Apa yang bikin seseorang bekerja lebih keras? Apakah karena janji bonus besar, atau karena mereka benar-benar menikmati pekerjaannya? Inilah dua sisi dari motivasi yang sering jadi perbincangan: motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Keduanya punya pengaruh besar dalam dunia manajerial. Yuk, kita bahas lebih dalam dampaknya pada perilaku dan kinerja!
Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri. Orang-orang yang memiliki motivasi ini biasanya bekerja karena mereka merasa senang atau tertantang, bukan semata-mata karena hadiah eksternal. Misalnya:
- Ada rasa puas saat berhasil memecahkan masalah rumit.
- Senang melihat tim bekerja sama dan sukses.
- Bangga ketika proyek selesai dengan hasil terbaik.
Manajer dengan motivasi intrinsik cenderung lebih kreatif dan inovatif. Mereka sering mencari cara baru untuk memecahkan masalah dan senang belajar dari prosesnya.
Motivasi Ekstrinsik
Sebaliknya, motivasi ekstrinsik datang dari luar diri, seperti penghargaan, gaji, atau bahkan ancaman hukuman. Beberapa contohnya di tempat kerja:
- Bonus jika target tercapai.
- Promosi ke jabatan yang lebih tinggi.
- Pengakuan berupa penghargaan formal.
- Hukuman jika tidak memenuhi standar kerja.
Motivasi ekstrinsik efektif untuk dorongan jangka pendek, tetapi jika hanya mengandalkan ini, semangat kerja bisa menurun seiring waktu. Namun, kombinasi yang pas antara motivasi ekstrinsik dan intrinsik bisa menghasilkan dampak luar biasa.
Pengaruh terhadap Perilaku dan Kinerja
1. Perilaku dalam Manajerial
Manajer yang didorong oleh motivasi intrinsik biasanya lebih empati dan punya hubungan erat dengan tim. Mereka memimpin dengan hati, bukan hanya angka. Sebaliknya, manajer yang terlalu fokus pada motivasi ekstrinsik sering terjebak pada hasil jangka pendek dan kurang peduli pada proses.
2. Kinerja Individu dan Tim