Mohon tunggu...
Intana Putri
Intana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KITA PASTI BISA!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentingnya Penerapan Ketahanan Pangan bagi Keluarga di Masa Pandemi Covid-19

20 November 2021   15:36 Diperbarui: 20 November 2021   15:41 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dengan merebaknya Covid-19, keluhan utama masyarakat adalah menjalani kehidupan sehari-hari untuk keperluan suplemen. Bagi masyarakat, kondisi kehidupan saat ini sama dengan kiamat kecil yang menghancurkan ekonomi keluarga. Pemerintah saat ini sedang dalam proses membawa berbagai macam AIDS ke pasar untuk keluarga  terdampak COVID-19. Lambatnya ekonomi kota di berbagai daerah telah menyebabkan penderitaan yang tak terlukiskan. Indonesia dan banyak negara lain merasakan bencana yang disebabkan oleh Covid19. Masyarakat harus bersabar menghadapi situasi sulit saat ini. Masyarakat  berjuang  untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat,  ekonomi, sosial dan gizi.

Di tengah wabah COVID-19, ketersediaan juga dibatasi oleh terbatasnya pilihan makanan di pasar, mobilitas penjual sayur yang rendah, dan banyaknya toko yang tutup menjual makanan jajanan. Sementara itu,  pangan hanya dapat diperoleh jika rumah tangga tersebut memiliki pendapatan yang cukup. Covid19 yang secara dramatis mengurangi pendapatan masyarakat, dipastikan mengganggu akses pangan. Setiap bangsal harus mengelola seluruh  keluarga agar dapat mencapai  kesehatan yang optimal nantinya. Isu ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 hanya bisa dilihat di level makro, dan situasinya lebih spesifik di level rumah tangga. Kondisi ketahanan pangan keluarga yang rapuh menimbulkan kekhawatiran lain: gizi buruk di masyarakat.

Ketahanan pangan bukan berarti Anda tidak bisa makan. Juga, itu tidak mempertahankan sumber makanan kita untuk jangka waktu tertentu. Menurut Undang-Undang Gizi No. 18/2012, ketahanan pangan adalah kondisi penyediaan pangan  negara untuk perorangan, dan kuantitas dan kualitas, keamanan, keragaman, nilai gizi, keadilan, dan keterjangkauan secara berkelanjutan, bertentangan dengan agama, pandangan dunia, dan masyarakat. budaya sehingga kita dapat menjalani hidup yang sehat, aktif dan produktif. Ketahanan pangan keluarga dikaitkan dengan tiga isu penting: ketersediaan pangan, akses, dan konsumsi. Masalah ketersediaan pangan bergantung pada sumber daya alam, fisik, dan manusia.

Ketahanan pangan mencerminkan asupan pangan dan status gizi masyarakat, yang berkontribusi pada pendidikan individu yang sehat. Banyak faktor yang menentukan ketahanan pangan. Kemiskinan yang mempersulit akses terhadap pangan, dianggap sebagai faktor terpenting dalam mencapai ketahanan pangan yang maksimal. Munculnya masalah gizi buruk, termasuk stunting, di negara berkembang menunjukkan bahwa ketahanan pangan penduduknya belum memadai.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk kurang gizi (malnutrisi) yang relatif tinggi,  lebih baik dari satu dekade terakhir. Covid-19 dapat menyebabkan kurangnya kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat umum. Untuk menghindari dampak dari permasalahan tersebut, masyarakat dapat mengatasinya dengan dimulai dari keluarga. Ketika keluarga menerapkan sistem manajemen dan ketahanan pangan dengan baik, maka nilai gizi yang  diperoleh akan maksimal.

Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan masyarakat untuk melaksanakan upaya ketahanan pangan. Contohnya termasuk pertanian sendiri di kebun atau pertanian vertikal bagi mereka yang tidak memiliki ruang kosong di rumah mereka. Ini membantu  menjaga ketersediaan pangan di tengah pandemi ini. Terkait ketersediaan  pangan  konsumen, banyak terjadi  perubahan pola akibat kebijakan physical distance. Pola jalur pasokan  menuju pasar modern dan  berbasis online. Terkait transaksi  konsumen, pandemi menggeser pola transaksi  ke platform digital atau online. Setelah memastikan ketersediaan  pangan yang aman di masa pandemi ini, tugas selanjutnya dalam menjaga ketahanan pangan adalah memastikan bahan-bahan tersebut terjangkau oleh masyarakat. Faktor penting lainnya dalam menjaga ketahanan pangan adalah stabilitas pangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun