Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang menolak percaya atau tidak meyakini adanya keberadaan Tuhan dan dewa-dewi ataupun penolakan terhadap teisme yang disertai dengan klaim. Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah penolak keyakinan atau menegasi kepercayaan bahwa tidak adanya keberadaan dewa atau Tuhan. Istilah ateisme berasal dari bahasa Yunani , yang secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya.Â
Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan. Orang yang pertama kali mengaku sebagai "ateis" muncul pada abad ke-18. Pada zaman sekarang, Pada kebudayaan Barat, ateis sering kali diasumsikan sebagai tidak beragama (ireligius).
 Beberapa aliran Agama Buddha tidak pernah menyebutkan istilah 'Tuhan' dalam berbagai upacara ritual, tetapi dalam Agama Buddha konsep ketuhanan yang dimaksud mempergunakan istilah Nirwana. Karenanya agama ini sering disebut agama ateistik. Walaupun banyak dari yang mendefinisikan dirinya sebagai ateis cenderung kepada filosofi sekuler seperti humanisme, rasionalisme, dan naturalisme, tidak ada ideologi atau perilaku spesifik yang dijunjung oleh semua ateis. Indonesia mewajibkan bagi umat untuk Bergama, karena Indonesia menyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa,
Â
Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal-hal yang baik yang dapat menguntungkan banyak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang harus dijalankan dan dipatuhi, agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan selalu berada pada jalan kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing-masing. Agama berfungsi sebagai jalan terbaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun yang tidak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa dosa dimasa lalu. Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan untuk tempat berdoa, mengeluarkan angan-angan dan memohon keselamatan dunia akhirat. Dengan begitu hati bisa terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta merupakan cara agar hati tenang, Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia ataau tentang aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan.
seperti diketahui beragama diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 29 ayat (1) menyebutkan bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah negara demokratis yang berfondasikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Isi Pasal 29 Ayat 1 dan 2 UUD 1945 secara umum mengatur tentang kebebasan warga negara Indonesia untuk memeluk agama dan kepercayaan sesuai ajaran masing-masing, Pasal 2 yang selaras dengan Pasal 29 Ayat 1 Â UUD 1945:
"Setiap orang berhak atas kemerdekaan berpikir, berkeyakinan dan beragama; hak ini mencakup kebebasan untuk berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menjalankan agama atau kepercayaannya dalam kegiatan pengajaran, peribadatan, pemujaan dan ketaatan, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum atau secara pribadi."
Berdasarkan isi alinea 3 pembukaan UUD 1945 di atas, Indonesia mengakui bahwa kemerdekaan yang telah dicapai merupakan berkat rahmat dari Allah Yang Maha Kuasa, bukan hanya hasil perjuangan bangsa Indonesia semata.Karena itu, Negara Republik Indonesia juga mengakui eksistensi berbagai agama dan keyakinan. Saat ini, Negara Republik Indonesia mengakui enam agama resmi, yakni Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. Selain itu, Negara Republik Indonesia kini pun telah mengakui eksistensi berbagai aliran kepercayaan. Negara Republik Indonesia melindungi, membina, serta mengarahkan warganya untuk menjalankan kehidupan sesuai ajaran keyakinan yang dianut.
Peran negara adalah menjaga serta menciptakan suasana rukun, damai dan toleransi bagi setiap umat beragama. Negara berkewajiban membuat peraturan perundang-undangan yang melarang siapapun melakukan pelecehan terhadap ajaran agama atau kepercayaan lain.Selain itu, pemerintah harus membimbing dan membina warga negaranya agar saling menghormati satu sama lain
Dalam konteks Agama Hindu, beragama dituntun oleh Tatwa Panca Sraddha yang secara operasional data dipelajari melalui Brahma Widhya. Implikasi dari sraddha adalah bhakti. Untuk melakukan konsep bhakti, ada etika yang harus dilaksanakan berbasis pada Tattwa. Sebagaimana diketahui jika ajaran agama dapat ndimengerti secara baik dan benar akan dapat menuntun seseorang untuk mencapai kebahagiaan lahir dan bathin. Agama dapat dijadikan pengemudi dalam kehidupan sehari-hari dengan memahami dan mengertikan agama itu sendiri
Salah satu manfaat beragama adalah :Toleransi adalah rasa saling menghargai, menghormati dan memberi privasi kepada orang lain. Dengan memiliki banyak keberagaman, maka hal ini akan memupuk sikap toleran pada masyarakat. Tentunya, sikap toleran tidak dapat tumbuh sendiri, melainkan harus diasah oleh setiap individu agar lebih menghargai sesama manusia. Hal ini menunjukkan bahwa keberagaman telah menjadi ciri khas dan identitas bangsa kita. Saat semboyan ini dikukuhkan oleh para pendiri bangsa, tentu tujuannya agar negara kita dapat hidup rukun dan memegah teguh prinsip kesatuan, meskipun memiliki banyak keberagaman.
memperkaya kebudayaan nasional. Negara kita memiliki warisan kebudayaan yang luhur dari nenek moyang dan perlu dilestarikan oleh anak dan cucu kita khelak. Oleh karena itu, kebudayaan yang beragam ini mampu menambah kekayaan bangsa Indonesia
Agama memberikan tujuan hidup bagi manusia dengan memberikan panduan tentang apa yang benar dan apa yang salah. Dengan mengetahui hal tersebut, manusia bisa mengambil keputusan yang tepat dan hidup dengan penuh arti. Dalam agama, ada nilai-nilai yang penting seperti kasih sayang, kejujuran, kerendahan hati, dan sebagainya. Nilai-nilai tersebut membawa manusia kepada kebahagiaan dan damai sejahtera.
Agama juga mengajarkan manusia untuk selalu berbuat baik pada sesama dan mencari kebahagiaan yang sejati. Dengan melakukan kebaikan, manusia merasa berguna dan merasakan kebahagiaan yang mendalam. Kebahagiaan tersebut tidak didapatkan hanya dari harta benda, tetapi dari kegiatan positif yang memberikan dampak bagi sesama Agama memberikan panduan bagi manusia dalam menjaga keseimbangan kehidupan. Agama mengajarkan manusia untuk tidak hanya fokus pada karier, tetapi juga fokus pada keluarga, teman, dan semua aktivitas yang membawa kebahagiaan. Saat manusia mengalami kesulitan dan rasa putus asa, agama memberikan kepercayaan dan harapan untuk melalui masa sulit tersebut. Agama mengajarkan manusia untuk bertawakal kepada Tuhan yang maha kuasa dan memohon bantuan-Nya ketika mengalami kesulitan. Keyakinan bahwa Tuhan selalu berada di sisi manusia membawa rasa tenang dan damai. Ketika manusia memiliki pikiran yang tenang dan bijaksana, maka lagi-lagi hidupnya selalu seimbang. Agama juga mengajarkan bahwa ada pahala bagi orang yang berbuat baik dan hukuman bagi orang yang berbuat buruk, sehingga manusia akan bertanggung jawab atas perbuatannya. Agama mengajarkan untuk hidup dengan cara yang baik, jujur, dan adil. Manusia yang hidup dengan tata krama yang baik akan dicintai oleh Tuhan dan dinilai baik oleh sesama. Agama memberikan peran penting dalam menjaga kebersamaan manusia dan saling membantu membentuk masyarakat yang damai dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H