Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan di Indonesia pada 6 Januari 2025. Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi malnutrisi dan stunting, serta meningkatkan konsentrasi belajar anak-anak. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu langkah strategis dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto untuk Indonesia Emas 2045.Â
Program ini diluncurkan untuk mendukung salah satu dari delapan misi Asta Cita, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM). Dalam pelaksanaannya, MBG bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak-anak, kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui, serta meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air.Â
Status gizi anak yang optimal merupakan faktor krusial untuk memastikan pertumbuhan yang sehat dan perkembangan kognitif yang baik, terutama pada siswa sekolah dasar. Stunting yang terjadi akibat kekurangan gizi kronis dapat berdampak negatif pada kemampuan akademik dan fungsi kognitif anak, serta berhubungan dengan keterlambatan pendidikan dan produktivitas yang lebih rendah di masa dewasa.
Stunting adalah dampak serius   dari   kurang   gizi   kronis   pada   masa pertumbuhan awal. Hal ini menyebabkan gangguan fisik,  psikologis,  dan  kognitif  serta  menghambat perkembangan  otak  dan  pertumbuhan  fisik  serta meningkatkan   risiko   gangguan metabolik. Tingginya  angka  stunting  di  Indonesia,  mencapai 21,6% di tahun 2022.
Makan pagi atau sarapan berperan sangat penting untuk pemenuhan gizi dipagi hari, lebih khusus pada peserta didik mempunyai aktivitas yang sangat padat secara akademis (Arifin dan Prihanto, 2015). Sarapan pagi merupakan pasokan energi untuk otak yang paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan sulit berkonsentrasi di sekolah. Jenis hidangan untuk sarapan pagi bisa dipilih dan disusun sesuai keadaan. Namun akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur (Hartoyo, 2016).
Konsentrasi belajar merupakan usaha pemusatan pikiran atau perhatian terhadap suatu hal yang sedang dipelajari dengan mengesampingkan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan yang dipelajari. Anak bergerak aktif dan tentu membutuhkan asupan gizi yang cukup agar kondisi fisik pun baik. Asupan gizi dari makan pagi sangatlah penting bagi anak, karena pagi hari merupakan awal dari aktifitas sehingga hendaknya dimulai dengan semangat dan energi yang memadai sehingga segala kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Makan pagi sebagai asupan awal anak dipagi hari sebelum ia melakukan berbagai aktifitas disekolah. Makan pagi dengan menu yang tepat dapat mengoptimalkan kerja otak sehingga dapat berkonsentrasi dengan baik. Namun sangat disayangkan tidak semua anak makan pagi setiap harinya. Kesibukan orangtua dan kesadaran orangtua akan sangat mempengaruhi kebiasaan makan pagi pada anak. Begitu pula dengan kesadaran anak untuk makan. Terkadang pada anak yang telah disiapkan makanan pun anak enggan untuk makan karena terburu-buru berangkat ke sekolah.Â
Hariyanto (2010)menyatakan prestasi  belajar  adalah  hasil  yang  dicapai oleh   seseorang   setelah   ia   melakukan perubahan belajar baik  di  sekolah  maupun di luar sekolah. Berdasarkan uraian di atas untuk anak usia sekolah, sangat dianjurkan untuk   membiasakan   diri   makan   pagi sebelum  berangkat  ke  sekolah, karena sarapan  dapat  meningkatkan  konsentrasi belajar dan  menjaga  daya  tahan  tubuh sebelum  tiba  waktunya  istirahat  siang.Â
Sarapan  yang  dimaksud  disini tentunya asupan  gizi yang  dikonsumsi memenuhi keperluan  untuk  hidup  sehat. Makanan  yang  memenuhi  untuk  hidup sehat   adalah   makanan   yang   bergizi. Makanan  bergizi  adalah  makanan yang mengandung   zat-zat  yang  diperlukan  oleh tubuh   untuk   memenuhi hidup   sehat. Berdasarkan  kamus  biologi  praktis,  bahwa gizi  adalah  zat-zat  makanan  yang  berguna bagi  kesehatan.  Maka  anak  yang  kurang gizi  mudah  lelah,  tidak  mampu  berpikir, dan  tidak  berkonsentrasi  penuh  dalam belajar.Â
Adapun  salah  satu faktor yang mempengaruhi rendahnya daya serap peserta didik yaitu konsentrasi belajar yang  rendah.  Konsentrasi merupakan usaha  seseorang  dalam  memusatkan  perhatian  terhadap objek  tertentu  sehingga  dapat  memahami  objek  yang  sedang  diperhatikan(Hanafiah, 2022). Konsentrasi  dapat  menghasilkan  pemahaman  yang  baik  sehingga  pelajaran  yang dipelajari  akan  mudah  diingat  dan  di  serap  dengan  baik.  Proses  pembelajaran  dapat lakukan  dimanapun  dan  kapanpun.
Tujuan  Pendidikan  dan  diadakannya  pembelajaran  menurut  UU  Nomor 2  tahun 1985  tentang  mencerdaskan  kehidupan  bangsa  dan  mengembangkan  manusia  yang seutuhnya,bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan  rohani,memiliki  budi  pekerti  luhur,  mandiri,  kepribadian  yang  mantap,  dan bertanggung  jawab  terhadap  bangsa.  Namun  kenyataannya  kemampuan  konsentrasi peserta  didik  rendah  tidak  akan  mencapai  tujuan  Pendidikan  itu  sendiri,  itu  sebabnya konsentrasi  menjadi  tolak  ukur  keberhasilan  dari  proses  pembelajaran  juga  tercapainya tujuan  Pendidikan.Â