Pada suatu hari, si kancil binatang yang cerdik itu sedang berjalan di tengah tengah hutan yang sangat lebat maka membuat hutan itu sangat gelap, si kancil itu mencari udara segar dan sambil melihat matahari yang cerah bersinar. Si kancil ingin berjemur di bawah sinar matahari sebentar tepatnya di pinggir sungai, saat di perjalanan kancil merasa perutnya berbunyi dan sangat lapar sekali. Berhubung si Kancil menyukai buah timun kesukaannya, dia membayangkan betapa enaknya jika dia memakan buah timun. Namun sayangnya kebun buah timun itu berada di sebrang sungai besar itu. Si Kancil itu berpikir keras bagaimana dia menyebrangi sungai yg besar itu tanpa harus menyentuh airnya yang dingin dan deras itu. Tiba tiba, si Kancil memandang beberapa buaya yang asyik berjemur di tebing sungai. Tanpa menunggu waktu yang lama, si Kancil langsung menghampiri salah satu buaya yang sedang berjemur itu. Si Kancil berkata kepada buaya "aku mempunyai berita gembira untuk kalian" "aku kemari karena di perintahkan oleh Raja Hutan supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini" lalu jawabnya salah satu buaya itu "baiklah aku akan memanggil semua kawanan buaya untuk berkumpul dan kau menghitung jumlah kami" setelah buaya itu berkumpul dan kancil segera menyuruh buaya untuk berbaris hingga di dekat tebing. Mulai lah kancil menghitung dengan menaiki kepala buaya dan sambil berjalan ke arah sebrang sungai hingga tiba disitu, lalu kancil itu berkata akan kembali lagi tetapi tidak kunjung datang kembali ke kawanan buaya-buaya itu. Hingga akhirnya buaya sadar bahwa dirinya ditipu oleh kancil. Kancil tidak menepati janjinya dan pergi begitu saja.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H