Mohon tunggu...
19 josefha sarah
19 josefha sarah Mohon Tunggu... Seniman - pelajar

hobi main musik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

penyesalan

10 Desember 2024   22:32 Diperbarui: 10 Desember 2024   22:31 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu hari aku (Ashana) ibuku membangunkan ku di pagi hari untuk berangkat sekolah, ibuku selalu membawakan bekal untukku di sekolah, ibuku berkata "Nak, ibu sudah memasakkan mu jangan lupa dimakan ya nak". Aku men-cueki perkataan ibuku dan langsung pergi berangkat ke sekolah, sesudah selesai jam Pelajaran dan bel istirahat pun berbunyi "kring krig kring" dan aku membuka tas ku yang terdapat bekal yang diberikan ibuku tadi pagi. "ibuku masak apa ya" sambil membuka kotak bekal "bukan seleraku aku tidak ingin memakannya" ashana menawarkan ke temannya tetapi teman nya keburu sudah kenyang dan tidak ada yang memakan bekalnya Ashana, Ashana pun sambil berjalan kearah tong-sampah dan Ashana membuang masakan ibunya, dan itu berjalan sampai Ashana lulus SMA. Ibu Ashana tetap tidak tau kalau masakan ibunya selalu dibuang oleh anaknya Ashana tidak pernah memakan masakan ibunya selama diberi bekal saat SMA.

Pada saat menaiki jenjang kuliah, Ashana pun kuliah merantau. Ibunya memberi pesan kepada anaknya (Ashana) "Nak, kuliah yang serius dan buat ibu bangga padamu ya anak-ku tersayang ibu, agar tidak sia-sia kau merantau jauh jauh. Kau harus menjadi orang yang sukses dan berguna bagi oranglain" uang ibu pas pasan untuk biaya kuliah mu, tolong yang hemat ya nak, ibu dirumah juga akan menghemat demi anak ibu (ashana). Beberapa bulan kemudian ashana masih di perantauannya, dan ibunya selalu menunggu kabar anak tersayangnya, ibuya mencari nafkah seorang diri, ayahnya sudah lama meninggal saat ashana berumur 6 tahun, ayahnya kecelakaan lalu meninggal. Ibu ashana mencari uang bersusah payah untuk masa depan anaknya terjamin. Sedangkan ashana selalu makan yang enak direstoran, membeli pakaian yang mahal, ia lupa dengan nasehat ibunya sebelum ia berangkat kuliah di perantauan. Ia juga jarang mengabari ibunya dan hanya mengabari jika ia meminta uang dengan ibunya. Ibunya yang sedang jatuh sakit pun tetap memaksakkan untuk mencari uang demi anaknya, ibunya sangat memikirkan ashana apakah dia sudah tercukupi atau belum di perantauannya.

Beberapa bulan kemudian ibunya sangat menunggu kehadiran putri tersayangnya di rumah karena lagi libur semester dan tepat hari itu ibunya berulang tahun, ibunya menahan rasa sakit agar berjumpa dengan putrinya. Ashana pun marah kepada ibunya kenapa tidak dikirim uang bulanannya dan pulang kerumah ibunya, tetapi ashana tidak langsung pulang kekampung halamannya, ia berjalan jalan dan tidak memikirkan ibunya yang sedang menunggu kehadirannya dirumah. Ibunya sudah sakit parah dan dirumah tidak ada siapa-siapa, ibunya terjatuh pingsan dan tak sadarkan diri, untungnya tetangga nya menghampiri ibu ashana dirumahnya dan tetangganya melihat ibunya ashana yang sedang pingsan dan langsung dilarikan dirumah sakit terdekat. Tetapi saat diperjalanan kerumah sakit, ibu ashana pun meninggal di Tengah perjalanan. Malam itu juga di sembayangkan dan di depan rumah ashana pun terdapat bendera kuning yang menyimbolkan ada orang meninggal.

Sesampainya ashana dirumah ia melihat rumahnya kenapa sangat ramai dan ia terkejut melihat didepan pintu rumahnya ada bendera kuning yang melambankan orang meninggal. Ia pun masuk kerumahnya dan mengecek ibunya, dan ternyata ibunya meninggal dan ashana sangat terkejut melihat ini karena ia tidak pernah tau keadaan ibunya dirumah bagaimana, ashana sangat menyesal karena tidak pernah menghargai ibunya dari dia remaja saat SMA sampai sekarang ia kuliah, padahal ibunya ashana sangat menyayangi putrinya yaitu ashana, ashana pun berbaring di samping jenazah ibunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun