Data yang ada diatas masih bersifat fleksibel, karena tidak ada kepastian apakah Covid19 ini akan berhenti bergerak di 9000-an atau bertambah (Semoga berhenti).
Secara otomatis, mau tidak mau semuanya harus mengikuti anjuran pemerintah yaitu Dirumahkan, aktivitas dilakukan dari Rumah, baik itu bekerja, sekolah, kuliah bahkan beribadah.
Tetapi, anjuran yang dibuat pemerintah (Stay Home) tidak akan bisa terjamin kalau semua masyarakat akan melakukannya dengan baik.
Anjuran ini "Stay home" membuat dilemahkan dikalangan masyarakat ekonomi lemah yang profesi sebagai buruh dan lainnya, apa lagi kebutuhan dan permintaan hidup semakin meningkat, sementara persediaan mulai menipis. Otomatis realisasi 'Stay Home'seperti anjuran pemerintah tidaklah efektif dilakukan.
Jika, masyarakat melakukan 'Stay Home' sesuai anjuran pemerintah dan di sediakan semua kebutuhan oleh pemerintah sembilan bahan pokok (Sembako) untuk persediaan beberapa bulan kedepan kepada masyarakat ekonomi lemah. Mungkin bukan hal yang sulit untuk dilakukan.
Tetapi, sampai saat ini semua kebijakan pemerintah untuk memberikan kebutuhan Sembako dan lainnya kepada masyarakat, masih belum tersalurkan secara merata di daerah-daerah tertentu, ada daerah yang lain masyarakat-nya sudah mendapatkan, sementara yang lain masih bersifat narasi yang berkeluyuran di udara, tidak tau kapan akan mendarat dan menyampari pada masyarakat.
Padahal, Â hal-hal yang penting seperti ini sebenarnya harus di utamakan dan dilakukan secepat mungkin.Â
Karena bukan tidak mungkin, banyak masyarakat pasti sudah melakukan 'Stay Home' dari mulai adanya informasi dari pemerintah terkait Covid19. Tetapi, bantuan yang rencana diberikan oleh pemerintah belum juga muncul.
Memang benar, masalah anggaran bukanlah hal yang langsung di putuskan dengan mudah. Tetapi, kalau keadaan seperti ini, pemerintah harus lebih cepat tanggap, agar penyebaran Covid19 ini tidak lagi menyebarluaskan di tengah masyarakat dan menimbulkan korban-korban selanjutnya, cukup dengan jumlah korban hari ini yang sudah tercatat.
"Kami tahu cara menghidupkan kembali Ekonomi. Yang kami tidak tahu adalah bagaimana menghidupkan kembali orang yang mati," kata Presiden Ghana, Nana Akufo-Addo.
Ini adalah salah satu sifat pemimpin yang lebih menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dari pada ego, dan Ia tidak mau masyarakatnya mati karena Corona.