sore makin ramai lagi karena di gunakan untuk menyaksikan matahari terbenam dan malam hari sampai pagi biasa digunakan untuk mancing ikan.