Kota Malang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia pada masa sekarang dan juga merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Jawa timur setelah Kota Surabaya. Ada penyebab khusus mengapa Kota Malang menjadi salah satu kota besar dan bisa berkembang dibandingkan kota-kota lain di wilayah Jawa Timur dan terutama kota-kota disekitar Malang. Kota Malang bisa berkembang hingga seperti sekarang adalah dikarenakan pengaruh dari masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda ketika menjajah Indonesia sekitar kurang lebih tiga abad lamanya. Perkembangan yang terjadi selama tahap rencana pembangunan Kota Malang oleh pihak pemerintah kolonial Hindia Belanda mengalami berbagai dinamika yang terjadi selama tahapan-tahapan perencanaan yang dilakukan oleh para ahli perencanaan kota dari pemerintah Hindia Belanda untuk memecahkan permasalahan yang terjadi ketika membangun sebuah wilayah kota dengan kondisi dan situasi yang terjadi pada masanya
Dalam perencanaan pembangunan Kota Malang sendiri dibagi menjadi delapan tahapan pada pelaksanaannya, walaupun sebenarnya masih ada lanjutan dari tahapan-tahapan tersebut tetapi tidak terealisasikan dikarenakan beberapa hal yang mempengaruhi dihentikannya perencanaan pembangunan Kota Malang.
Alun-Alun Malang terletak di Kota Malang menjadikannya kawasan yang strategis. Kawasan Alun-alun merupakan "penghubung" antara bagian selatan, barat, utara dan timur kota Malang. Letaknya yang strategis membuat kawasan Alun-alun berpotensi untuk dikembangkan secara organik. Selain itu, dengan adanya pusat perbelanjaan tradisional dan modern di dekat alun-alun ini dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat Malang sebagai tujuan belanja. nilai strategis kawasan alun-alun tidak hanya fungsi koneksi, tetapi juga tujuan masyarakat Malang dari berbagai arah.
Sejak tahun 1767 sampai dengan awal tahun 1870-an, Malang merupakan sebuah kabupaten kecil yang berpusat di Alun-alun Merdeka. Sementara Kantor Kabupaten dibangun tahun 1839 pada saat pemerintahan Bupati ketiga, sehingga sebelumnya sudah ada bangunan pemerintahan kabupaten.Masjid Jami dibangun pada tahun 1875. Berdasarkan kronologis berdirinya bangunan-bangunan penting di kawasan alun-alun ini, terlihat bahwa pembentukan alun-alun Kota Malang tampaknya tidak mengandung pemaknaan atas konsep filosofis alun-alun seperti pada abad ke-17 sampai ke-18 dengan contoh Alun-alun Yogya atau Solo. Apabila dikaitkan dengan kajian perkembangan alun-alun sebagai pusat pemerintahan kerajaan, hal ini tampaknya juga tidak terlihat pada Kawasan Alun-alun Kota Malang, meskipun di wilayah Kota Malang terdapat kerajaan dulunya, yaitu Kerajaan Singasari, namun pusat kerajaannya tidak berada di kawasan alun-alun .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H