Mohon tunggu...
Silvia Indah kurniawati
Silvia Indah kurniawati Mohon Tunggu... Guru - 17160009

Mahasiswi pendidikan islam anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jaga Ucapan Anda, Apalagi di Depan Anak

14 September 2019   18:31 Diperbarui: 14 September 2019   18:55 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ucapan memberikan pengaruh yang besar bagi anak. Namun terkadang tanpa disadari kita bisa mengucapkan kata-kata yang melukai perasaan si kecil. 

Ucapan memiliki kekuatan yang besar. Ketika kesalahan ini dilakukan berulang-ulang hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan, maka tentu hal ini akan memberikan dampak yang negatif bagi si kecil, dia akan tumbuh menjadi anak yang sensitif dan sukar menghargai orang yang lebih tua darinya.

Dalam mendidik si kecil kita harus berfikir keras jika hendak mengkritiknya. Kita harus ingat bahwa si kecil memiliki pikiran dan hati  yang lembut dan mudah dipengaruhi. Sebagai orang tua, kita harus memberikan contoh cara berbicara yang baik di depan si kecil agar tidak menimbulkan efek buruk dikemudian hari. 

Jika orang tua terus menerus berkata kasar dan tidak menjaga lisannya, bukan tidak mungkin bahwa di kemudian hari si kecil juga akan menjadi anak yang suka berbicara kasar kepada orang lain.

Sebaiknya mulai saat ini kita harus lebih berhati-hati dalam berbicara di depan anak. Ingatlah bahwa perubahan orangtua dapat membuat masa depan anak menjadi lebih baik.

Menghargai si kecil. Gambaran diri yang positif harus diawali dengan penerimaan (self acceptance). Penilaian diri seorang anak dimulai dari kita sebagai orang tua, jadi kita harus menerima dulu anak apa adanya. Sehingga ketika kita bisa menghargai si kecil, maka kita tidak akan mudah mengkritik si kecil dengan kata-kata yang kasar. 

Maka setelah anak merasa bahwa drinya dihargai, dia akan menjadi anak yang confidence. Si kecil akan merasa bahwa mereka dihargai dan disayang oleh kedua orang tuanya.

Jangan mengungkit cerita masa lalu. Sering kali kita memarahi anak sambil mengungkit masalah anak yang terjadi di masa lalu. Misalnya "kemarin mainannya juga berantakan kaya ini, Kok sekarang berantakan lagi sih?" Mengungkit kejadian di masa lalu hanya akan membuat kedisiplinan menjadi sulit dan rumit untuk dijalankan, karena kejadian di masa lalu sudah berlalu, dan kita tidak dapat memperbaiki hal yang sudah berlalu. 

Ketika si kecil seringkali mengulagi hal yang sama, sebaiknya kita hanya menjelaskan situasi yang terjadi saat itu tanpa mengungkit kejadian yang sudah berlalu dan bantulah anak untuk bisa mengerti dan menyesal atas apa yang telah mereka perbuat.

Hargailah ekspresi perasaana anak. Ketika anak sedang tantrum atau sedang menunjukan sikap yang tidak sesuai dengan harapan kita, maka bukalah hati anda untuk menerima sikap anak dan mendukungnya apa adanya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun