Mohon tunggu...
Safri Sebastian Sihombing
Safri Sebastian Sihombing Mohon Tunggu... Penulis - Sales-marketing dan Finance Specialist | Writer dan Debater | Social-Economics Researcher

Fonder Forum Debat dan Ilmiah Mahasiswa (FODIM) Unimed, Inisiator Ruang Berbagi 7, Iniator dan Penasehat Himpunan Mahasiswa Paranginan || Penerima Penghargaan Lomba Artikel Blog Kementerian PUPR dan Blog Competition Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi RI 2020 || Penerima Penghargaan Lomba Karya Tulis Ilmiah PT Inalum Persero 2019 || Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan 2019 || Peraih Juara Debat Mahasiswa Tingkat Nasional || Juara 1 Call for Paper UTM Madura dan Finalis Terbaik KBMK Bidang Kasus Pemasaran Kemenristekdikti 2019 || Tidak ada yang dapat mengalahkan ketekunan sekalipun kekuatan dan kejeniusan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kegagalan yang Mengubah Keadaan: Tuhan Menyuruh Pulang (Sebuah Perjalanan Nyata)

5 Oktober 2019   17:55 Diperbarui: 5 Oktober 2019   18:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Safri Sebastian Sihombing Bersama Robinson Sinurat

Hidup merupakan suatu misteri yang membawa kita kepada yang namanya kedewasaan.Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup yang kita jalani sering sekali membuat kita lemah bahkan sering juga memacu hidup kita untuk semakin maju dan terus bergerak. Begitu juga dengan keadaan yang saya alami beberapa waktu yang lalu. Saya adalah salah satu mahasiswa di Universitas Negeri Medan (Unimed)  angkatan 2016. Saya memiliki reputasi yang baik dimata orang-orang yang mengenal saya,dan termasuk mahasiswa berprestasi di kampus.

Semenjak beranjak di semester dua saya tertarik untuk pindah kampus. Dulunya juga saya sebenarnya ingin kuliah di Universitas terbaik di pulau Jawa, akan tetapi karena kondisi orang tua saya yang kurang manpu maka saya tidak jadi kuliah di sana. Saya memiliki tekat yang sangat kuat dan memiliki idealisme untuk dapat melanjutkan pendidikan ke salah satu perguruan tinggi kedinasan yang ada di Indonesia,yakni PKN STAN. Untuk mencapai itu saya selalu rajin belajar.

Hampir tiap hari fokus untuk membahas-bahas soal dan bangun jam tiga pagi untuk belajar. Saya sudah yakin pasti lulus di kampus tersebut. Saya juga sering berdoa dan pergi ke tempat ibadah untuk berdoa agar Tuhan mengabulkan doa saya serta tidak lupa minta doa dan izin dari orang tua. Saya mulai tekun dan terus menggali potensi yang ada pada diri saya sendiri. Namun walaupun begitu,saya juga tidak meninggalkan Universitas Negeri Medan dan tetap fokus terhadap pendidikan saya waktu itu. Tiba saatnya ujian tahap pertama USM PKN STAN,waktu itu saya mengalami demam tinggi,namun saya tetap memaksakan diri saya untuk tetap ikut ujian.

img-20190905-wa0108-5d98743c0d8230122f3d6e32.jpg
img-20190905-wa0108-5d98743c0d8230122f3d6e32.jpg

Safri Sebastian Sihombing saat Menjadi Pemateri pada Seminar Millennials KODIE UNIMED 2019

Tiba waktunya pengumuman USM PKN STAN tahap satu saya dinyatakan lulus dan berhak untuk mengikuti seleksi selanjutnya,yaitu seleksi tes kesehatan dan kebugaran. Saat itu perasaan saya sangat senang dan lega. Mulai saat itu saya semakin yakin dapat lulus di sana. Selanjutnya sayapun mengikuti seleksi tes kesehatan dan kebugaran.

Sewaktu seleksi tersebut saya melihat hasilnya bahwa tubuh saya sehat dan pada waktu tes kebugaran saya dapat katakan bahwa saya berada pada barisan zona aman. Berpatokan pada seleksi tersebut saya sudah yakin bahwa saya pasti lulus. Tiba waktunya pengumuman tahap kedua USM PKN STAN,yang terjadi ialah jauh panggang dari api saya dinyatakan tidak lulus. Menerima kenyataan tersebut tidaklah mudah bagi saya, Waktu itu saya sangat kecewa,frustrasi dan hampir depresi mengurung diri di kamar. Padahal sebelum pengumuman tersebut saya berulang tahun beberapa hari yang lalunya dan saya berdoa kepada Tuhan bahwa "lulus STAN adalah hadiah terindah bagiku selama aku hidup".

Saya mulai menyalahan Tuhan,tidak terima dengan kenyataan dan hampir bunuh diri. Namun,suatu hari saya berdoa dan kemudian ada seorang coach/motivator yang menemui saya. Beliau berkata bahwa rencana Tuhan indah pada waktunya.Kita diberkati bukan karena apa yang kita harapan terjadi,namun kita diberkati apabila yang terjadi adalah demi kebaikan kita.

Hari itu saya benar-benar ditegur dan mulai saat itu saya mulai sadar bahwa ada banyak cara menuju sukses,dan apa yang terjadi itu adalah yang terbaik untuk saya. Intinya tetap lakukan yang terbaik,semua perjalanan hidup telah diatur oleh yang mahakuasa. Saya diajak untuk kembali berpulang kepada kehidupan saya yang semula,yaitu tetap mensyukuri yang terjadi dan melakukan yang terbaik. Bukan hanya itu pemikiran saya yang sangat berharap untuk kuliah di PKN STAN diajak kembali pulang untuk tetap mensyukuri betapa beruntungnya dapat mengecap pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. Banyak orang yang ingin kuliah di PTN,namun tidak bias karena tidak lolos bahkan banyak juga orang yang tidak dapat mengecap pendidian tinggi karena kondisi ekonomi.

Mulai saat itu saya sangat menyesali perbuatan saya,saya tidak lagi kecewa dan menyalahkan siapun maupun Tuhan. Saya banyak belajar dari peristiwa yang terjadi tersebut. Saya mensyukuri apa yang terjadi dalam hidup saya. Bahkan saya akan selalu berusaha menjadi yang diri saya sendiri.kembali ke prinsip semula dan universitas yang Tuhan sudah tempatkan.

Pemberian Sertifikat Penghargaan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FE UNIMED DR.Eko Nugroho, M.Si kepada Safri Sebastian Sihombing
Pemberian Sertifikat Penghargaan oleh Wakil Dekan Bidang Akademik FE UNIMED DR.Eko Nugroho, M.Si kepada Safri Sebastian Sihombing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun