Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan perspektif yang dimilikinya. Ada anak yang lebih efektif belajar dengan fokus pada visual, ada juga yang belajar sambil mendengarkan musik, dan ada yang lebih senang belajar dengan gerakan atau yang biasa disebut dengan kinestetik.Â
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang banyak melibatkan gerakan, anak yang memiliki gaya belajar tipe ini biasanya akan lebih mudah mempelajari sesuatu tidak hanya dengan membaca namun harus ada praktiknya.
Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik memiliki ciri lebih suka belajar atau menerima informasi melalui gerakan atau sentuhan. Peserta didik dengan gaya belajar kinestetik sering mengungkapkan kata seperti "rasanya hal itu benar adanya", "saya belum bisa menemukan kepastian", "saya akan mencobanya dulu sebelum memberi kesimpulan". Kalimat seperti ini sering digunakan oleh peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, karena hal itu menunjukkan keinginan mereka untuk melakukan sesuatu yang ingin mereka ketahui.
Bagi peserta didik dengan gaya belajar kinestetik, kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang penting, karena mereka akan melakukan tindakan secara fisik dalam kegiatan belajar. Apabila kondisi fisiknya sehat maka proses dan hasil belajarnya akan maksimal.Â
Namun, berbeda dengan seseorang yang kondisi fisiknya kurang sehat, proses dan hasil belajarnya akan terganggu. Disamping itu, ia akan lebih cepat merasa lelah, tidak bersemangat, dan mudah mengantuk. Berikut ada beberapa upaya untuk mengembangkan gaya belajar kinestetik peserta didik, diantaranya :
1.Belajar sambil bermain
Peserta didik dengan kecerdasan kisnestetik akan kesulitan memahami teori didalam kelas. Dengan begitu, guru dapat mengajaknya belajar sambil bermain. Misalnya, mengajarkan konsep matematika dengan bermain peran sebagai penjual dan pembeli. Kegiatan seperti ini akan memudahkan dalam memahami dan mengingat pembelajaran.
2.Merangsang daya kreasinya
Guru perlu merangsang daya kreasi peserta didik melalui permainan. Contoh permainannya bisa berupa bermain balok dan melipat kertas.
3.Mencari solusi malalui gerakan
Ajak peserta didik memecahkan masalah melalui gerakan. Caranya dengan melakukan aktivitas dalam memperbaiki sesuatu, misalnya menambal barang yang rusak. Aktivitas seperti ini akan merangsang kemampuan anak dalam memecahkan masalah secara mandiri.